Nama dan tempat aslinya di samarkan oleh si Penulis (Erza) dengan memakai nama teman - temannya. Yaitu Maura, Apin, Sandi dan Yadi.
hai, kenalkan nama Saya Maura, Saya seorang gadis berumur 17 tahun dan Saya duduk dikelas 2 SMK 32 .
Ini kisah Saya saat saya Sedang akan berangkat sekolah, pagi itu udaranya seperti biasa yaitu dingin dan masih sedikit bercampur debu kendaraan, pukul 05:00 pagi ketika saya menaiki sebuah angkot ada seorang lelaki ganteng dan berpakaian SMK sama seperti saya, karna itulah yang membuat saya penasaran siapakah dia? Kok saya baru melihatnya kali ini sedangkan di sekolah sepertinya tidak pernah muncul batang hidungnya apalagi dilengannya ada tempelan bertulis “XI” yang berarti seharusnya saya mengenalnya. Ketika diperjalanan saya makin merasa aneh ketika angkot ini begitu sepi tidak seperti biasanya dipenuhi pelajar terutama pelajar wanita seperti saya dan ditambah jalanan macet tidak seperti biasanya pula, tiba-tiba lelaki itu melihat saya dan berkata “Hai, kenalin nama gue Apin, nama lu siapa?”, karna dia menyapa dan bertanya maka saya jawab “hai juga, nama aku Maura”, tapi dia hanya tersenyum dan berkata “senang berkenalan dengan kamu Maura”, saat itupula saya menghapus segala keburukan dalam pikiran saya tentang dia.
#10 menit kemudian akhirnya sampai juga di sekolah dan lelaki itupun ikut turun bahkan dia membayarkan uang angkot saya, saat saya masuk gerbang sembari mengobrol dengan dia justru saya merasa orang disekitar saya melihat kearah saya dengan tatapan yang tidak biasa hingga lelaki itu pamit kepada saya “oh iya Raa, aku masuk kelas dulu ya dan makasih ya udah mau kenalan sama aku” lalu aku membalasnya dengan senyum dan berkata “terimakasih kembali Pin”.
Disaat saya berjalan sendiri menuju kelas, teman saya Sandi mendatangiku dan berkata “heh Raa, lu daritadi ngobrol sama siapa sih?” dibarengi ekspresi wajah yang heran, “loh masa lu gak kenal San? Dia kan Apin anak kelas 11 loh” “hah Apin?! Gak mungkin! Kan diangkatan kita dari jaman kelas 10 juga gak ada yang namanya Apin! Ngaco kamu Raa” jawab Sandi dengan ekspresi yang makin heran, ternyata Yadi kakak kelasku ikut campur terhadap obrolan saya dengan Sandi dan langsung berkata “Apin itu angkatan kakak, dia meninggal tahun lalu karena kecelakaan tunggal di jalan tol” lalu aku dan Sandi pun semakin heran, “gak usah heran kalian, disekolah ini yang namanya Apin ya cuman dia dan dia itu anak yang paling sering dibully teman-temannya bahkan kakak kelas dan adik kelasnya juga! Mungkin kalian salah satunya…” “kenapa dia sering dibully kak? Kan dia ganteng” saya bertanya kepada kak Yadi, “iyah, menurut beberapa omongan dia ganteng karna memakai dukun tapi kakak yakin dia jadi ganteng karena telah berhasil menurunkan berat badannya dan sering berolahraga sehingga menjadi ideal badannya.” “kakak kenal Apin sejak kapan?” Tanya Sandi, “kakak baru kenal dia saat kelas 10 dulu, dia gendut tetapi sejak kenaikkan kelas justru dia menjadi ideal dan tampan”, lalu bel tanda masukpun berbunyi,
Saya dan Sandi pun langsung pergi ke kelas.Di dalam kelas selama pelajaran saya tidak bisa berkonsentrasi karena kurang enak badan dan kepikiran tentang Apin terus, “Maura! Maura! Hei! Kenapa kamu bengong terus?!” marah bu guru kepadaku, “eeeehhhh tidak bu, sa-saya kurang enak badan saja” jawabku sambil tergagu-gagu, “yasudah, Sandi tolong antarkan Maura ke ruang UKS!” “baik bu…” jawab Sandi.
Kelasku dengan ruang UKS tidak terlalu jauh tetapi rasanya saya sudah capek sekali padahal baru melewati 2 kelas dan tiba-tiba saya melihat suatu bayangan dan berteriak “AAAAAAAAA!!!!!!” dan saat itupula-lah saya tidak sadarkan diri.
“Maura! Maura! Maura! Maura! Sadar Maura!” aku mendengar suara itu tetapi tidak terlalu jelas dan akupun merasa seperti sedang disebuah tempat yang indah, rumput hijau tak berpenghujung, udara sejuk, matahari yang tidak panas, tetapi tiba-tiba suara teriakkan memanggil ku untuk sadar hilang.
Ada sebuah suara “hai Maura!” dan saat saya berbalik badan dan ternyata Apin disana! Entah kenapa saya tidak ketakutan atau terkejut apalagi saya sudah tahu bahwa Apin telang meninggal tahun lalu. “Maura, kamu jangan heran, kamu akan baik-baik saja kok disini” “iya Pin, oh iya ini aku dimana?” “kamu disebuah padang rumput, aku harap kamu suka disini tapi, kamu harus ingat bahwa tempat kamu sebenarnya bukan disini”, lalu tiba-tiba Apin melambaikan tangan ke arah ku dan saat itu pula aku membuka mata dan melihat guru beserta Sandi berada disamping diriku. “Maura, kamu gak apa-apa?” Tanya seorang guru yang tidak begitu jelas ku lihat tetapi suaranya ku kenali, “iya, gak apa-apa”.Lalu tak lama kedua orang tuaku datang dan membawaku pulang, diceritakan orang tuaku ternyata saya sudah pingsan hampir 30 menit maka karna itulah pihak sekolah memanggil orang tua saya, saat itu pula saya berpikir padahal saya hanya merasakan sekitar 3 menit dan tempat apakah saat saya pingsan tadi berarti?! Pertanyaan itu saya pendam. Selama perjalanan menuju rumah sakit saya terus mengeluarkan keringat panas dingin dan dengan muka pucat sekali, sesampainya di rumah sakit saya berjalan sambil dituntun bapak saya. 15 menit menunggu giliran, saat saya masuk dan selesai diperiksa justru dokter bilang tidak ada yang salah dari hasil diperiksa dan saya hanya diberi obat berupa vitamin dan penguat imun tubuh serta harus beristirahat selama 2 hari di rumah.
Ibu saya menunggu mengambil obat sedangkan saya dituntun oleh bapak saya berjalan ke mobil agar saya tidak lelah, lalu sayapun tidur di dalam mobil.
Sesampainya di rumah saya dibangunkan oleh bapak saya, saat itupula saya merasa tidak sakit lagi justru sangat berenergi tetapi tetap saja saya disuruh istirahat, dikarenakan masih merasa mengantuk saya pun lebih memilih tidur lagi. “Hai Maura, selamat datang kembali ya!” tiba-tiba suara itu muncul lagi dan saya tersadar bahwa saya ada disebuah padang rumput yang sepertinya pernah saya datangi namun saya tidak ingat segalanya kecuali wajahnya, dia Apin! “Maura! Kenapa bengong?” “enggak kok Pin, oh iya ini dimana sih?” Tanya ku, “ini alam ku, Raa, kenapa gitu? Beda ya?” “iya, aku ngerasa aneh aja disini”, “kamu gak usah takut, sebenernya aku pingin ngomong sesuatu ke kamu, bilangin ke Yadi bahwa dia harus bertanggung jawab atas semua ini!” tiba-tiba Apin bersuara keras sambil membentak, “memangnya kenapa?” Tanya ku sambil ketakutan, “jadi begini Raa cerita, dulu waktu aku sedang jalan-jalan bersama pacarku, aku kecelakaan di tol, pacarku entah kemana sekarang, sopir dan aku mati seketika di tempat karna kepala kami membentur benda keras” “lalu?”, “lalu, akupun mati, sebenarnya sekarang yang kamu lihat bukanlah aku tetapi jin yang memang tahu semua tentang Apin, aku ingin Yadi bertanggung jawab atas perbuatannya!” kembali dia berkata dengan nada tinggi, “memang apa yang Yadi lakukan?! Dan kenapa?!” Tanya ku sambil heran, “dia yang membuat rem mobil ku tidak berfungsi! Sebenarnya aku tahu dia suka sama pacarku, namanya Kinanti, tetapi Kinanti tidak menyukainya” “lalu kenapa aku?!” “hanya kamu yang bisa melihatku, aku harap kamu mau menyampaikan ini kepada Yadi, bahwa dia harus menyerahkan diri ke kepolisian dan meminta maaf ke keluarga ku”. Lalu tiba-tiba suara Apin menghilang dan akupun terbangun dari tidur.
“Maaah!” teriakku memanggil ibu, “iya apa Raa?!” “Mana HP aku???” Tanya ku, “itu, didekat TV”. Akupun mengambil HP ku dan menelpon Yadi, “halo?” “ini kak Yadi kan?” “iya, ada apa Raa?” “gini kak, kakak harus segera menyerahkan diri ke polisi atau aku yang bakalan melaporkan kakak ke polisi!” “jangan-jangan kamu tahu masalah ini kan!” “iya kak!! Aku tahu semuanya!!” “berarti kamu yang seharusnya dibunuh!” “tidak akan bisa! Lihat saja!” (telepon dimatikan oleh Yadi), dengan segera saya pun bergegas mandi dan mengajak ayah pergi ke kantor polisi saat waktu maghrib itu, disepanjang jalan saya memberitahu semuanya kepada ayahku tentang kasus yang akan saya laporkan ke polisi itu. Sesampainya di kantor polisi, tiba-tiba di tas kecilku ada sebuah kertas yang sudah lecek dan bertuliskan “Maura, pakai semua barang ini untuk menuntut Yadi, dan sebelum dia dipenjara mohon biarkan dia untuk meminta maaf ke keluarganya dan keluargaku baru dia boleh dipenjara” dan ternyata ada benda-benda tajam serta sebuah kaset video CCTV yang melihatkan bahwa Yadi merusak rem mobil saat mobil tersebut berada di parkiran, saya masuk kedalam kantor polisi dan memberitahukan semuanya serta semua bukti yang ‘tiba-tiba’ berada di dalam tas kecilku. Setelah melapor, saya pun pulang dan keesokan harinya pihak kepolisian datang ke rumahku dan menyuruh saya menunjukkan Yadi maka saya pun membawa polisi ke sekolah dan langsung menangkap Yadi. Selama 3 hari Yadi ditahan di kantor polisi tanpa mau mengakui perbuatannya, akhirnya dia mengakui perbuatannya dan meminta maaf ke keluarga dan keluarga Apin.
3 bulan sudah saya tidak pernah mendengar kabar Yadi dipenjara namun tiba-tiba sebuah kabar mengejutkan dari keluarga Yadi, bahwa Yadi menjadi gila dan membunuh dirinya sendiri dengan sebuah obeng yang entah didapatkannya darimana itu, Yadi meninggal di sel-nya. Saya pun beserta teman-teman mendatangi pemakamannya keesokan harinya dan saya melihat sesosok lelaki berdiri dibelakang sebuah pohon dan membawa tulisan “TERIMAKASIH” dan ternyata dia adalah Apin tetapi tiba-tiba sesosok itu berubah wujud, wajahnya hancur mengerikan dan menghilang begitu saja.
Setelah pemakaman itu, segala hal hidup saya kembali normal tanpa ada ketakutan.Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Total Horor
Terrorcerita seram atau cerita dari pengalaman si penulis yang ia dengar dari mulut ke mulut dan yang pernah ia alami langsung.