Daging ayam untuk Dea

6 0 0
                                    

Nama dan tempat di ubah oleh si Penulis (Erza)

Pukul 16:00 WIB

Alkisah seorang anak berumur 4 tahun bernama Dea.
"Ayo dong nak, dimakan nasinya, mamah gak suka kamu susah makan begini" Kesal Ibunya

"Tapi aku maunya sama daging ayam mah, gak mau sama tempe terus, bosan!!" keluh Dea

"Kamu tunggu sebentar, mamah beli daging ayamnya dulu" jawab Ibu

"Iya mah ?" Senyum Dea
.....
Ibu pun membeli daging ayam di Warteg dan memberikannya pada Dea.

"Alhamdulillah nak, mamah sudah beli daging ayamnya, ayo dimakan" Ucap Ibu

"Gak mau.. Dea pengennya yang kaya di TV, pake Tepung gitu" Dea sambil nangis

"Ohh.. Fried Chiken, nanti besok mamah beli ya......?" Ibu yang menenangkan

"Pokoknya Dea maunya sekarang." Dea Cemberut

"Iya kamu tunggu sebentar, mamah beli dulu di pinggir jalan" Ibu yang melangkah
......
Sepuluh menit kemudian Ayahnya pulang.

"Dea sayang, kok sendirian mamah kemana ?" tanya Ayah

"Mamah pergi beli Fried Chiken dulu pah" jawab Dea.

Tiba-tiba ada tetangga datang.

"Maaf pak Yusuf.... Istri bapak kecelakaan di jalan sana."

"Astagfirullahal'adzim, Dea ayo ikut sama Papa" sambil menggendong Dea

Kemudian mereka pergi ke lokasi.

Sampai disana sudah ada banyak orang, pak Yusuf lalu menghampirinya. Ternyata istrinya sudah meninggal dunia akibat luka benturan di kepalanya, karena istrinya tidak pakai Helm.

"Papa.... Mamah kenapa pa ?" Dea menangis tersedu-sedu

"Kamu yang tenang dulu ya nak !" Pinta Ayahnya
.....
Singkat cerita jenazah Ibu sudah dibawa ke rumah, serta sepotong Fried Chiken yang dibelinya masih dipegang erat di tangannya. Semua kesulitan membuka kepalan tangan Ibu.

Lalu Dea yang terus menangis meraih tangan Mamahnya, dan mengambil sepotong fried chiken tersebut. Akhirnya bisa terbuka juga kepalan tangannya.

"Maafin Dea mah.. Dea sudah bikin Mamah jadi seperti ini, Dea janji Akan jadi anak baik, dan gak akan menyusahkan Papa." Tangis Dea.

Hingga selesai pemakaman, Dea masih menangisi kepergian Mamahnya, ia pun memeluk Kuburan Mamahnya yang masih baru itu.

#Beberapa tahum kemudian

Dea pun beranjak Dewasa dan ia memiliki banyak teman, Dea saat ini sedang duduk di kelas 12.

Saat itu tengah malam, Dea mendapatkan telepon dari Sari sang Bestie dari Dea.
Sang Ayah yang selesai sholat tahajud pun menegur putrinya agar segera tidur, namun Dea membantah Ayahnya.

Dea pun mengacuhkan Ayahnya dan melangkah ke teras rumah untuk melanjutkan kembali menelepon Bestienya itu. Setelah ber jam - jam ia menelepon, datanglah seorang kurir.

"Permisi.... Apakah ini rumah dari mbak Dea?" tanya kurir, "iya saya sendiri mas" jawab Dea.
Kurir itu memberikan kantong plastik , kemudian Dea bertanya " siapa yang mengirim ini, malam-malam ya.Mas?" tanya Dea, "oh...maaf mbak nama pengirimnya tak terdaftar di aplikasi" ucap kurir.
"Apa ini sudah di bayar?" Dea bertanya, Kurir hanya mengangguk.
Lalu tanpa berpikir panjang Dea pun membuka kantong plastik itu, betapa terkejutnya ia melihat apa yang di dalam.
"Da....da....daging....ayam....!" perasaan sedih bercampur takut yang saat ini ia rasakan. Ia pun membuang kantong plastik itu, dan menatap kedepan yang tak ada siapa pun sambil memanggil manggil kurir "mas....mas".

Tiba - tiba dari belakang terdengar isak tangis " hiks....hiks....Dea, mengapa kamu mengingkari janjimu.Nak", Dea pun menoleh dan ia pun langsung pingsan.

Beberapa saat kemudian ia tersadar, ia sedang tidur di kamarnya. Ayahnya berada di samping nya, "ayah....maafim Dea....karena tadi, Dea sudah menghiraukan Ayah" Dea sambil menangis. Ayah hanya memeluknya, "Ayah....maafin Dea....yah...." Dea menangis di pelukan Ayahnya.
"Ayah sudah memaafkan mu, nak. Sekarang lekaslah engkau tidur" jawab Ayah.
"Ayah, kok Dea bisa disini?" tanya Dea sambil menatap wajah Ayahnya. "Barusan kau pingsan di depan, Ayah melihatnya dan langsung membawamu ke kamar" jawab Ayah. "Aku tadi bertemu Ibu, yah...." ucap Dea sambil menyeka air matanya, Ayah hanya tersenyum. "Dea janji, yah....bakal menjadi anak penurut dan baik sekarang. Dea gak mau lagi gak dengerin Ayah" Dea dengan wajah bersalah, "lebih baik kau istirahat, siang nanti kita berziarah ke makam Ibu" ucap Ayah.

Pada siang harinya,
Ayah dan Dea pun berziarah.

Disitu Dea memeluk makam Ibunya sambil berkata "kali ini Dea akan benar - benar berjanji, Ibu maafkan Dea".

Terimakasih

Total HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang