Nama dan tempat di ubah oleh si Penulis (Erza) dengan nama teman - temannya
Nama saya adalah Moreno,cerita ini bermula saat saya menemani teman saya bernama Erza yang berkerja di sebuah perternakan ikan di Wilayah Bekasi
Jadi malam itu tepatnya setelah sholat isya', aku dan ketiga temanku, sebut saja namanya Erza,Sharu dan juga Megan, pergi ke kolam ikan milik Jun sang Juragan ikan Lele.
Seperti biasanya, sebelum memulai obrolan, kami berempat merebus air terlebih dahulu. Karena termos air panasnya sudah kosong dan untuk membuat kopi, kami pun harus merebus air terlebih dahulu.
Setelah kopi sudah siap, kami pun duduk di teras depan gubuk yang sudah di sediakan sambil menikmati sejuknya udara malam dan hangatnya canda tawa ketiga temanku. "Sruuut... ah.... alhamdulillah, enaknya". Tiba-tiba mereka terdiam dan menoleh ke arahku.
Karena mendapat respon seperti itu, aku pun bingung dan bertanya "kalian kenapa?" ucap ku.
"Kesambet setan apaan lu, Mor?". Tiba-tiba Sharu melemparkan pertanyaan seperti itu kepadaku. "Tumben ngucap" tambah si Erza.
"Hahahaa.... biasanya toxic terus" tambah si Megan. Mereka pun tertawa karena ternyata mereka sepemikiran.Tidak sampai di situ saja. Candaan pun terus berlanjut hingga tak terasa, malam pun sudah semakin larut.
"Eh, kalian pada laper ga?", tanya si Megan.
Kami pun serentak mengiyakan pertanyaan tersebut."Emangnya ada warung buka jam segini?", tanyaku sambil melihat jam di handphone yang sudah menunjukkan pukul 01:24 dini hari.
"Eh, kalian tau kan kebun milik si Naukara?, si orang kaya baru yang tinggalnya di kampung sebelah" Tiba-tiba Erza angkat suara.
"Yang kekayaanya di dapat dari hasil Menang Coswalk teruskan pakai kostum Zilong?" cletuk Megan, "ckckck....sungguh Niat banget itu si Naukara" Sharu yang menggelengkan kepalanya, "emang kenapa, Za?" tanya ku.
"Tadi sore aku liat jagung udah besar-besar banget dan siap panen di kebun si Naukara itu, mending kita eksekusi dikit", tambah Erza sambil tersenyum licik. "Tapi itu kan namanya maling" sahut Sharu, "nggak apa-apa,halah.... lagi juga dosa nggak kelihatan ini" cletuk Megan.
(Krucuk krucuk) suara perut kami.
Karena perut sudah tidak bisa di ajak kompromi, kami pun menyusun strategi serta mempersiapkan kebutuhan untuk melakukan tugas tersebut.Dengan mengendarai motor bebek milik Ku yang bannya sering bocor,akhirnya kami berempat sampai.
Sesampainya kami berempat di lokasi eksekusi, kami pun langsung saja memilih jagung yang sudah tua dan layak di konsumsi.
"Ingat bro, kita nggak boleh berlebih-lebihan dalam suatu hal, kata guru agama itu tidak boleh", ujar si Sharu memancing tawa.
"Sok suci luwak (panggilan untuk Sharu)....!!! Inget kalo ada sisanya kita jual bakal benerin kostum kita semua" Ujar Erza, "yaudah lah iya" jawab Sharu "hahahaha oii luwak rejeki jangan ditolak" cletuk Megan
Kami pun akhirnya tertawa kecil sambil menahan suara agar pemilik kebun tidak mendengar. Karena posisi kebun jagung ini terletak persis di samping rumah sang pemiliknya."1,2,3,4,5,6,7,8.... udah cukup nih, satu orang dapat dua..". ujar Megan setelah menghitung jumlah buah jagungnya.
"Hee... mana cukup, minimal 10 lah masing-masing orang", ujar Erza menyanggah.
"Terserah lah, kalau bagiku udah cukup nih" aku meyakinkan.Namun Erza masih ingin menambah hasil eksekusinya juga, dan kami hanya menemaninya memilih jagung yang sudah tua.
"Nah, ini lumayan tua nih", ujar si Erza sambil memegang buah jagung yang lumayan besar.Saat si Erza ingin mengambil jagung tersebut, tiba-tiba angin berhembus pelan menerpa wajahku, dan tiba-tiba, bulu kudukku meremang.
"Mor, perasaan gue kok nggak enak ya, mending balik kita", ujar Megan sambil mencolek ku.
"Halah lebay lu Gundam (panggilan untuk Megan), kaya punya perasaan aja. Dih parnoan banget dah jadi orang?!", ujar si Erza sambil memegang jagung yang sudah dipetik barusan.
"Astaghfirullah,.... Apt apt.....afffaan tuhhh...." ungkap si Sharu sambil menundukkan badan dan menggoyangkannya ke samping (percis kayak artis TIKTOK)
,Pandangan kami pun seketika tertuju ke apa yang di maksud oleh Sharu.Refleks, kami pun terkejut saat melihat sesosok pocong yang berdiri di antara pohon jagung yang tak begitu jauh dari kami berada.
"Amirulkah?" ucap ku yang biasa melihat cosplayer pocong, "bu....kan Morr....itu pocong asli begoo!!" teriak Megan
"Po....po...po...pocong!!" karena terkejut si Erza pun melemparkan jagung yang barusan dia petik tersebut ke tanganku. Aku pun yang sedang memegang jagung tersebut menjadi panik, dan melemparkannya tepat mengenai kepala Pocong tersebut. "Woy, tungguin..." ujarku sedikit mengeraskan suara karena ternyata aku sudah di tinggal lari duluan.
Kami berempat pun terbirit - birit.Dengan tergesa-gesa kami menaiki motor dan langsung tancap gas kembali ke kolam ikan milik Juragan Jun tanpa memikirkan nasib Pocong yang kena timpuk pake jagung.
Erza mengendarai motor bagaikan Valentino Rossi dengan membonceng kami bertiga di motor bebek milikku yang bannya sering pecah.Setelah sampai di lokasi, kami pun tertawa terbahak-bahak. Tidak tau kenapa, padahal nggak ada yang lucu.
Setelah tawa kami mereda, Erza pun bertanya perihal jagung yang dia lemparkan kepadaku.
"Mor, jagung yang tadi dimana?" tanya Erza,
"Udah gue pake buat nimpuk Amirul, maksud ku Pocong tadi", ujarku.
"Yah... nggak jadi makan tiga dong" Erza dengan muka melas.
"Lah kan bagus malahan. Itu namanya adil", jawabku sambil tertawa kecil.
"Kan udah di bilang tadi, nggak boleh berlebihan... kan kena azab, hahahaha", ujar si Sharu sambil tertawa.
" Tuh dengerin kata pak Ustad Sharu bin Luwak ekor 6" cletuk Megan.Karena hari semakin malam, kami pun menyegerakan pengolahan jagung yang didapat barusan. Empat dibakar dan empat lainnya di rebus.
Kami pun menikmati hasil panen kami dengan bahagia hingga tak terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul empat pagi. Karena matapun sudah berat, kami pun mengambil posisi masing-masing untuk tidur
Terimakasih
_Jhonson mode singit_
Pelajaran yang diambil adalah: Jangan serakah kayak si Erza dalam cerita diatas.
Tokoh :
MC : Moreno - orang yang selalu cukup
Tritagonis : Erza - seorang yang menjaga kolam lele milik Juragan Jun, sangat serakah dan menghasut
Megan - anak kampung situ, cuma ikut ikutan tapi mau
Sharu - anak kampung situ, selalu takut bertindak sebab ia memikirkan dosa tetapi dilakuin juga.Peran lain
Amirul - seorang cosplayer Horor yang selalu memakai kostum pocong, makanya semua orang tau kalo pocong adalah dia saking melekatnya identitas itu
Juragan Jun - pemilik kolam lele
Naukara - anak kampung seberang dan pemilik ladang jagung yang kaya raya karena selalu memenangkan lomba cosplayer.

KAMU SEDANG MEMBACA
Total Horor
Hororcerita seram atau cerita dari pengalaman si penulis yang ia dengar dari mulut ke mulut dan yang pernah ia alami langsung.