Merasa Indah

5 0 0
                                    

Nama dan tempat di ubah oleh si Penulis (Erza)

Sekitar tahun 2020, nama ku Ari Saputra.
Waktu itu aku masih kecil,masih bersekolah kelas 6 SD dan belum mengenal namanya cinta.
Seperti hari - hari biasanya,setelah mengaji, aku pun pulang kerumah . Kemudian menonton televisi bersama Abang dan adikku, hingga saat siaran sudah memasuki film box office movie, yang biasanya tayang di atas pukul 23:00 malam.

Kami pun lanjut menonton sampai mamakku menyuruh kami untuk tidur, dikarnakan besok harus pergi ke sekolah.
Malam itu sangat terang, nampak dari jendela rumah yang diatasnya ada ventilasi udara. Rembulan yang sangat indah dengan cahayanya.
Udara kian sejuk,aku pun tertidur setelah memasuki kamar.
Masih ku ingat waktu itu malam Selasa Kliwon.

Tepat pukul 02:00 dini hari,aku terbangun karna ingin buang hajat.
Waktu itu kamar mandi kami masih terletak diluar rumah.
Namun tidak telalu jauh,begitu buka pintu langsung terhubung ke kamar mandi,hanya saja belum dilengkapi genteng alias langsung menghadap langit luar.
Dengan langkah biasa,aku menuju kamar mandi. Saat sedang buang hajat,aku melongok ke depan yang langsung terdapat pohon jeruk, samar ku lihat ada sebuah bayangan.

Lalu ku perhatikan lagi seperti seseorang yang sedang berdiri menghadap ku.
Aku pun mulai merasa gugup,karna sesosok itu tak memiliki mata dan hidung,dengan perasaan takut dan badan mulai gemetar.
Aku memberani kan diri untuk bangun dan menyiram bekasku buang hajat.
Ingin rasanya ku teriak, tetapi aku tak bisa, seperti di Stun Hero Eudora dari Game Mobile Legend.
Jarak kamar mandi yang hanya beberapa senti dengan pintu dapur pun seakan sangat jauh untuk ku gapai.
Aku longokkan lagi kepala untuk memastikan sesosok itu,dan yah....dia memang benar sedang berdiri di bawah pohon jeruk madu itu dengan jubah hitam layaknya tokoh pencabut nyawa di dalam film the Scream,
Dengan kaki tak menyentuh tanah, semakin yakinlah aku jika memang dia itu bukan manusia.

Dengan langkah seribu yang masih berat, akhirnya aku bisa masuk ke dalam rumah.
Dengan menutup pintu denagn kencang sampai bunyi "gubrak!!" cukup keras terdengar, tak ku perdulikan lagi apapun.
Aku langsung lari terbirit -birit, sepertinya Ibu ku mendengar suara pintu yang kututup dengan keras.
"Siapa itu,,,,kamu kah itu nak?"tanya Ibu padaku "iya Bu...." jawabku sedikit gemetar
"Pelan -pelan nutup pintunya, adik mu jadi sampe kaget begini" ujar Ibu.
"Iya Bu, gak sengaja " ucapku sambil berjalan kedalam rumah dan langsung masuk ke dalam kamarku lagi.
Lalu aku pun hendak kembali tidur, tetapi aku sudah tak berani tidur sendirian.
Ingin bercerita pada Ibu, tapi aku tak berani.
Pada akhirnya aku duduk di depan kamar Ibu, mata yang tadinya mengantuk seakan tak ingin terpejam lagi.
Akhirnya ku panggil lah Ibuku,
"Bu.....bu " ucapku didepan kamar orang tua ku
"Kenapa?" Jawab Ibu yang rupanya tengah menyusui adik ku yang masih bayi.

"Pintu gak Ibu kunci,kenapa kamu belum tidur jam segini?" Tanya Ibu yang sedikit heran dengan tingkahku
"Aku minta tambahan selimut Buu" ujarku beralasan.

Ibu ku pun bangun dan memberikan ku selimut,namun tak lama kemudian Ibu bertanya lagi, karena melihatku yang tak juga beranjak tidur.
"Kenapa lagi,kamu takut?" tebak Ibu langsung.
Tak sanggup menjawab hanya ku anggukan kepala.
Lantas Ibu pun membawa adikku yang besar untuk menjadi temanku tidur, yang ternyata ampuh mengurangi rasa takutku.

Hingga akhirnya,akupun terlelap .
Keesokan paginya aku bangun, dan bersiap untuk sekolah. Seusai sarapan,aku sempatkan bertanya kepada ayahku
" Ayah,semalam aku lihat hantu disamping pohon jeruk" ucapku memulai percakapan
Ayahku mengalihkan pandangannya padaku
"Yang benar,? Bagaimana bentuknya?" tanya Ayah padaku.
"Hantunya tinggi yah,macam pake jubah hitam,awalnya ku pikir bayangan tetapi pas aku perhatikan kakinya gak menyentuh ke tanah, dan wajahnya polos semua yah....gak ada mata,hidung,mulut pokoknya semua rata macam pipi semua" ujarku panjang lebar.
Ayahku tersenyum,"ohh gak apa - apa, itu memang sering berkeliaran di daerah sini. Jika orang asing yang bukan asli kampung sini ketemu hantu itu pasti ada yang sakit dan sebagainya. Tetapi karena kamu orang asli sini jadi gak apa - apa, buktinya sekarang kamu masih bisa sekolah hari ini," ujar ayahku
"Berarti yang semalam ku lihat, benaran hantu yah?" Tanyaku memastikan.
Ayahku mengangguk,
"Udah gak usah dipikirkan,itu memang penunggu disini, tapi dia nggak mengganggu kok,cuma nampakin wujud aja kok" ujar ayah menenangkan ku.
"Kok dia bisa berkeliaran sih, yah?"tanya ku.
" Jadi ceritanya....." Ayah yang mulai bercerita,

*Cerita Ayah
Pada Zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda brutal yang mencintai anak sang dukun. Anak dukun itu adalah kembang Desa yang bernama Marni dan pemuda brutal itu bernama Parjo, suatu hari Marni yang mandi di sungai dengan teman - teman wanitanya bertemu dengan si Parjo yang memang berotak mesum.
Walau begitu Marni memang mencintai Parjo, tetapi karena niat jahat Parjo. Sang Ayah Marni si Dukun sakti itu akhirnya membuat Parjo kehilangan Mata,Kuping,Hidung dan Mulut. Ia di guna guna, Parjo pun murka dan ia kehilangan akal.

Lalu suatu  hari seorang anak Juragan dari  kampung  sebelah meminang Marni, karena alasan itu Parjo membenci orang asing.
Kemudian Parjo pun ditemukan meninggal gantung diri di bawah pohon jeruk, sebelum ia meninggal. Ia berjanji akan berkeliaran dan membuat sakit atau celaka orang asing yang bukan orang asli kampung sini.

Kisah ini pun turun temurun, lalu cicit dari Marni yang bernama  Mirna sedang berkunjung  ke kampung ini. Ia dan teman bandnya sedang mengisi acara pernikahan, mereka membawakan lagu Tiara Andini yang berjudul Merasa Indah.

_Saat Lirik terakhir Lagu itu_

Pedih ku saat merasa indah
Semua hilang dan usai
Bila cinta ini tak nyata
Jangan engkau beri harapan
Sudah cukup kini kusadari
Terlalu cepat jatuhkan hati oh

Pedih ku saat merasa indah
Semua hilang dan usai
Bila cinta ini tak nyata
Jangan engkau beri harapan
Sudah cukup kini kusadari
Terlalu cepat jatuhkan hati
Terlalu cepat jatuhkan hati

Sosok hantu Parjo itu datang menemui Mirna, dengan berani Mirna pun menghampirinya sebab ia mengetahui cerita ini.
Lalu sang hantu menghilang dari hadapan  mereka semua, semua penonton pun dibuat ketakutan dan keadaan saat itu menjadi heboh.
Tetapi karena Pak Kades menenangkan para warga, dan warga pun mempunyai ide jika Mirna dan keluarganya nanti harus tinggal di kampung  ini tepatnya di tempat  hantu Parjo meninggal. Agar warga merasa aman, sebab hanya keturunan dari Marni lah yang membuat sang Hantu tak meneror lagi.

#Saat ini
"Jadi.......Ibu.....adalah....Mirna?" tanya ku dengan wajah gugup kepada Ayah, Ayah pun mengangguk.

Total HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang