5 - blackholes

12.6K 1K 137
                                    

sorry for typos and happy reading y'all!










"Lo mau kuliah apa ngelayat sih, Bang?" ucap Jake seraya memicing tak suka.

Heeseung terkekeh, "Selamat pagi juga, Jake Sim. Ini guenya nggak disuruh masuk dulu?" tanyanya sarkas.

Jake mendecak, ia kembali menjadi si-galak-Jake seolah kemarin tak bermanis-manis dan merengek tanggungjawab pria Lee atas perasaan campur aduknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake mendecak, ia kembali menjadi si-galak-Jake seolah kemarin tak bermanis-manis dan merengek tanggungjawab pria Lee atas perasaan campur aduknya itu.

Bagi Jake, ini masih sebuah mimpi.

"Gue bawain roti isi, bikinan gue sendiri by the way." bangga Heeseung seraya menyodorkan paper bag bawaannya.

Jake terdiam sesaat tak menyahut bahkan mengabaikan uluran tas Heeseung. Pria Lee memiringkan kepalanya, "Why, Jake?" bingungnya.

Jake lamgsung berbalik. Ia berjalan hingga memcapai dapur dengan Heeseung yang menahan tawanya karena tahu alasan dibalik tingkah Jake barusan.

Rupanya, Jake juga menyiapkan sarapan untuk mereka. Di dapur itu, Heeseung jelas melihat oven yang menyala dan beberapa bahan makanan usai pakai yang masih berserakan.

Jelas Heeseung tak bisa menahan gemas. Ia segera merangkul pinggang Jake dari belakang.

"Glad to know it's not only me yang nyiapin hal-hal manis kayak gini. Gue tahu, gue nggak salah pilih pacar." bisiknya manis.

Jake mengulum bibir penuhnya menahan malu. Kedua pipinya bersemu hingga ke telinga. Ia tak menyangka Heeseung akan bertingkah semanis ini di pagi hari yang baru menyapa. Ia pun tak menyangka mengaa dirinya sampai rela bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

Bahkan selama ini Jake tak pernah sarapan di apartemen. Ia terkadang akan langsung menuju kampus. Paling tidak jika masih ada waktu, ia membeli roti di supermarket apartemennya, atau mungkin melewatkan sarapan begitu saja.

"Roti gue bisa dimakan siangan kok, kita makan masakan lo aja, Jake." ucap Heeseung seraya menempelkan dagunya pada bahu Jake.

Pria Sim berdeham, "Makasih.." lirihnya.

Heeseung terkekeh, "Jangan, Sayang. Jangan bilang makasih karena ini bukan sebuah bantuan. Ini bukan kejutan juga. It's gonna be our routine from now on."

"Pagi-pagi jangan bertingkah...dan please let me go, gue belum ganti baju!" keluh Jake seraya memutar tubuh. Pelukam Heeseung terlepas dan kini mereka saling menghadap.

Heeseung tersenyum manis, "Gemes.." pujinya tiba-tiba.

"Can you please...like for real..stop calling me Gemes karena gue bukan cewek yang bisa lo gemes-gemesin sesuka lo!"

"Yaudah. Galak? Galak sounds pretty good karena lo sekarang jadi galak setelah kita pacaran. Where's my softie boy Jakey, huh?"

bromance : heejake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang