18 - honest

9K 654 497
                                    

tw!
sensitive topic : pregnancy










"Can I tell you something, Jennifer?" lirih Heeseung dengan berhati-hati.

"Uhum, what's wrong? You sound worried." tanya Yunjin dari ujung sambungan telepon.

Heeseung menghela napasnya. Ia melirik ke arah pintu kamar yang tertutup rapat, dimana Jake telah terlelap dari beberapa waktu lalu.

"I'm dating someone." ucap Heeseung.

Yunjin terdiam cukup lama. Heeseung kembali memberanikan dirinya untuk memberitahu Yunjin.

Tapi, ia takut.

"Pacarku—"

"Do you really love her or... just want to fuck her?"

Heeseung menghentikan aksi melelanya saat Yunjin memotong. Ia memijit pelipisnya pusing.

"Kalau kamu masih jadi Heeseung yang dulu,yang cuma mau seneng-seneng doang, jangan pacaran. Jangan ajak anak orang susah."

Pria Lee mendengus, "Aku nggak tahu udah berubah apa belum. Orang lain yang bisa nilai." balasnya seraya berjalan menuju ke arah balkon apartemen mereka.

"Ya kamu masih seenak jidat maksa-maksa having sex  sama your partner nggak? Kalau iya, putusin. Jangan asal celap-celup anak orang, kalau hamil, emang mau tanggungjawab?"

"Pacarku nggak akan hamil." sahut Heeseung dengan lesu. Ia memgambil rokoknya, lalu dengan cepat memantik dan menikmati sesapan.

"Anak orang kamu kasih obat!?" bentak Yunjin dengan keras.

"No! Lee Heeseung! Aku udah bilang jangan sekali-kali kamu ngulangin kesalahan yang sama. Kita masih sama-sama bodoh waktu itu dan kamu nggak boleh balik jadi Heeseung yang lama."

Heeseung menghembuskan kepulan asapnya dengan kelu.

"Aku nggak kasih obat. Aku tahu aku yang dulu banyak salah, terutama ke kamu. Aku tahu nggak seharusnya kita sebodoh itu dan kamu yang harus nanggung banyak."

"Aku gugurin anak kamu waktu itu demi keluarga kita. Aku nahan sakit, nahan bohong ke Mami Papi, ke Mama Papa kamu. Sekarang kamu mau hamilin anak orang lagi?"

"I told you my boyfriend could never get pregnant." sahut Heeseung dengan cepat.

"Ya kenapa kok bisa nggak ham—WHAT DID YOU JUST SAID!?!?!"

Heeseung menyesap kembali rokoknya, "Pacarku laki-laki. That Jake Sim. My research partner at uni, he's my man."

"Fuck, Lee. Aku tahu aku nggak muasin in our first and last sex, tapi emang harus banget kamu belok jadi gay?"

bromance : heejake [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang