Jake dan Heeseung saling memandang satu sama lain. Jake masih tak percaya, pria yang dulu pernah mematahkan hatinya itu kini menjadi pria yang begitu menyempurnakannya.
Jake merasa sangat bahagia.
Heeseung tak kalah bermelodrama. Baginya, Jake adalah dewa penolong. Jake membuatnya berubah menjadi pribadi yang lebih berani menyelesaikan masalah. Jake mengangkat beban hidupnya dan membuatnya merasa aman.
Heeseung sangat jatuh cinta padanya.
"Stop staring at me.." cicit Jake malu-malu.
Heeseung tertawa pelan, "Mau aku lihatin terus ah! Calon suami aku nih!" godanya pada Jake.
Jake ikut tertawa, ia menyentuh jemari Heeseung, memainkannya malu-malu karena rasa baru yang membuncah. Ia merasa hidup di luar negeri akan sangat amat lebih mudah bagi mereka. Ia bisa saling memandang penuh cinta. Duduk berdua dengan bergandeng mesra.
Jake ingin setiap harinya ia dapat sebebas ini bersama Heeseung.
Heeseung meraih telapak tangan Jake, memintanya bergeser duduk agar bisa bersebalahan dan menyender padanya.
Dengan senang dan lapang hati, Jake menuruti tanpan paksaan. Mereka duduk saling menempel, bersandar pada bahu yang lebih tua dengan tangan bertaut mesra.
"Woah.. I can't believe we did this in public.. like... freely..." kagum Jake akan dirinya sendiri.
Heeseung tersenyum manis, ia dengan jail menundukkan kepala, lalu menoleh ke arah Jake untuk menciumnya.
Cup!
"EH?!"
Jake melotot terkejut. Ia tak sengaja memundurkan tubuh Heeseung yang malah semakin tertawa jail mengejeknya.
"Ih! Kaget!" keluh Jake dengan lucu sembari memukul paha Heeseung.
Heeseung tertawa lagi, "Sini, coba kamu yang cium aku." bujuknya.
Jake nampak ragu, tapi tangannya ia bawa menyentuh pundak Heeseung, menariknya lembut mendekat.
Bibirnya nampak kelu. Bak baru pacaran dan malu-malu. Ia memejamkan mata dengan perlahan, menikmati momen yang terasa baru itu.
Cup!
Heeseung tersenyum bangga, "Good boy.." bisiknya lembut sebelum kembali pada posisi duduknya yang awal.
Jake menggembungkan pipi. Berasa baru mengenal cinta saja, wajahnya memerah bukan main. Ia segera memeluk Heeseung dan menyembunyikan wajahnya seperti ingin menangis.
"Babe.. This is how it works.. Nggak akan ada yang nimpuk pakai batu, nggak akan ada yang neriakin homo. Kita bisa hidup dengan jauh lebih tenang di negara orang. Mungkin terkesan mau kabur dari negara sendiri. Tapi, kalau kitanya memang mau hidup bareng, in my opinion, ini satu-satunya jalan yang terbaik for us."
Jake mendongak dengan wajah memerahnya, membuat Heeseung yang sedang serius tak bisa menahan senyuman gemasnya. Sekali lagi, pria Lee mengecup bibir menggoda kekasihnya.
Cup!
"Mau ya? Tinggal sama aku di sini?" ucap Heeseung dengan penuh perhatian.
Jake merasa matanya memanas. Ia mengangguk, tak kuat bersuara.
"Kamu lucu banget sih! Aku jadi mau gigit pipinya nih, gemeeeessssh!"
"Kamu udah ngomong ke Mama Papa kamu? Ke Mamiku?"
Heeseung yang tadinya mengendus gemas pipi Jake pun kembali mode serius ketika Jake menanyainya.
"Sebenernya ini ide Papa buat lamar kamu di sini. Terus, Mama setuju. Akhirnya aku diem-diem datang ke rumah Mama kamu, minta ijin. Dibolehin juga. Jadi... gitu deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
bromance : heejake [✓]
Fanfiction"bro" but like romantically. started : 04-10-2022 ended : 26-10-2023 book✓ side story [on going] was 1st in #heejake was 1st in #leeheeseung was 1st in #jake was 2nd in #heeseung was 7th in #enhypen