28 - 02z

4.7K 497 179
                                    

"Sunghoon likes you." ucap Jay memulai sesi detektifnya bersama Jake.

Jake mengerjap sekilas, "Stop talking nonsense."

"Ini cuma salah satu praduga! He's been acting weird after your relationship with Heeseung blown up. He's like...jealous."

"Jay!"

"I knew he tell us that he is not gay, Jake. But the way he treats you compared to mine... dia puk-puk kepala lo tiap kali mau ngajak ngobrol, boro-boro sama gua??"

Jake menghela napasnya, "Kalaupun iya, gue nggak akan suka sama Sunghoon. Dia aneh dan gue pun... still not get over Lee Heeseung."

"You stupid bitch. Heeseung is not worth it.

"Look at the fucking mirror, you damn asshole! Lo sama Jungwon juga begitu!"

"Bro, Yang Jungwon nggak selingkuh dan nggak maksa buat ngewe sama gue di tempat umum kayak cowok lo itu."

Jake langsung memukul bahu Jay dengan keras, bisa-bisanya ia mengingatkan kejadian tersebut lagi.

"Back to topic! Apa lagi kira-kira yang bikin Sunghoon jadi gini?"

Jay mendengus, "Dia ada trauma sama orang homo. Itu yang paling gue percayai selain teori dia suka sama lo."

Jake memainkan jemarinya selagi berpikir. Hal semacam apa yang Sunghoon alami.

"Apa dia pernah pacaran sama homo ya? Apa mantannya ada yang lesbi terus dia jadi dendam sama saudara-saudara sejenisnya?"

"Maybe."

"Apa dia pernah dilecehin sama orang homo? Tapi selama ini Sunghoon mainnya nggak pernah ke bar yang aneh-aneh, dia lebih suka private room dan nggak nyewa orang panggilan. Kalau nggak sama kita, doi minum sendirian."

"Tapi, itu bisa dimasukin ke salah satu kemungkinan."

Jay dan Jake saling memandang, hanyut dalam banyaknya kemungkinan.

Sementara itu, di tempat lain, Sunghoon sedang menghadapi hal yang menjadi alasannya bertingkah kalap pada sahabat-sahabatnya.





"Mama udah pesenin spikoe buat kamu sama Jay Jake."

Sunghoon tersenyum tipis, ia mendekat ke arah sang Mama lalu memeluknya lembut.

"Mama yang terbaik." pujinya penuh kasih.

Baru saja pria Park mendapat senyumanya, sosok sang Papa keluar dari dalam kamar. Beradu tatap dengam Sunghoon yang seketika kehilangan senyumannya.

"Sana, ke Papa juga. Kamu udah lama nggak ketemu Papa kan?" ucap sang Mama dengan suara teduh.

Sunghoon berjalan patuh, mendekati sang Papa yang langsung menyambutnya dalam pelukan hangat.

"Anak Papa.." bisiknya pelan.

Sunghoon terdiam, tubuhnya berubah kaku dengan wajah dingin. Hanya berselang beberapa detik, ia segera melepas pelukan itu, lalu kembali memasang senyuman palsunya pada sang Mama.

"Ma, kalau aku tinggal bertiga sama Jay Jake boleh nggak? Lagian kuliah tinggal sedikit lagi, kita mau patungan satu apart aja." tanya Sunghoon.

Mama Park melirik sang suami, melihat respon pria itu mengangguk setuju membuatnya ikut memberi akses.

"Boleh. Nanti kabarin Mama lagi harus bayar berapa jadinya. Sini, makan dulu kita."

Sunghoon berjalan menuju meja makan, diikuti kedua orang tuanya. Ia tak sedetikpun berkontak mata dengan sang Papa. Bahkan, semua obrolan kecil ia tujukan pada sang Mama saja.

bromance : heejake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang