side story 08 : seven

3.7K 300 45
                                    

Berbicara soal menjadi gay, Jake sudah cukup fasih menyebut dirinya sebagai bagian kaum tersebut semenjak mimpi "kotor" pertamanya di masa SMA.

"My name is Felix." ucap teman Jake, salah seorang murid pertukaran pelajar dari Australia.

Jika boleh membual, Jake rasa Felix adalah cinta pertamanya. Cinta monyet pertamanya.

Sekaligus patah hati pertamanya pula.

Felix jelas pria lurus. Ia memiliki kekasih di kampung halamannya sana. Jake menjadi saksi hidup romansa picisan remaja lelaki itu yang selalu mengobrol saat jam istirahat karena pengaruh perbedaan waktun

Iri sekali, pikir Jake.

Tak tahunya ia bukan iri karena ingin pacar seperti pacar Felix. Tapi, ia ingin memiliki pacar seperti Felix sendiri.

Jake pun ingin memiliki kekasih seperti Felix. Seseorang yang berwajah kecil, kulit resik, taburan freckles yang menawan.

Tak lupa, suara dalam bak palung mariana.

Jake mendapati dirinya memimpikan temannya itu menciumnya dan berbisik dengan suara garang tersebut. Jake terbangun dengan sekujur tubuh penuh keringat.

Basah, termasuk ujung kepala penisnya.

"Damn, I must be out of my mind." umpatnya pada diri sendiri.

Jake merasa sangat bersalah kala mengingat pertemanan sucinya harus dinodai dengan sosok dirinya sendiri yang meracap penis remajanya sembari membayangkan Felix.

Perasaannya pada Felix bertahan cukup lama, hampir satu semester. Kandasnya rasa halu itu dikarenakan sang pujaan hati, Felix, harus kembali ke negaranya. Program pertukaran pelajarnya telah usai, seperti kisah rekayasa Jake di pikirannya sendiri.

Sepeninggal Felix, ternyata rasa penasaran Jake akan orientasi seksualnya malah semakin meninggi.

Dulu, Jake tak pernah memandangi pria-pria muda di sekitarnya. Ia bahkan terkejut saat mengetahui betapa penuhnya sekolah itu dengan remaja lelaki yang—ehemadalah seleranya.

Satu tokoh baru yang mencuri perhatian Jake adalah teman seorganisasinya. Remaja lelaki yang sama-sama pandai berdebat dalam bahasa inggris sepertinya.

Itu Keeho.

Keeho memiliki paras sangar. Kepribadiannya supel dan memiliki banyak teman. Jake adalah salah satu dari mungkin seluruh murid sekolah, yang mengklaim dirinya adalah "kenalan" Keeho.

"Jakey!" juluk Keeho pada Jake.

Ahhh, senyuman Jake melebar dahsyat. Mungkin jika pada waktu tersebut ada gay lain di sana, jelas mereka akan merasakan ada sesuatu pada diri Jake karena itu nampak terlihat.

Memang siapa yang tersipu malu dengan wajah memerah hanya karena seseorang (bergender sama) memanggil nama mereka?

Hanya Jake seorang. Si remaja gay anyaran.

Jake kembali menanggung patah hati. Keeho mengencani putri kepala sekolah yang baru duduk di kelas 10 SMA-nya.

Tapi tenang saja.

Mata gay Jake dengan cepat mencuri pandang. Ia mendapatkan bahan haluan barunya.

Adik kelasnya sendiri. Kalau dipikir-pikir, baru kali ini Jake melihat seorang lelaki yang "lucu" baginya.

Biasanya ia tertarik dengan lelaki yang lebih gagah. Seperti Felix atau Keeho, contohnya.

Tapi kali ini, ia malah merasa menjadi yang dapat menggagahi sosok tersebut.

bromance : heejake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang