Sebelum mereka menuju timezone, mereka terlebih dahulu berhenti di salah satu kafe untuk sekedar bersantai.
"Lo yakin Al mau bolos?" Kevin memastikan lagi
"Iyaa njir heran gue, lo selama ini murid teladan, kenapa malah ngajak bolos" heran Dimas
"Iya Al, nanti kalau orang tua lo marah gimana?" sambung Nevan
"Ck pertama Gue 100 persen yakin, kedua selama ini hidup gue monoton dan gue pengen mencoba hal baru (walaupun di kehidupan sebelumnya gue sering bolos sih) ketiga lagian orang tua gue mana peduli sama gue, waktu gue jadi anak baik-baik aja mereka bukannya bangga malah mengabaikan gue dan tetap aja nyiksa gue, jadi sekalian aja gue ngelawan dan memberontak sekarang" jelas Alvaro panjang lebar
"Terus kalau nanti nama lo jelek gimana, kalau kita sih udah sering bolos dan langgar peraturan, lah lo baru pertama kali woy" ucap Dimas
"Biarin aja orang-orang bilang apa gue nggak peduli, waktu mereka liat gue dibulli dulu mereka juga nggak ada peduliin gue kan, gue sih bodo amat yang penting gue senang" santai Alvaro
"Lo berubah banget, tapi gue suka" ujar Dimas bertos riaa dengan Alvaro
"Suka-suka lo aja lah" ujar Nevan
Akhirnya mereka diam, Sebenarnya mereka penasaran dengan masalah Alvaro tapi mungkin Alvaro belum percaya kepada mereka fikirnya.
"Lo pada pasti penasaran ya sama masalah gue" ucap Alvaro setelah melihat teman-temannya diam
"Sebenarnya iya, tapi kalau lo nggak mau cerita kita nggak masalah juga mungkin lo belum percaya sama kita" ucap Nevan
Alvaro menghela nafasnya panjang, akhirnya dia memutuskan buat cerita masalahnya atau lebih tepatnya masalah Alvaro, lagian sepertinya mereka tulus sama Alvaro terbukti saat mereka membela Alvaro waktu di uks tadi.
"Mungkin kalian bakalan kaget dengar cerita gue yang menyedihkan" ucap Alvaro dengan wajah sedih, entahlah padahal dia baru beberapa hari menjadi Alvaro, namun mengingat kejadian yang berasal dari memory Alvaro, seakan dia yang sudah merasakan semuanya. Rasa sakit diabaikan dari Ayah dan Abang-abangnya, berusaha mati-matian menarik perhatian mereka tapi hanya cacian hinaan yang dilontarkan kepadanya, sampai seorang perempuan datang merebut semua perhatian tersebut.
Karena Daddy dan abangnya yang dari dulu pengen punya anak/adek perempuan, mereka melimpahkan semua kasih sayang kepadanya yang tidak pernah didapatkan Alvaro sebagai anak kandungnya.
Bahkan bukan cuma batinnya yang tersiksa, dia juga sering mendapat pukulan, cambukan dan juga hukuman atas hal-hal yang nggak pernah dia lakukan, entahlah awalnya Alvaro bingung, kenapa dia dipukul?? bahkan dulu daddy dan juga abangnya tidak pernah mau nyentuh dia sedikitpun. Sekalinya daddy /abangnya nyentuh dia , bukannya elusan lembut dan pelukan hangat yang dia dapatkan melainkan luka fisik.
Melihat Alvaro yang hanya diam dengan mata berkaca-kaca, Kevin penepuk pundak Alvaro pelan.
"Gapapa Al, lo kalo mau nangis, nangis aja nggak usah ditahan gitu" ucap kevin memeluk badan kecil Alvaro
Mendapat pelukan itu, Alvaro langsung terisak dalam pelukan Kevin. Mendengar Alvaro terisak entah kenapa perasaan mereka juga terasa sakit.
Dimas dan Nevan juga ikutan mengelus lembut punggung Alvaro memberikan ketenangkan, sedangkan Kevin mengelus lembut Rambut Alvaro seperti seorang abang yang lagi menenangkan adeknya.
Alvaro yang merasa nyaman dipelukan dan elusan tersebut akhirnya tertidur dipelukan kevin. Kevin yang sudah tidak mendengar isakan Alvaro pun melihat ke arahnya ternyata dia sudah tertidur dengan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Alvaro (end)
Teen FictionAlfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama pena Al. Bagaimana Seorang Alfanza yang Bar-bar bertransmigrasi ke tubuh seorang cowok figuran cupu dari novel yang dibuat sendiri, lebih p...