29 - step by step

4.8K 525 127
                                    

Jay melirik ke arah Jungwon dengan ragu.

"Ini aku nggak dikasih cium dikit aja gitu? Kita kan udah baikan."

Jungwon mendorong tubuh Jay menjauh, "Udah sana, pulang." tolaknya seraya sungkan pada Jake yang sedang menunggu mereka berpamitan.

Jay akhirnya menyentuh telapak tangan Jungwon, "Kalau semua udah settle, aku bakal ajak kamu main ke apart lagi. Kita bisa sama-sama lagi."

"Iya, tahu. Selesaiin dulu masalah sama Bang Sunghoon. Tolong jangan pakai emosi kamu itu, sebelum bertindak harus dipikirin resikonya."

"I knew, My dear.."

Jay mengacak puncak kepala Jungwon, "Nanti malam aku call ya.." pamitnya final.

Jungwon mengangguk setuju agar mempercepat salam perpisahannya dengan Jay. Jika obrolan berlanjut, bisa-bisa Jake akan turun dari mobil dan memaki mereka karena terlalu lama.

Saat perjalanan pulang, Jay terus bersenandung ceria. Ia bahkan lupa akan fakta sahabat di sampingnya itu belum menembukan titik kebabagiaan seperti miliknya.





"Jay, kalau Bang Heeseung janji mau berubah.. gimana?" tanya Jake tiba-tiba.

Jujur, ia iri melihat bagaimana hubungan Jay dan Jungwon bisa semudah itu kembali rujuk. Jake tahu bahwa masalah mereka tak sebesar miliknya dan Heeseung. Tapi, tetap saja. Jake pun ingin kembali tersenyum cerah tanp mengingat kejadian kelam hubungannya.

"Dulu janji nggak selingkuh sama mantannya. Iya sih ditepatin, tapi malah nambah abusive begini, Jake. Gue kalau jadi lo sih mending buang aja."

"It's not that easy. We talk about love here, Jay. I love him and he loves me."

Jay menghela napasnya, "Lo mah kaga usah nanyake gue kalau udahada jawaban yang lo patokin. If you ask me, the answer is still no. I won't let you to go back to that motherfucker."

"Lo mau bantuin gue buat ngobrol sama dia nggak? Gue kan udah bantuin lo sama Jungwon."

Jay menatap wajah Jake yang nampak penuh harap.

"Waktu Sunghoon jemput paksa gue, Bang Heeseung nggak ngelawan. Dia nggak marah ke gue juga, Jay. Dia berusaha buat ngerti sedikit posisi gue waktu itu. Dulu dia bisa marah banget karena emang cemburu. Tapi sekarang, dia ngerti kalau Sunghoon nggak gay dan over protective to us."

"Lo belain terus dah si Heeseung. Sia-sia gue pingsan sampai masuk rumah sakit."

Jake menyentuh lengan Jay.

"No, please, don't say that. Lo belain gue waktu itu dan konfrontasi dia adalah salah satu titik balik di hubungan gue sama Bang Heeseung."

"....."

"Gue dan Bang Heeseung udah sama-sama mau nyerah, Jay. Gue udah mau lepas dan dia setuju. Tapi emang hati nggak bisa bohong, gue sama Bang Heeseung masih saling sayang."

"Lo emang butuh sosok yang kayak gimana sih? Gue cariin! Lo cuma belum tahu rasanya sama cowok lain."

"I only need Lee Heeseung." sahut Jake dengan lesu. Pria berparas bule itu melemaskan badan, lalu sedikit bergeser agar wajahnya mengarah ke sisi kaca mobil.

Jay yang melihat sahabatnya bak kehilangan nyawa itu pun mendadak tak tega.

Dasar pria gay, ada saja masalah hati yang tak dapat dimengerti.

"Okay! Fine! Paling penting kita harus bisa lepas dari Sunghoon dulu. Kita dua lawan satu, kita harus menang sama ancaman dia."


+++


bromance : heejake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang