Total Horor

Teror di malam tahun baru

Nama dan tempat di ubah oleh si Penulis (Erza) dengan nama teman- temannya

Assalamualaikum nama saya Adalah Naysah, saya mau berbagi pengalaman saya dengan dunia gaib. Sebenarnya saya ada banyak sekali pengalaman dengan makhluk astral, tapi hari ini saya mau menceritakan pengalaman saya dan teman saya saat tahun baru di kost-kostan teman saya. Langsung saja.

Saat itu, kalau tidak salah kejadiannya akhir tahun 2021. Saya mempunyai teman yang sangat akrab, mereka adalah Citra dan Ola. Setelah lulus ujian SMK, kami bertiga mendaftar untuk bekerja di suatu Restoran cepat saji daerah Pasar minggu, tapi saat tes pekerjaan, hanya saya dan Citra yang lolos sedangkan Ola tidak.

Karena saya dan Citra tahu kalau Ola sedih, kami berdua berencana membuat acara pesta tahun baru sebelum akhirnya saya dan Citra harus berpisah sama Ola. Kebetulan kost-kostan Citra saat itu kosong, maklum semua lebih memilih pulang ke rumah masing-masing buat merayakan tahun baru bersama keluarga mereka. Dan kebetulan sekali bapak kost juga pergi berkunjung ke rumah saudaranya di daerah Depok Baru.

Sebenarnya sudah banyak yang bilang kalau kost-kostan teman saya itu banyak penunggunya, bahkan Citra sendiripun bilang kalau disana memang banyak makhluk halus. Sedikit info, Citra itu terkadang bisa melihat makhluk halus dikarenaka dia adalah Anak Indigo dan pula Gebetannya Citra bernama Reza juga seorang anak Indigo. Tapi karena sudah nekat, akhirnya saya, Citra dan Ola sepakat buat ngerayain tahun baru di kostan itu.

Pagi hari, saya dan Citra pergi ke rumah neneknya minta ayam untuk di panggang. Lalu ayam itu saya bawa pulang ke rumah, minta tolong ibu saya buat manggang. Maklum kami bertiga sangat payah dalam hal masak memasak. Siangnya, saya ke rumah Ola, menjemputnya sekalian minta ijin sama bapak ibunya Ola kalau malam ini Ola menginap di kost Citra, setelah itu saya mengantar Ola ke kost Citra dan saya terus lanjut pulang ke rumah.

Sore harinya saat saya bersiap-siap, saya dapat pesan WhattsApp dari Citra katanya saya di suruh cepat kesana. Bahkan Citra sampai miss-call berkali-kali (posisi saat itu saya mandi, dan ponsel ada di dalam kamar). Saya sampai terheran-heran ini anak kenapa kok kesusu (terburu-buru) banget? Setelah maghrib, di antar bapak saya meluncur ke kost-kostan Citra sambil membawa ayam panggang dan makanan kecil lainnya.
Tapi saat sampai di depan kostan, rumah dalam keadaan pintu terkunci rapat. Saya coba telepon si Citra tapi gak di angkat. Karena saya agak takut, akhirnya saya nyuruh bapak saya buat temanin sampai teman saya balik. Setengah jam kemudian si Citra sama Ola akhirnya kembali, mereka terlihat menenteng dua buah plastik berukuran lumayan besar. Karena kedua teman saya sudah kembali, saya menyuruh bapak saya untuk pulang. Saya memasang tampang galak mendapati kedua teman saya malah cengar-cengir kayak orang tidak bersalah.

“Kemana saja sih?” tanyaku setengah gondok.
“Sorry Bestie, tadi ke Alfa beli makanan ringan. Sudah lama ya?” jawab Citra sembari membuka pintu. Sedangkan Ola terlihat sedang asyik dengan ponselnya.
“Oh ya, tadi kenapa miss-call berkali-kali?” tanyaku sambil menaruh ayam panggang dan makanan ringan di atas meja makan.

Citra dan Ola saling pandang, saya melihat mereka heran.

“Um. Eh, mending kita ke depan jalan Poltangan saja lah nungguin kembang api, entar balik baru makan ayamnya” usul Ola mengalihkan pembicaraan.

Citra langsung saja setuju dan menyeretku keluar rumah menuju jalan Poltangan yang sudah lumayan ramai. Sebenarnya saya masih heran dengan tingkah mereka berdua, tapi karena gak mau merusak suasana, akhirnya saya putuskan buat gak bertanya lagi. Singkat cerita, kami gak jadi nunggu kembang api karena ada suatu insiden di alun-alun itu. Biasa ya, kalau ramai orang, jalanan padat terus pada ricuh sampai polisi juga turun tangan.