Terusan nya setelah si Rafli menunggu efek dari minyak Dillah itu.
Cerita mulai serius gays.....baca seksama....zurrrrrr.
Tapi malam itu adalah malam pertama teror terjadi. Ketika mereka sedang mabuk tiba-tiba terdengar suara Latto Latto ----- salah njirr, maksudnya suara orang minta tolong. Kiber dan Cepot sudah tak sadarkan diri. Rafli masih setengah sadar.
Ia membuka matanya.
Tepat di depan wajahnya, sesosok mayat dengan kafan lusuh dan robek berdiri menghadap dirinya.Rafli kenal wajah itu. Aroma busuk menyengat. Antara sadar Rafli pun kabur meninggalkan kedua temannya.
Dan sosok bayangan mayat itu seperti menerjang Rafli, Udara terasa dingin. Bulu kuduk Rafli merinding. Sosok itu lesap seperti angin. Nafas Rafli terengah-engah sampai ia pingsan di depan rumahnya.
Besok malamnya Rafli cerita ke Kiber dan Cepot. Ia ditertawakan karena dianggap sedang mabuk.
"Mungkin lu masih kebayang aja fli. bayangan wajah mayat itu bikin lu halu" kata Kiber. "Iya juga sih..." pikir Rafli
Tapi tingkah Onok benar berubah. Ia tampak senang ketika Rafli datang menemuinya. Saat itu Onok yang bersiap - siap untuk cfd.
"Dari mana saja aa Rafli? Sudah dari tadi Revi menunggu aa. Aa mau temani Revi lari pagi?" Tanya Onok.
Bukan main senangnya Rafli mendapat tawaran itu. Bagaikan mendapat durian roboh.
Senang sekali perasaan Rafli menemani Onok lari pagi. Walau kecapean habis bergadang tetapi ia terus melirik tubuh aduhai Onok yang membuat jantung Rafli bagaikan mesin Jet.
Setelah itu siang yang menyenangkan itu disusul mimpi buruk Rafli. Mayat itu hadir dalam mimpi Rafli. Wajah busuk mengerikan penuh ulat itu membuat Rafli terbangun gemetaran.
#Kemudian
"Gue juga melihatnya semalam" kata Cepot ke Rafli ketika mereka bertemu siangnya. "Waktu gue terbangun, gue melihat dia di atas kepala gue" kata Cepot."Terus?" Rafli penasaran.
"Dia menggigit lidah gue" kata Cepot."Lu diam aja?" seru Rafli
"Terus gue pingsan" kata Cepot.
#Dikediaman Onok
Orang Tua Onok marah besar ketika Onok ingin membatalkan pertunangannya dengan Pigo.Ia lari ke Rafli dan bercerita. Rafli mendengar cerita Onok dengan saksama. Dipeluknya Onok. Ah itulah pelukan pertama Rafli.
Tetapi perasaan Rafli campur aduk.Antara takut didatangi si Mayat lagi, atau bahagia karena Onok kini ada dalam pelukannya.
Malam berikutnya adalah malam paling buruk untuk Rafli. Ia, Kiber, dan Cepot tidur di belakang pos FBR tempat mereka sering berkumpul. Kiber masih saja menertawakan Rafli dan Cepot
Ketika waktu menunjukkan pukul 12 malam angin bertiup kencang. Udara dingin menembus tulang tulang mereka.
Mereka bertiga menggigil.
"Apalagi ini?" Keluh Rafli.
"Bukan apa apa" kata Kiber yang kelihatan Santai. Cepot menggigil di pojok tembok pos dan merasa takut.Lalu muncul suara orang batuk dengan keras. Rafli panik.
Rafli dan Cepot menoleh kebelakang Kiber yang sedang berdiri di belakang pohon, "haduh.....jangan nengok bang, Ber!!" seru CepotKiber masih santai "apaan sih...yaelah!! Kiber pun menengok kebelakangnya.
Dan " JEGER!!" , puluhan mayat dengan kafan lusuh berkerumun di belakang Kiber. Mereka bertiga pun semerawut berlari bagaikan di kejar Banteng ngamuk.
Semua mayat itu mengikuti mereka
"Kita harus balikin lidahnya fli" kata Kiber.
"Tapi Onok?" Rafli
"Lu sudah dapat minyaknya,kan?
Kembalikan aja lidahnya" kata Kiber.
"Benar juga, gue dah gak butuh" ujar Rafli.
Maka mereka bertiga bergegas melewati belakang RPTRA. Namun puluhan mayat itu juga ada di sana. Menatap mereka dengan pandangan mengerikan."Bagaimana ini? Kita tidak bisa kabur kemana mana!!" kata Rafli dan Kiber
"Besok saja, kita tunggu matahari terbit. Buat sekarang masuk musholah dulu!!" seru Cepot.
Lalu mereka bertiga masuk ke Musholah dan berkunpul di tengah bilik musholah lalu saling berpegangan tangan dan membaca doa.*Dari ke jauhan Apri memperhatikan mereka masuk ke dalam Musholah
"Ah, sekalinya gini aja baru ingat Tuhan" ucap Apri"Gedebrak!!" pagar -pagar Musholah terbuka. Mayat-mayat itu masuk. Aroma busuk memenuhi udara. Kiber, Cepot dan Rafli tak kuasa menahan mual. Mereka bertiga muntah. Mayat - mayat semakin mendekat.
Lalu ketika tubuh mereka lemas dan gemetaran, mayat2 itu sudah dekat. Cairan2 meleleh dari kulit mereka menetes ke Rafli,Cepot dan Kiber. Mereka muntah lagi.Tak kuat lagi, mereka pingsan di atas muntahan sendiri.
Ketika ayam berkokok, mereka terbangun di atas makam yang pernah mereka gali.Mereka bepandangan. Tapi Kiber tak mau mengulur waktu walau itu terasa ngeri.
"Ayo kita gali, kita kembalikan" kata Kiber. Maka shubuh itu mereka gali kuburan itulagi.
Sialnya mereka malah ketahuan warga. Belum selesai menggali, mereka digiring ke RT setempat untuk di sidang. Maka Rafli mau tak mau bercerita soal apa yang mereka lakukan.
#Dari kejauhan seorang keamanan kampung yang memberikan uang kepada Apri. "Terimakasih, Pri. Sudah memberitahukan hal ini". " Lumayan duitnya bakal bayar utang, kemarin minjem 10 ribu sama Maura pacarnya Apin. Bakal beli Latto - Latto, bukan begitu Maria" ucap Apri sambil mengantongi uang. "Urus saja sendiri urusan mu...." sebuah bayangan yang menghilang dari belakang Apri.
Semua warga yang hadir nyaris muntah ketika Rafli menunjukkan lidah di dalam kantong yang ia bawa. Ayah Onok marah besar, anaknya jadi korban ilmu pengasihan.
Maka mereka bertiga kembali mendapat hukuman. Kali ini jauh lebih besar. Warga membantu mereka memgembalikan lidah itu. Lalu Onok diobati oleh ayahnya. Ia mulai pulih perlahan. Rafli harus patah hati ketika Onok menikah dengan tunangnya.
Sejak itu kelakuan Rafli sedikit berubah. Ia mulai mencoba kerja dan jarang berulah.
Namun Rafli akhirnya menjomblo seumur hidup. Tak ada gadis yang sudi menikahinya karena berita Minyak Dilah itu sudah tersebar.
Ketika mereka suka ke Rafli pun, mereka langsung berpikir dipelet Rafli.
Padahal Rafli sudah membuang minyak itu.
Kasian Rafli. Satu - satunya bibir yang pernah ia cium dalam hidupnya adalah bibir mayat.Eiits...masih aja lanjutannya brodii tapi di cerita lain.
Selesai
Terimakasih sudah membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Total Horor
Horrorcerita seram atau cerita dari pengalaman si penulis yang ia dengar dari mulut ke mulut dan yang pernah ia alami langsung.