side story 11 : wedding day

4.6K 340 68
                                    

Jake menghela napasnya dengan berat. Ia berpakaian rapi pagi ini, dengan jas hitam legam yang diharapkan memberinya efek penuh wibawa.

"Cakep begini anak Mama." puji Mama Sim pada sang putra.

Jake menatap mata sang Mama, "Harus banget ya, Ma?" tanyanya memelas.

"Papa bakal sedih kalau kamu nggak datang, Jake. Just have some fun, okay? Senyum manisnya mana?"

"Ma.. Aku nggak pernah ngeiyain mau datang di pernikahan Papa."

Mama Sim tersenyum tipis, ia segera memeluk Jake, menepuk-nepuk punggungnya seolah putranya itu meminta dikuatkan. Walau nyatanya, dirinya sendiri yang membutuhkan rasa itu.

Jake tahu wanita ini nelangsa. Jake tahu wanita ini masih mencintai sang Papa. Tak pernah berkurang, tak pernah memudar. Dan fakta bahwa ia yang menjadi sumber perkara atas pernikahan orang tuanya membuat Jake merasa beban begitu berat pada bahunya.

"Jadi dianter Nak Heeseung kan? Udah bangun dia?" tanya Mama Sim sembari melepas pelukannya.

Jake berdeham singkat sebagai jawaban.

"Ya udah, sana, siap-siap berangkat. Takutnya macet."

Jake sekali lagi memeluk sang Mama, kini dengan sedikit rengekan untuk membujuk wanita itu.

"I really don't want to go there, Momma.." lirihnya hampir menangis.

Mama Sim menepuk punggungnya lagi, "But ypu have to, My Son.."

Mama Sim memundurkan punggung Jake kembali. Ia mengusap pipi putra sematawayangnya itu sebelum mendorongnya keluar dari kamar. "Sana, sarapan dulu sama menantunya Mama.." ucap beliau dengan ceria.


+++

"Kalau kamu memang nggak mau datang, aku putar balik sekarang, Babe.."

Jake yang mendengar itu hanya melirik Heeseung yang sedang menyetir. Ia kembali menghela napas dengan berat, tak sedikitpun terbantu.

"Babe? You good?" tanya Heeseung. Tangannya ia bawa menuju paha kurus Jake, lalu merematnya lembut sebagai pertanda ingin diberi jawaban.

"Ya udah jelas I'm not fucking good at all, jangan nanya mulu, aku makin kesel!" balas Jake tak santai. Ia memiringkan tubuh, menghadap ke arah pintu mobil dan mengabaikan sentuhan Heeseung.

Heeseung tahu Jake sedang banyak pikiran. Ia tahu Jake pasti juga terluka. Anak mana yang bisa bahagia di pesta pernikahan orang tuanya sendiri?

"Okay, I'll keeping my mouth shut." lirih Heeseung mengambil cara teraman.

Jake yang mendengar itu malah merasa semakin kesal pada dirinya sendiri. Ia meremat kuat rambutnya yang sudah tertata rapi, lalu berteriak kencang menahan amarahnya yang sudah di ujung tanduk.

"Hei... Jake, come on... Don't hurt yourself.." ucap Heeseung.

Jake menoleh dengan mata memanas, "Oh now you 'Jake' me, huh?" balasnya merasa kesal (lagi).

Heeseung menghela napasnya, "Gini salah, gitu salah, aku harus gimana?" sahutnya ikut frustasi.

"I don't know! Kalau gue tahu, gue nggak akan sestress ini, Anjing!"

"Man, let's stop talking with that attitude. I'm not in the mood to fight."

"Who the fuck picking a fight with you tho?!"

"Hei! Stop cursing!"

"Fuck you!"

"Jake!"

bromance : heejake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang