side story 10 : si anak nakal

5.5K 365 61
                                    

Keseharian Heeseung godain Jake mulu.





Pagi itu Jake terbangun dari tidur lelapnya. Lama sudah ia tak merasakan bangun dalam keadaan sesantai ini. Omong-omong, dia sedang libur semester.

"Baaang.." rengeknya memanggil Heeseung.

Jake menoleh, mendapati sisi kasurnya rapi pun dingin sekali. Ah, seingatnya pula, semalam ia naik ke kasur lebih awal tanpa Heeseung.

Jake segera ke kamar mandi, membersihkan diri lalu berdandan wangi.

Ia keluar dari kamar, kemudian mendapati sang pacar yang terlelap sambil duduk di kursi tak jaih dari sana.

Jake melihat beberapa bir kalengan nampak kosong di sekitar Heeseung. Ia melihat laptop yang terbuka di sisi lain meja depan Heeseung. Menampakkan beberapa file pekerjaan yang mungkin dilakukan semalaman.

"Bang, bangun.." lirih Jake sembari menepuk pipi kekasihnya.

Heeseung menggeliat, tak suka lelapnya terdistraksi. Ia menggeser tangan Jake, menghasilkan tawa kecil pria Sim.

"Hehe, bangun, Bang.. Jam berapa tuh.. Mandi gih aku beliin sarapan." ucapnya sekali lagi seraya menoel gemas hidung Heeseung.

Heeseung melenguh keras. Ia membuka matanya setengah kantuk. Lalu tanpa sengaja kembali menggeser tangan Jake, namun sedikit lebih keras sehingga terkesan mendorongnya.

"Ck! Aku ngantuk! Apaan sih!?" kesal Heeseung seraya menegakkan punggungnya.

Jake sedikit terkejut, tak menyangka Heeseung-nya akan bernada tinggi di pagi hari ini.

"Oh.. Okay, sorry." tandasnya pelan.

Jake menjauhi Heeseung. Jujur, egonya sedikit tersentil. Padahal ini hari libur pertama Jake, ia baru saja membanggakan tidur pulasnya pada kita, berniat pula bermanja-manja, namun nyata dihempas begitu saja.

Jake membuka persediaan makanan. Mungkin ia masih bisa memasak seadanya walau tak sejago kekasihnya.

Selagi fokus, ia menyadari suara decakan Heeseung kembali terdengar. Tak lupa helaan napas panjang yang nampak begitu berat.

Lalu tiba-tiba saja, Heeseung sudah ada di balik punggungnya. Pria Lee dengan hening meraih pinggangnya lalu menjatuhkan dahi pada bahunya.

"Ngantuk.." lirih Heeseung dengan suara seraknya.

"Pindah gih ke kamar. Aku nanti yang beresin." ucap Jake berakhir tak tega. Dapat ia rasakan tubuh Heeseung yang dingin, mungkin imbas semalaman begadang tanpa tidur di luar kamar.

Heeseung menggeleng, "Babe.." panggilnya memelas.

"Iya, Bang? Gimana? Hm?" balas Jake dengan lembut. Ia menjauhkan diri dari kompor yang menyala, menunggui sup buatannya matang.

Jake berbalik, masih dalam dekap lesu kekasihnya. Ia membawa wajah Heeseung agar menatapnya.

"Sayangku mau apa?" tawar Jake dengan manis. Ia tersenyum kecil, melihat mata sembab dan wajah redup Heeseung.

Heeseung mencebil, "Maaf tadi nggak sengaja bentak kamu. Aku mimpi dibangunin sama Papa. Aku kira kamu Papa." sebutnya dengan lucu.

Jake tersenyum lagi, "Sebenernya aku kesel sih kamu bentak begitu. Mana kemarin malam nggak nemenin tidur." balasnya mengadu, namun tak ada niatan negatif, ia hanya ingin menggoda Heeseung.

Heeseung merengek seketika.

"Hnng, maaf maaf maaf.. Aku lagi banyak banget laporan. Papa nih juga minta aku kerjain proyek yang harusnya kena di Papa, Babe. Aku takut kalau ngetik di sebelah kamu, kamunya nggak bisa bobo."

bromance : heejake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang