Nama dan tempat di ubah oleh si Penulis (Erza)
Siang itu, Sandi dan Apin sedang mencangkul disawah milik Pak Rio, juragan kaya didesa Gunung Jiwa Kelurahan BojongGede. Keduanya bercucuran keringat karena matahari sedikit terik. Biasanya kedua sahabat itu pulang bekerja ketika adzan dzuhur telah berkumandang. Mereka berdua memang tersohor para pemuda yang rajin.
"San... Adzan masih lama, ya?" Tanya Apin sambil melihat keatas.
"Gak tahu. Aku gak bawa jam!" Jawab Sandi sambil terus mengayunkan cangkulnya.
"Duh, hari ini panas banget ya!" Kata Apin sambil membuka camping yang dipakainya, lalu mengibas ngibaskannya kearah muka.
"Iya nih! Kita istirahat dulu, yuk! Kau bawa bekal apa hari ini?" Kata Sandi sambil berjalan ketepi sawah.
Apin mengikutinya. Lalu duduk dibawah pohon pisang. Mereka berdua makan siang digalengan sawah.
"Aku bawa pepes ikan asin, sambel terasi dan terong ijo! Kau bawa apa?" Kata Apin setelah membuka bekal pemberian ibunya.
"Aku cuma kerupuk sama tempe goreng.." Jawab Sandi.
Ketika keduanya sedang menikmati makan siang masing masing, di mesjid kampung ada pengumuman lewat speaker.
"INNALILLAHI WAA INNAILLAIHI ROJI'UUN.. telah berpulang saudari kita, Dik Awa binti Fullan bersama bayi laki lakinya siang ini. Mohon kepada Bapak/Ibu saudara semuanya untuk membantu pengurusan jenazahnya..."
"Innalillahi.. Ada yang meninggal, Di. Katanya Awa. Kau mau melayat gak?" Tanya Sandi kepada Apin.
"Ya harus dong. Ini kewajiban kita sebagai muslim. Ngurus jenazah itu hukumnya fardhu kifayah, San!" Jawab Apin sambil menyudahi makannya.
"Tapi kita lagi kerja, belum waktunya kita pulang!" Kata Sandi lagi sambil menyudahi makannya pula.
"Yee.. Kau ini. Ini darurat. Ada yang meninggal. Pak Rio juga pasti mengerti. Aku sih mau bantu menggali liang lahatnya saja! Kau mau ikut, gak?" Kata Apin sambil memanggul cangkulnya hendak pulang.
"Ya ikutlah. Aku gak mau sendiri disini" jawab Sandi sambil mengikuti Apin dari belakang.
***
"Eh, Di.. Tadi aku dengar bersama bayinya. Emang Dik Awa udah lahiran? Setahuku baru tujuh bulan dia hamil!" Kata Sandi diperjalanan.
"Gak tahulah!" Sahut Apin pendek.
Ketika berpaspasan dengan orang orang yang hendak pergi ke pemakaman, Sandi dan Apin menanyai kronologi yang sebenarnya. Kata warga, Awa meninggal saat melahirkan bayinya. Lahirannya prematur akibat terpeleset di kamar mandi mesjid ketika mencuci sandalnya yang kotor.
*****
Singkat cerita, pemakaman Awa sudah dilaksanakan. Keluarganya sangat terpukul dengan kejadian tersebut, apalagi Galang suaminya. Dia harus kehilangan dua sosok yang amat berarti dalam hidupnya.
*****
Ba'da maghrib, Sandi dan Apin pergi ke rumah Galang untuk acara tahlilan almarhumah Awa bersama almarhum putranya. Sepulangnya dari acara tahlilan mereka berdua pergi ke mesjid. Maklum pemuda kampung, gak ada tempat tongkrongan. Apalagi keduanya terkenal sangat alim dan taat beribadah, jadi keduanya hanya menghabiskan waktu di mesjid. Malah tak jarang mereka berdua menginap dan tidur di mesjid.
Malam itu, isya sudah berlalu. Sandi dan Apin masih berada didalam mesjid. Keduanya sibuk tiduran di mesjid. Sandi yang agak penakut kebelet pipis, dimintanya Apin untuk menemaninya kekamar mandi.
"Pin.. Aku kebelet. Anter aku ke belakang dong!" Pinta Sandi pada sahabatnya.
"Ogah ah. Aku udah ngantuk nih! Aku mau tidur" kata Apin sambil tengkurap.
Dengan wajah cemberut, Sandi memberanikan diri ke kamar mandi. Saat dia keluar, suasana diluar sedikit dingin. Saat dia melangkah, tiba tiba terdengar suara yang sedang menyikat sesuatu di kamar mandi mesjid bersama tangisan seorang bayi. Semakin dekat, dekat dan dekat Sandi menghampiri. Ternyata di kamar mandi ada seorang wanita yang sedang mencuci kain penuh darah. Wanita itu menggendong bayinya yang merengek.
"Eh Dik Awa, ya! Kok nyuci malam malam begini, Wa! Terus berdarah lagi!" Kata Sandi.
"Iya, Mas! Saya lupa nyuci kain ini. Padahal ini bekas lahiran tadi siang!" Jawab wanita itu.
"Oh iya.. Emm anu Mas.. Tadinya aku mau pipis, tapi entar aja deh kalau Adik sudah selesai nyucinya. Aku masuk dulu aja ya!" Kata Sandi berpamitan.
Wanita itu hanya mengangguk.
Didalam, rupanya Apin tidak bisa tidur akibat banyaknya nyamuk. Mendengar Sandi bercakap dengan seseorang, Apin melihatnya dari lawang pintu. Sandi kembali dan menghampiri Apin.
"Kau ngobrol sama siapa?" Tanya Apin pada Sandi.
"Oh barusan. Aku ngobrol sama si Awa!" Jawab Sandi sambil masuk kedalam mesjid.
"Awa siapa?" Tanya Apin sambil mengerutkan dahi.
"Dik Awa. Kasihan tahu, Di. Tadi dia nyuci kain penuh darah. Sambil gendong bayinya. Dasar si Galang, tega bener ya sama istri sendiri!" Kata Sandi sambil tiduran dilantai.
"Hah...Awa? Serius??" Tanya Apin terkejut.
"Heem.." Sandi menjawab dengan anggukan kepala.
"Ngaco kau. Masa Awa?" Kata Apin lagi sambil mengusap pundaknya yang agak terasa berat.
"Yeh, malah gak percaya!" kata Sandi lagi, rupanya dia belum juga menyadarinya.
"Ta... Tapi.. Tapikan Dik Awa dan bayinya tadi siang kita kuburkan, San...!" kata Apin sambil larak lirik kesekeliling.
"Astagfirulloh..." kata Sandi sambil merasa terhentak.
Sandi lari ke arah kamar mandi diikuti Apin. Aneh, kamar mandi nampak kering padahal dia yakin tadi ada yang mencuci. Sandi ingat kejadian tadi siang, memang benar Awa dan bayinya sudah meninggal. Lalu... Yang dilihatnya siapa?
"Setan...!!!" teriak Apin dan Sandi berbarengan. Keduanya berlari meninggalkan mesjid.
Tiba tiba, di atas dahan pohon sawo yang ada dipekarangan mesjid ada sosok bayangan wanita berambut panjang dan berayunan. Sosok putih itu tertawa cekikikan.
"Hihihihi......nyari aku ya...mas"
Mereka berdua kabur "Ketannn.....!!"Terimakasih
Jangan kaku lah, wkwkwk _Erzaafriansyah_
KAMU SEDANG MEMBACA
Total Horor
Horrorcerita seram atau cerita dari pengalaman si penulis yang ia dengar dari mulut ke mulut dan yang pernah ia alami langsung.