Tanya mendorong tubuh Erna sekerasnya, melampiaskan kemarahan dan rasa iri yang menyelimuti seluruh isi kepalanya. Teman-temannya yang lain bahkan ikut membantu Tanya memegangi kedua tangan Erna, supaya gadis itu tak bisa banyak bergerak. Meskipun Erna meronta dan berteriak brutal, dia tidak cukup kuat untuk melawan dua perempuan sekaligus.
“Kamu … benar-benar tidak bisa dipercaya,” Tanya mencengkeram kedua pipi Erna, murka. “Katamu, kamu tidak punya hubungan apapun dengan Hendery?” tanya Tanya.
Erna menepis tangan Tanya sekuatnya. “Kamu gila, ya?! Kamu ini sudah punya suami, tapi kenapa kamu masih saja iri ke semua orang?!” bentak Erna.
Plak! Tanya menampar pipi kanan Erna keras, hingga bekas tangannya timbul kemerahan. “Selama ini aku selalu menahan, tapi kamu selalu kelewat batas. Kamu ini cuman buangan, tapi kenapa Kamu berani mendekati Hendery?!!”
“Apa hubungannya denganmu, hah? Aku tidak merebut siapapun, dan aku bukan istri siapapun! Aku berhak dekat dengan siapapun juga!!” Erna balas membentak lebih keras.
Kepungan Tanya tak pernah meredupkan nyalinya. Bahkan Erna juga mantap berhadapan dengan para bangsawan iblis saat membantu pencarian Karin dulu, apalagi hanya Tanya. Sungguh tidak berarti baginya.
Tanya kembali menampar pipi kanan Erna. Kali ini tamparannya cukup keras, karena bukan lagi memerah, pipi Erna membekas kebiruan yang ngilu.
“Kalau sampai kamu menikah dengan Hendery, aku tidak akan membiarkanmu hidup,” ancam Tanya pelan.
“Tanya, hentikan,” tegur Karin dengan nada tegas namun pelan.
Tanya menoleh cemas, kesana kemari, takut jika Aldo dan Rama ada di sekitar Karin. Meski ekor matanya tidak menemukan dua pelindung Karin itu, Tanya tetap tidak mau ambil resiko. Dia dan dua temannya memutuskan pergi cepat meninggalkan Karin dan Erna.
“Kamu tidak apa-apa?” Karin mengelus pipi Erna, ingin memastikan kondisinya.
Erna menggeleng, meski dia meringis kesakitan saat menyentuh pipinya. “Mungkin kayak gini, ya, rasanya jadi Karin Nevada?” tanya Erna dengan tawa lepas.
“Ini tidak sepadan, karena kalian cuman pura-pura. Apa kamu tidak bisa membatalkan ide gila ini?”
Erna tersenyum. “Aku akan mencoba, karena waktuku tidak lama, jadi apapun aku akan lakukan,”
“Aku akan coba carikan pengantin untukmu,” tawar Karin. Kemudian dia tampak berpikir keras. “Bagaimana dengan Aldo?”
Meledak tawa Erna saat nama iblis paling menyebalkan itu disebut. Dia menggeleng cepat, dengan sisa tawa di wajahnya.
“Aku menghargai usahamu, Rin. Tapi aku cukup puas dengan apa yang kupunya sekarang,”
Karin membalas Erna dengan senyuman, lalu setelah melingkarkan tangannya ke lengan Erna, mereka berdua memutuskan pergi dari tempat itu. Tapi langkah mereka harus terhenti, saat Edo, lelaki yang ditaksir Erna, berdiri di depan mereka dengan obat luka di tangan. Wajahnya gugup, bingung dan kikuk jadi satu.
“Hai, Er,” sapanya.
“Edo? Ada apa?”
“Katanya kamu terluka karena berkelahi dengan Tanya, maka aku … “ Dia mencuri pandang pada sosok Karin yang berdiri di sebelah Erna.
Erna tersipu, senang bukan main. Kemudian dia mendekati Edo, mengambil obat luka itu dengan wajah bahagia.
* * *
“Rin?” Rama tiba-tiba berdiri di samping Karin, yang sedang dalam perjalanan menuju kelas, setelah meninggalkan Erna berdua saja bersama Edo.
“Rama? Tumben Kamu di sekolah?” sapa Karin ceria. Perasaannya memang sedang sangat baik. Melihat Erna yang akhirnya menemukan dambaan hati, serta hubungannya bersama Katon yang makin membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Love Trap [END]
FantasíaMenikah atau ibunya mati. Karin harus memilih salah satu. Katon Bagaskara telah menandainya sebagai calon pengantin, semenjak Karin masih dalam kandungan ibunya. Dan kini, demi menyelamatkan hidup sang ibu, Karin terpaksa pergi meninggalkan kehidup...