16 - he knows (2)

7.9K 690 215
                                    

Jake mengecek ponselnya malam-malam. Ia masih belum mendapatkan kabar apapun dari Heeseung semenjak pria itu pergi tadi.

Jake bosan.

Dulu, sebelum berpacaran dengan Heeseung, Jake terbiasa dengan kesendirian. Ia bisa keluar apartemennya sendiri, membeli sesuatunya sendiri, atau melakukan hal sepele lain dan tak begitu mempermasalahkan kesendiriannya.

Namun sepertinya, hubungannya bersama Heeseung membuat Jake merasa selalu memiliki teman. Heeseung selalu ada untuknya kecuali jika ada urusan mendadak mengenai perkuliahan. Selain itu, Heeseung selalu menemaninya. Dan Jake mulai terbiasa akan kehadiran pria tampan itu.

Jake rindu Heeseung.

Dengan bibir mencebil lucu, Jake mengecek kembali ponselnya. Ia kali ini tak meletakkan kembali, namun ia bergegas mencari kontak Heeseung dan menelponnya.

Nomor Heeseung tidak aktif, atau mungkin, ponselnya mati.

Jake mendecak sebal, "Lagian masa bisa nggak inget ngabarin pacar sih?" monolognya.

Pria Sim kembali mengangkat ponsel. Kali ini menghubungi teman-temannya. Tentu, Jay adalah pilihan utama jika menyangkut rasa kesepian.

"I'm busy, you damn asshole!"

Jake meringis saat sambungannya terangkat dan umpatan Jay langsung terdengar. Jake terdiam beberapa saat karena Jay terdengar seperti sedang terengah-engah.

"Wait... Are you..." tebak Jake menggantung. Pipinga langsung bersemu merah saat mendengar suara rintihan seorang perempuan dari sambungan telepon Jay.

"Bangsat! Lagi ngewe sempetnya ngangkat telepon!?" pekik Jake yang langsung mematikan sambungan teleponnya bersama Jay.

Ia langsung terbahak saat menyadari betapa konyolnya situasi yang terjadi. Ia tertawa hingga hampir menangis.

Sampai beberapa saat tawanya mereda, Jake kembali merasa hampa.

"Fuck, I hate this feeling." ungkapnya pada diri sendiri.

Ia mengetikkan nama Sunghoon setelahnya. Ditatapnya lama kontak pria Park itu. Menimbang-nimbang haruskah Jake meminta Sunghoon menemaninya.

Jake tahu, Sunghoon tidak akan pernah menolaknya. Tapi, Jake sudah berjanji pada Heeseung bahwa ia akan membatasi diri jika itu menyangkut Sunghoon.

"Kalau cuma nemenin telfon... nggak papa, kan?" monolognya kembali dengan sebuah senyuman.

Ia pun betulan menelepon Sunghoon. Tak butuh waktu lama, pria berkulit pucat itu mengangkat teleponnya.

"Hmm..? Kenapa?" tanya Sunghoon dengan suara setengah seraknya, seperti baru akan atau baru usai tertidur.

Jake tersenyum malu, "Lagi ngapain? Gue lagi sendirian nih." ucapnya pelan.

Terjadi jeda yang cukup lama sebelum Sunghoon kembali menyahut, "Emang biasanya di apartemen sendiri kan?" ucapnya menyimpulkan namun terdengar bingung.

Jake segera bangkit terkejut dan melebarkan matanya. Ah, benar juga.

"Maksudnya, gue lagi gabut." elak Jake dengan kekehan.

"Yaudah, main sini. Apa mau gue nginep ke tempat lo aja?" tawar Sunghoon tanpa basa-basi.

Jake hampir saja memperbolehkan, namun ia segera teringat bagaimana jika kekasihnya tiba-tiba kembali ke apartemen tengah malam atau keesokannya?

"E-enggak, cuma butuh temen ngobrol aja." balas Jake sedikit panik.

bromance : heejake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang