Sebelumnya mari Kita panjatkan Doa untuk Almarhum,(Alfatihah).
Kali ini kisah nyata yang di alami oleh si Penulis sendiri, mau percaya atau tidak itu. Terserah anda.
Untuk para sahabat ku, aku minta maaf harus menceritakan ini.Di tahun 2015, saat itu aku mempunyai Perkumpulan atau Geng yang bernama KUCIN atau Kuburan china sebab nama itu diambil dari tempat yang biasanya kami kumpul atau nongkrong.
Aku adalah Erzaafriansyah yang biasa dipanggil Apri tetapi anak - anak Kucin memanggil ku dengan sebutan Codot yang artinya Cowok Idiot. Sofyan atau biasa di panggil Kapten dan juga Idung, dia adalah yang memberikan nama panggilan Codot padaku. Cepot yang nama aslinya adalah Risky Saputra, Remaja kurus yang sering merepotkan ku sebab dia itu seperti Bos yang kerjaanya nyuruh - nyuruh terus. Farhan Ardiansyah atau yang biasa dipanggil Aan dan juga Anbo, Remaja yang memang setia kawan pada semuanya. Anbo juga yang paling panasan diantara semuanya menurut pandanganku. Di Kucin juga ada Arlan dan Jakoy atau Zaky, pasangan emas yang selalu berdebat. Bahkan mereka memperdebatkan hal kecil, misalnya : si Jakoy beli es terus Arlan bilang kalau Es disitu enggak enak. Yaudah akhirnya debat deh mereka, kemudian Ari dan Adoy atau Adi, Ari ini adalah seorang guru karate magang dulu dan Adoy ini teman Ari kecil. Yang lainnya seperti Ibad,Fiqqih, Rama atau kakaknya Adi dan Aji gerbong (sebab badannya bau gerbong kereta, cobain aja deh deket tuh orang....wkwkwkwk).
Hari demi hari kita lewatkan dengan canda tawa, dari hal buruk sampai hal baik kita lewatkan bersama sama.
Tahun pun berganti, saat semuanya tumbuh Dewasa dan sibuk dengan pekerjaannya masing - masing. Aku, Cepot, Arlan, Ari dan Jakoy bekerja disebuah toko baju di wilayah Tebet.
Di waktu senggang ku tepatnya sore hari saat cerah, aku mengunjungi Kucin. Saat itu hanya ada Anbo yang selesai bermain layang - layang, "woii Codot!!" panggilnya. Aku dan Anbo duduk di dekat batu nisan yang jaraknya tak jauh dari Kuburan China.
Suasana Sore iti yang di selimuti lembayung dan keramaian lalu lalang orang - orang yang sedang menikmati bermain layang - layang, "Jika nanti di masa depan Kucin yang menjadi tempat kita berkumpul itu akan di isi dengan generasi baru, aku berjanji akan berteman baik dengan mereka dan akan membagikan pengalaman ku agar mereka tak seperti kita. Hahahaha...... Iya kan sobat?" ucap Anbo sambik menunjuk ke arah Kuburan China. Aku hanya membalasnya dengan anggukan kepala ku saja sambil menatapnya dengan penuh kepercayaan. "Aku sih tak percaya jika hidup ku sampai masa depan nanti, An" ucap ku dengan spesimis. "Ayolah.....jangan kau bermuram durja seperti itu, Apri" sambil tersenyum ia membalas ucapan ku.
Seminggu kemudia saat aku berkenjung kembali, dan saat itu juga Arlan yang baru saja pindah pekerjaan. Dan Arlan saat itu menjadi penjaga Warnet, "uhuk uhuk....." Anbo yang sedang melangkah memasuki pintu warnet. "Weii....Bo,dari mana saja kau?" tanya Arlan. "Biasa Ngojek" balasnya. "Hei Codot, bisa ikut aku sebentar?" ajak Anbo kepada ku yang sedang mendengar kan lagu di depan Biling. Lalu aku dan Anbo keluar, ia pun mengajak ku membeli sesuatu dengan mengendarai motornya.
Di perjalanan saat aku di bonceng olehnya, "apakah kau sakit,An?" tanya ku. "Tenang aja, cuma masuk angin aja kok" balasnya sambil mengendarai. Setelah ia membeli makanan di warung pecel di dekat pertigaan, "bagaimana kabar Cepot dan Ari di sana. Pri?" tanya Anbo sambil menggantungkan sebuah bungkusan, "baik kok, em....ngomong - ngomong apakah kau mengetahui dimana Kapten sekarang, sebab aku ingin bertemu dengannya" balas ku. "Entah Pri, seperti nya aku sudah tak kontak kontakan lagi dengan Sofyan" ucap Anbo.
Lalu aku dan Anbo duduk sambil menyantap sebuah pecel ayam di belakang perkarangan yang di sebut taman RPTRA, sambil menyuap "hufffttt....lelah banget akhir - akhir ini, Pri". "Makanya kau jangan bergadang terus, An" balas ku. "Kayaknya aku ingin pulang" ucapnya sambil menatap ku, "nah....pulang tinggal pulang, An. Bukannya rumah mu dekat" jawab ku sambil membereskan sisa sisa makanan. "Mungkin kali ya, aku harus istirahat" ucapnya sambil mencuci tangan.
Seminggu kemudian, aku yang sedang membereskan steger baju di samping Cepot yang sedang asyik nyanyi nyanyi. "Tring" ponsel ku berbunyi "Halo.....Pri, aku harus menyampaikan sesuatu" ucap seseorang di seberang telepon. "Ini Cokil kah?" jawab ku.
"Benar, aku memberitahukan kabar duka padamu. Jika Anbo meninggal Dunia" Cokil dengan nada sedih, "Jangan bercanda brengsek!!! Ku pukul kau!!" aku memaki. Tengah malam, aku pun sudah selesai bekerja. "Apakah kau serius dengan kabar itu?!" tanya Cepot yang menahan tangisannya, sedangkan Ari yang lesu di pojok tembok sambil menghapus air matanya. " Aku pinjam motor mu, Ari" aku yang bergegas ingin ke kediaman Anbo. Aku meninggalkan mereka berdua dengan mengendarai motor Cepot, malam itu langit menjatuhkan air matanya dan hawa dingin menusuk sampai ke tulang.
Sesampainya aku di tempat kerja Cokil yaitu pertigaan yang disebut Bakso Gio sebab dekat kedai Bakso. Cokil atau bernama asli Fajar, ia juga teman dekat Anbo. Ia bekerja sebagai tukang susu Jahe disitu, "bruak!" aku langsung menghajar wajah Cokil. Motor Cepot ku tepi kan di jalan, "kenapa kau memukul ku!!!" ucap Cokil. "Kau memberitakan berita Hoax!!" sambil mengangkat bajunya, "jika kau tidak percaya.....kau lihat bendera kuning itu, brengsek!!" Cokil yang melempar tangan ku dan menunjuk ke bendera kuning yang bertuliskan nama lengkap Anbo (Farhan Ardiansyah). Aku langsung tertegun dan diam membisu sambil menatap bendera kuning itu.*Dalam benak ku
"Kau pembohong....An, mengapa kau lebih dulu pergi....!!!" sambil mengingat janji yang di lontarkan pada Sore itu tentang ingin berteman baik kepada generasi KUCIN berikutnya.#Enam bulan setelah Anbo di makam kan.
Aku yang baru saja pulang dari tempat ke kediaman Cepot dan saat itu aku pun langsung tidur tanpa mengganti baju ku.
Setelah bersusah payah untuk menutupkan mata, Akhirnya aku berhasil meraihnya tanpa pertolongan siapa pun. hanya kenyamanan dari bantal guling serta kipas angin yg terus berputar. Tak lama tiba - tiba Anbo menghampiri Ku seraya bertanya "Oi....Codot, giliran mu Jaga" Ucapnya. Sontak aku yang terkejut pun Langsung saja bergegas menghampirinya, ia pun berlari.
Aku terus mengikutinya yang berlari dari belakang "An....An...." berlari melewati sebuah jalan raya yang sepi, dia pun menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah ku. "Codot.....sudah lah, jangan mengikuti ku.....belum saatnya kau kesini. Dan aku ingin memberikan janji ku yang waktu itu kepadamu, heheehe" sambil tersenyum. Aku pun terdiam sambil menatap wajahnya yang beseri seri, "hiks...aku berjanji, huaaa......aku akan mengembannya.....untuk mu" sambil menangis histeris dan berlutut ke tanah, seketika ia memudar "aku mempercayai mu, sampai kan salam Rindu ku kepada semuanya. Codot" ia pun menghilang tepatdi depan ku, "An......." teriak ku.
Di dimensi lain tiba - tiba aku mendengar suara Umi (Ibu ku) menyebut Namaku secara Terus-menerus "Pri....bangun...pri". Dan akhirnya Kedua mata ku terbuka dan aku terbangun dari tidur. Aku harus bangun disertai dengan tangisan tanpa sebab, Jadi tadi itu hanya mimpi? Ya Allah tenangkanlah Farhan di alam sana sambil berdoa.Seminggu setelah itu, masih menjaga Janji ku untuk sahabat ku di dalam hati ini. Aku yang sedang melewati Kuburan China, " Bal....." aku yang memanggil adik sepupunya Ari. Dan saat awal ku bertemu generasi KUCIN berikutnya yang saat ini bernama Story geng. Aku mengenalkan nama ku kepada mereka, dan mereka pun memperkenalkan diri dengan cara yang unik. Sandi, Apin, Daffa, Iky, Syadid, Gusti, Toro, Manda dan Pigo. Saat itu di dalam hati ku terus terngiang ngiang Janji ku kepadanya saat ku melihat mereka.
Dan ini adalah babak baru dalam hidup ku.Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Total Horor
Horrorcerita seram atau cerita dari pengalaman si penulis yang ia dengar dari mulut ke mulut dan yang pernah ia alami langsung.