Kuntilanak Biru

7 0 0
                                    

Assalamualaikum. Saya Erza dan akan menceritakan pengalaman saya sendiri  di cerita ini.
Baca ya....oke lanjut

Malam itu, gue lagi jalan arah pulang selesai beli kuota di konter depan Stasiun Citayam. Gue gak inget kalo itu lagi malam Jum'at. Dan saat hendak pulang gue gak liat itu jam berapa.
Dengan bunyi perut yang hampir mirip suara pendemo di gedung DPR waktu itu, semuanya terlupakan, tentang malam apa dan jam berapa.
Gue bergegas aja menyusuri jalanan menuju rumah, dengan langkah yang mulai melemes, tak seperti pas berangkat yang gagah seperti gak ada beban dalam hidup sambil siul - siul.
Semua itu bisa sekejap berubah drastis karna efek dari perut yang kosong. " Wkwkwk "

Dari Konter sampai ke rumah gue itu jaraknya lumayan jauh, entah lah jaraknya berapa Meter gue gak bisa prediksiin, tapi yang pasti itu cukup jauh.

Dan jalan yang gue lewatin ini lumayan agak gelap, karna waktu itu lampu cuma ada di setiap rumah dan jarang banget lampu penerangan jalan, dan gue pun menuruni jalan yang menuju ke arah Setu atau Danau.

Di saat gue mau ngelewatin turunan
Tiba - tiba dari arah pohon beringin yang menghadap ke arah Danau tepat di belakang gue ada suara dari burung hantu.

(Dan gua masih teringet guyonan Arlan temen gue tentang Rain temen kerja gue waktu itu yang memelihara Burung hantu, sempet gue senyum - senyum sendiri)

Gue di situ biasa aja, karna lagi nahan ketawa,
Gue lanjut jalan. sudut pengelihatan gua menangkap burung hantu itu pindah ke pohon beringin yang ada di samping gue.
Saat gue lewatin beberapa langkah pohon beringin itu,
Tiba - tiba Suara burung itu berubah menjadi cekikikan. gue reflek melihat ke arah pohon beringin itu,
Ternyata kuntilanak biru dengan bau busuk yang jaraknya udah hampir deket terbang melesat ke arah gue,
Dengan kepalanya yang di bawah, rambut terurai panjang, kain yang lusuh berwarna biru pudar, tapi perawakannya menyerupai bebek.
Kuntilanak biru itu hendak mencengkram muka gue,
Gue langsung lari ala maraton, sebab yang gue tahu dari temen gue jika Kuntilanak yang warnanya biru itu lebih sadis daripada Kuntilanak yang berwarna merah, diketahui juga bila Kuntilanak biru adalah Ratu dari setiap Kuntilanak.

Agak jauh gue berlari dengan kecepatan maximum yang gue kira, sempat gue lirik ke arah belakang, ternyata kuntilanak itu ngejar gue,
Kuntilanak biru itu tepat di belakang atas kepala gue dengan tangannya yang ingin menggapai rambut gue,
Lantas gue mempercepat lari, hingga terasa melayang gue berlari. Lengkingan suaranya membuat telinga gue menjadi berdengung dan sakit.

Sampai akhirnya gue berhenti di depan rumah tetangga gue, gue udah capek banget, detak jantung rasanya menderu bagai bass lagu DJ, lutut serasa mau copot, gue berenti di bawah penerangan lampu itu, dan kuntilanak biru itu menghilang, setelah gue perlahan membaca ayat suci, namun rasa takut masih memuncak,

Hingga terasa tercipta sedikit tenaga gue gue lanjut berlari ke rumah gue. Karna jarak ke rumah gue udh lumayan deket,
Sampainya di rumah gue gedor - gedor pintunya, udh gak ada akhlak. Malem - malem bangunin emak dengan gedor - gedor pintunya ya, "hehe"

Lalu keluarlah emak gue, dengan melihat gue kecapean dan nafas yang masih membeku, wajah yang terlihat puncaknya kepanikan, ia pun ikut panik, dan menarik gue masuk ke dalam rumah, lalu di dudukan lah gue di bangku ruangan tengah.

"Kamu kenapa?" Tanya ibu gue
Gue gak bisa ngomong, rasa takut gue masih utuh, dan bayangan kuntilanak itu masih teringat jelas,
Dua kali emak gue bertanya tanpa ada jawaban.
Ia pun mengambil air minum lalu menyuruh gue untuk minum terlebih dahulu,

Tarik nafas panjang - panjang sampai ke arab, gue coba tenangin rasa takut gue dengan maximal, baru gue ceritain semuanya.
"Makannya jangan balik malem - malem"
Dan emak gue malah ngomel - ngomel gak jelas.

Dengan ingatan yang kuat tentang kuntilanak itu, rasa lapar pun hilang, gue lanjut tiduran, meskipun susah untuk memejamkan mata, akhirnya selang beberapa jam gue tertidur juga.

Gue kasih tau perawakan kuntilanak itu gak gede, perawakannya segede bebek ( umumnya) , tapi ada rambutnya yang panjang terurai mungkin hampir menyentuh tanah waktu gue lirik, dan kain jubah yang udah lusuh, tangannya gak gue liat, ketutup kain jubah yang belum dia laundri.

*catatan
#Dan Kuntilanak itu mempunyai warna yang beragam
-Putih yang biasa kita temui
- abu - abu biasanya Kuntilanak yang dapat di temui di tempat - tempat tertentu
- Hitam Kuntilanak ini adalah pesuruh Dukun, biasanya ia adalah peliharaan dari Dukun ilmu Hitam
- Hijau entah belum pernah bertemu, tetapi ada temen gue yang udah temuin. Kuntilanak ini berada di laut atau tepi laut
- Kuning atau keemasan, entah belum pernah juga. Tetapi Kuntilanak ini jarang ada yang menemukannya, dan hanya 1 banding 1000 orang yang menemukannya
- MERAH, huhuhuhu.....si usil yang sangat caper " ups maaf". Kuntilanak merah ini adalah perubahan dari Kuntilanak putih, sebab Kuntilanak ini menyimpan dendam dihatinya karena masalalunya yang teramat tragis (T_T)
-Kuntilanak Biru atau the Queen. Ia adalah penguasa dari semua Kuntilanak atau bisa di bilang ia adalah ketua gengnya. "Sumpah....amit - amit sampe ketemu lagi".

Sekian dari saya
Terimakasih, semoga terhibur.

Total HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang