ucapan Terimakasih

2 0 0
                                    

16 September 2023
"Bang lu, gak ada Rental hari ini?" ucap Rizky Alfa Dinata, anak pak Arif. Ia adalah Leader di PmC. "Gue lagi galau kii, karena satu cewek yang namanya Anggi. Dia bener - bener mirip mantan gue" ucap ku.
Sebelumnya perekenalkan nama ku Erza Afriansyah 25 tahun yang bekerja di PmC musik studio, lalu Rizky pun memberikan masukan kepada ku "menurut gue sih, ya bang? Yang namanya cinta harus di perjuangkan" ucapnya.
Obrolan ku pada saat di sebuah taman, pada malam harinya aku pun mendapatkan chat bahwa wanita yang sedang ku cintai (Anggi) ingin ke Living World Alam Sutra.
Di saat tanggal 17 September, pada hari Minggu. Aku pun libur, lalu aku pun tidur pada pagi hari dan bangun di siang hari.
Setelah itu aku chat Sandi yang memang sudah ku anggap Adik sendiri. Lalu aku pun di jemput Sandi di stasiun Tebet, kami berdua tanpa persiapan apapun langsung cuss ke tempat dimana Anggi berada.

Lalu pada saat aku diperjalanan pada pukul 20:00, Anggi mengabarkan bahwa ia mau pulang.
Aku pun kecewa dan langsung saja mengajak Sandi untuk melihat Tanggerang City.
Saat kami berdua nyasar di dalam Mall, aku merasakan sesuatu yang tak beres dengan badan ku.
Seperti ada yang menggelendoti ku, dan itu sangat berat.
Aku melihat sosoknya di punggungku tetapi aku abaikan, dan berpura pura kecapean kepada Sandi.

Lalu kami berdua pun mencari tempat makan, Sandi yang mengetahui ku. Ia pun langsung bertanya "dimana Pri (panggilan orang dekat saja) , tempat makan yang gak pake Jin Jin nan" ucap Sandi sambil mengendarai motornya. "Di di...disitu San?" menunjuk sebuah warung pecel lele sederhana.

Saat kami berdua duduk, aku pun langsung di buat terkejut. Sebab sudah duduk sesosok wanita dengan wajah pucat dengan tatapan tajam.

Kemudian "zlurrp" batin ku seketika tertarik olehnya.
Aku terbias ke dalam sebuah time line, dan menyaksikan masalalu sosok itu.

Namanya Aryani dia seorang Gadis berusia 18 tahun yang periang, rumahnya itu di dekan wilayah Benteng Betawi atau yang sekarang sudah menjadi stasiun Tanah Tinggi. Disaat ia menaiki Angkutan umum pada masa itu, saat itu masih tahun 1970. Dimana masih sedikit angkutan umum dan masih banyak jalan jalan gelap pada malam hari, Aryani yang di suruh neneknya untuk mengantarkan makanan di rumah Ibu Suendang yang saat ini di kenal sebagai wilaya Alam sutera.

Ia di antarkan oleh lelaki atau pemuda yang mengendarai sepeda ontel bernama Herman.
Ia dan Herman sudah berteman sejak lulus perguruan dasar.

Tetapi Herman yang saat itu pernah di tolak cintanya oleh Aryani, ia ingin berbuat hal keji kepada Aryani. Akhirnya di tengah jalan Herman menghentikan lajunya, Aryani pun bingung mengapa Herman berhenti di depan pohon rindang. Apalagi hari menjelang gelap, Herman pun menyentuh Aryani dengan bringas. "Tolong!!!" teriakan Aryani, ia pun pergi menjauhi Herman dengan hati yang terluka. Ia terus berlari di tengah gelapnya malam, dan sampai di sebuah jalan yang ingin di bangun.

Disana ia melihat dua pekerja yang sedang ngaso dengan truk pasir.
Tak ambil pusing, Aryani menaiki bagian belakang Truk yang berisi pasir.

Keputusan yang salah Aryani masuk ke dalam pasir dan terus tertimbun.
Dadanya terus merasakan sesak, dengan goncangan dari truk.
Pasir itu terus menimbun Aryani dan memasuki setiap lubang di tubuhnya, nafas Aryani pun terhenti.

Dan tak lama kemudian ia melihat jasadnya di keluarkan dua pekerja tadi di dalam pasir.
Truk saat ini berhenti di tempat tujuan yaitu di daerah depan jalan raya yang saat ini berdiri Mall, Tanggerang City.
Dua pekerja itu pun tak mau masuk penjara, akhirnya mereka berdua menimbun jasad Aryani di tumpukan pasir untuk jalan raya.
Dan pengecoran pun berjalan mulus.

Di tahun 2023
Saat ini aku, membawa arwah Aryani pulang kerumah.
Ia pun menceritakan semuanya kepadaku, tujuannya hanya untuk menemui Herman.
Aku pun di waktu senggang mencari cari rumah Herman yang di arahkan Aryani, aku menjual Figure ku untuk ongkos ke Tanggerang lagi pada tanggal 19 September.

Lalu seseorang nenek tua di dekat stasiun pun memberikan petunjuk bahwa Herman sudah pindah di wilayah Jakarta Selatan tepatnya di daerah Ranco Indah Tanjung Barat.
Aku pun terus bertanya, "bete sumpah" keluh ku. Tetapi saat ku melihat wajah Aryani aku pun jadi tak tega.
Alhamdulilah pada pukul 19:00 aku dipertemukan seseorang lelaki tua pengemudi ojek Online yang mengatakan bahwa Herman adalah ayahnya.
Memang sempat ku bentrok dulu dan dikatain orang gila sama pengemudi ojek online itu yang bernama Rudi. Tetapi saat aku membohonginya bahwa nenek ku adalah teman ayahnya, ia pun langsung mengantarku kerumahnya.
Dan disana terlihat lelaki Tua, yang sudah berbaring di ranjang.
Saat itu Aryani memasuki tubuh ku, entah apa yang diucapkan Aryani.
Saat aku tersadar, Herman pun menangis dan mengatakan permintaan maafnya kepada Aryani.
Setelah itu aku pun pulang, di perjalan Aryani berubah menjadi sesosok gadis. Ia pun berkata "Herman mengetahui ku sudah mati gantung diri di pohon dekat Tanggerang sana, tetapi aku pun mengelaknya" ucapnya.

"Tak apa mungkin jasad ku sudah menjadi tulang belulang di dalam sana" Aryani.
Aku pun menangis, Aryani pun perlahan menghilang.

Tanggal 22 September pada saat itu tepat pukul 23:00, aku yang ingin bergergas pulang. Aku melihat sosok Aryani lagi di tengah kerumunan di pasar, ia tersenyum. Aku yang sedang menunggu angkot di wilayah Pasar Minggu.

Aryani mengikuti ku kembali, di tengah perjalan pada pukul 00:30.
Aku yang saat itu sedang mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman ku Niko, yang mempunyai usaha Rental cosplayer.
Dan dirumah ku tak bisa tidur, semalaman aku berbagi cerita kepada Aryani.
Aku juga sambil memikirkan bagaimana aku di acara nanti.

Pada saat tanggal 23 September, pada pukul 11:00 siang aku sudah sampai di Tanggerang City mall.

Aku yang sambil jualan di Tangcity mall, "heheehehe cuan nomor satu".
Dengan berjalan kaki, aku pun mengechat seseorang teman di grup bernama Ryan, yang langsung memberikan arah padaku. Maklum aku buta arah.

Akhirnya aku bertemu teman ku yang sudah memesan Figure ku, Azhar teman ku yang selalu berpakaian Crossdeseer.

Lalu disitu aku bertemu Deden yang berpakaian biasa aja, dia menarik ku untuk Coswalk. Aku pun mendaftarkan diri, di barisan tunggu peserta.
Aku senang bertemu dua gadis imut bernama Sera dan Gisel.
Lalu tiba2 ada gadis kecil yang memberiku permen namanya Aruna, aku sangat senang di even ini. Mulai mengantuk, lalu ada seorang gadis yang memakai pakaian Zoro. Ia bernama Keylee, ia pun aku bercadain.

Saat adzan Zuhur tiba aku pun kebawah, walau aku nyasar. Disana sempat ku mencari tempat sepi, dan memanggil manggil nama Aryani. Tetapi ia tak muncul, mungkin dia sudah pulang ke rahmatullah.
" Baguslah" dengan semangat aku pun naik ke acara, kebodohan ku. Aku demam panggung, walau disemangati seseorang berpakaian Tanjiro. Tetapi tetap saja, yasudahlah aku maju dengan pikiran yang kosong. Dan setelah itu break sesi satu, aku pun bertemu seseorang bernama Gopan yang mengajaknya untuk duduk bersamanya di bangku tengah. Ia bersama Ibunya dan aku yang duduk, tiba tiba "deg deg".
Jantung ku seperti mesin jet, aku pun tertidur di bangku.

Di saat ku tidur
Aku bertemu Aryani di dalam mimpi, ia mengatakan " teruslah berjuang mengejar apa yang kau ingin peroleh(arti dalam bahasa Indonesia)" dengan bahasa Jawi atau Jawa lama ia berkata.

Tersadar di samping ku ada gadis bernama Renata yang berpakaian Sakura. Ia juga sama dengan ku, tetapi ia hanya berkata. "Kok kayaknya berat ya zaa" ucapnya, dengan nada polos aku "iya" berkata singkat seperti itu. Lalu aku pun ingin menemui Seseorang bernama Mirat di lantai atas, sudah ku bertemunya.
Aku pun dikenali Ayu dan Anyu oleh Mirat.
Ia pun mengikuti turun ke bawah, setelah di bawah. Aku melihat Aryani di tengah kerumunan orang sambil menggerakkan bibirnya.

"Terimakasih atas semuanya" dan ia lenyap.

Sesuatu yang melegakan pun terasa padaku, seperti beban di punggung ku terlepas semua.
Ditengah lorong aku bertemu dengan Acca, Rika dan temannya yang pernah ku chat.

Dan aku pun berfoto foto dengan cosplayer lainnya, dengan Steven, Fuina dan Jodi.

Selesai acar aku pun pulang dengan wajah gembira, yah walaupun masih melihat sosok gak jelas di kereta. Tetapi abaikan saja, pura pura tidur.

Note : aku pun memilih membantu daripada mengharapkan imbalan yang akan di dapat, sebab aku hidup sebagai manusia yang selalu di dalam keramaian.

Terimakasih.

Total HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang