Puspa Bagian 02

5 0 0
                                    

Bentar - bentar ini kan bagian keduanya, jadi gue nyeritainnya agak cepet ya.

*Lanjut

Dua teman Zul dan juga tersangka bernama Johan dan Yanto terkejut ketika mendengar kabar tentang Zul yang bunuh diri karena teror sosok setan kuntilanak Puspa. Mereka bergegas ketempat kediaman Zul. Mereka tidak menyangka bahwa sosok itu bisa mengincar teman mereka sampai bunuh diri.

(Ketar ketir kau deck......wkwkwkwkwk, skip skip. Siapa sih nih yang ngetik Komedi begini.....!!!!!) , oke lanjut.

Mereka mulai merasa ketakutan. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka merasa tidak aman lagi.
Tak lama kemudian, Johan menemukan pesan aneh di dikamar Zul. Pesan itu mengatakan bahwa mereka juga akan menjadi sasaran sosok setan kuntilanak Puspa.

Johan merasa panik. Ia tidak tahu harus bagaimana. Yanto juga merasa ketakutan, Ia merasa sosok itu mulai mengincar mereka satu persatu. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia merasa tidak ada tempat yang aman lagi.

Beberapa minggu berlalu setelah Johan dan Yanto menyaksikan kejadian teror sosok setan kuntilanak Puspa. Akhirnya, mereka memutuskan untuk pergi liburan untuk menghindari stres akibat teror tersebut. Mereka berpikir bahwa dengan pergi jauh dari tempat tinggal mereka, mereka bisa merasa lebih tenang dan aman.

Johan dan Yanto merasa cemas saat mengemudikan Motor tuanya di daerah perkebunan saat  malam hari. Mereka merasa seperti sedang diawasi oleh sosok setan kuntilanak Puspa.

Tiba-tiba saja, sosok itu muncul di kursi belakang mobil mereka dan berkata, "Kalian harus ikut denganku!!!!." Johan dan Yanto merasa terkejut dan panik. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Yanto yang panik pun, membanting stang motornya ke arah sebuah parit yang dimana parit itu sangat dalam. Ia merasa tidak ada jalan keluar lain selain melarikan diri dari sosok itu. Namun, tindakan Yanto ini malah mengakibatkan kecelakaan yang fatal.

Motor mereka terperosok ke dalam parit itu dan terbawa arus sungai yang dimana mereka mengubur mayat Puspa itu. Yanti dan Johan tidak bisa selamat dari kecelakaan tersebut. Mereka meninggal di tempat kejadian. Sosok setan kuntilanak Puspa pun hilang seketika.

Mungkin ia merasa tidak perlu lagi mengintai mereka setelah kejadian tragis tersebut. Atau mungkin ia merasa tidak punya alasan lagi untuk menghantui mereka. Karena mereka memang pantas mendapatkan balasannya.

Beberapa waktu berlalu setelah kejadian kecelakaan yang menimpa Johan dan Yanti. Seorang peternak lele tidak sengaja menemukan tubuh wanita saat sedang melangkah ke batu besar di pinggir Sungai. Peternak itu histeris dan meminta pertolongan.

Setelah dibawa ke balai desa, ternyata tubuh itu dikenal oleh warga sebagai Puspa. Warga terkejut tidak menyangka bahwa Puspa sudah meninggal dengan cara yang mengenaskan. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Polisi pun melakukan otopsi terhadap tubuh Puspa. Hasilnya menunjukkan bahwa Puspa dibunuh dengan cara yang keji. Warga merasa tidak percaya dengan kejadian tersebut. Mereka tidak menyangka bahwa di kota mereka ada orang yang begitu kejam.

Untuk memperingati Puspa, warga mengadakan doa bersama di sekitar Sungai tersebut. Mereka berdoa agar Puspa diterima dengan baik di sisi Tuhan dan agar kejahatan yang terjadi tidak terulang lagi.

Namun, sampai hari ini, tidak ada yang tahu siapa yang membunuh Puspa. Faktanya, 3 pemuda bernama Johan, Yanto dan Zul pelakunya. Mereka sudah mendapatkan ganjaran atas kejahatan mereka dengan meninggal dalam kecelakaan yang mengenaskan.

Warga tidak mengetahui bahwa kecelakaan Johan dan Yanto disebabkan oleh sosok setan kuntilanak Puspa yang menuntut balas dendam. Mungkin hanya Tuhan yang tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah kejadian itu, si teman pengkhianat yang bernama Danastri itu selalu bertingkah aneh.
Danastri terkena mental sejak kehilangan Zul kekasihnya, ia pun sering berteriak dan memaki siapa pun yang di hadapannya sebab ia mengira semua orang adalah Puspa yang membuat kekasihnya itu bunuh diri.
Danastri pun di bawa ke rumah sakit Jiwa yang saat ini berada di Grogol.
Mungkin saat ini ia sudah meninggal, saya pun tak mengetahuinya.

Tempat Puspa tewas itu saat ini sudah menjadi jalan raya di samping Perpustakaan Nasional daerah Jakarta Pusat. Dan banyak ruko ruko disana, aku awal bertemu dengan si Puspa ini saat aku sedang mengirim sebuah Piano di dalam Audiotorium yang berada di Perpustakaan.
Ia melambaikan tangannya sebab ia mengetahui bahwa aku melihatnya, wujudnya tak menyeramkan sebab ia menampakan wujud sebelum ia tewas kepada ku.

Ia menyukai musik musik Jazz dan Pop pada tahun 1950 - 1970 an.
Ia juga pun sepertinya akrab kepada teman kecil ku yang bernama Maria.

(Oke cukup ceritanya)

Sekian dan terimakasih

Selamat menjalankan Ibadah Puasa.
_Erza Afriansyah_

Total HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang