"Adekkkk" teriak Arsen dan langsung duduk dari tidurnya.
"Akhhh" ringisnya ketika merasakan sakit si seluruh tubuhnya.
"Lo gapapa kan?" Tanya Anzel yang duduk di sebelah brangkar Arsen.
"Anzel, lo yang menyelamatkan gue?" Tanya Arsen dan menatap sekeliling ruangan yang serba putih itu.
"Iyaa, gue juga udah ngabarin keluarga lo, mungkin bentar lagi mereka sampai" ucap Anzel.
"Kok lo bisa nolongin gue?" Tanya Arsen heran..
"Nggak bukan itu yang penting sekarang, gue harus menyelamatkan adek gue" lanjut Arsen dan berusaha berdiri, tapi langsung di tahan oleh Anzel.
"Lo istirahat dulu, lo nggak mungkin menyelamati Alvaro dengan keadaan seperti ini"
"Nggak adek gue dalam bahaya, gue harus pergi sekarang" kekeh Arsen dan berusaha lagi turun dari brangkar itu.
"Akhhh" teriaknya kesakitan
"Makanya lo ngeyel banget sih di bilangin"
"Tap..." saat Arsen menjawab Daddy dan abangnya langsung mendobrak pintu ruangan itu.
"Daddy hiks" ucap Arsen menangis, melihat itu Bagas langsung memeluk Arsen.
"Huwa daddy, Alvaro hiks"
"Kamu tenang ya, coba ceritakan sama daddy apa yang terjadi dan adek kamu dimana?" Tanya Bagas yang sudah terlihat cemas.
"Mereka bawa Alvaro hiks, Arsen gagal jagain Alvaro hiks"
"Siapa?" Tanya Alkan yang sudah mengepalkan tangannyanya
"Arsen nggak tau hiks, tadi ada yang mengejar kami dan mereka bawa Alvaro hiks"
"Sialan pasti keluarga itu lagi" emosi Alkan dan hendak pergi tapi ditahan oleh Andra.
"Abang tenang, kita nggak boleh gegabah, mereka bukan keluarga sembarangan" ucap Andra
"Nggak bisa, beraninya mereka bawa Alvaro"
"Andra benar Alkan, kita tidak boleh gegabah" ucap Bagas
"Huwaa Alvaro dad, mereka bawa adek Arsen hiks"
"Kamu tenang yaa" ucap Bagas menenangkan Arsen dan mengelus rambut Arsen
Sedangkan Anzel yang melihat itu menganga tidak percaya, hey selama dia kenal Arsen yang dia tau Arsen itu seperti badboy pada umumnya lah, tapi apaan-apaan yang dia liat sekarang ini, rasanya Anzel ingin menertawakannya dan merekam untuk diperlihatkan kepada yang lain, tapi dia nggak punya keberanian apalagi melihat ekpresi daddy dan abang-abang Arsen, jadi dia memilih diam saja.
"Tapi Alkan nggak bisa diam saja dad, gimana kalau kita nggak bisa ketemu Alvaro lagi" ucap Alkan
"Makanya kamu tenang, kita atur rencana dulu" ucap Bagas.
"Dan kamu Arsen istirahat lagi"
"Nggak bisa daddy hiks, Arsen nggak bisa tenang kalau Alvaro tidak ada disini" Bagas menghela nafasnya lelah dan langsung menyuntikkan obat bius pada Arsen dan tak berselang lama Arsenpun tertidur lagi.
Bagas menatap Anzel yang sedari diam memperhatikan mereka.
"Anzel terima kasih sudah menolong Arsen ya"
"Iya om sama-sama"
"Om nggak tau masalah kalian apa, tapi om boleh minta tolong lagi kan buat jagain Arsen, om sama yang lainnya mau menjemput Alvaro dulu"
"Iya om Anzel akan jagain kok, tapi kalau Arsen bangun nanti gimana om, pasti dia akan nekat buat pergi menyelamatkan Alvaro"
"Kamu tenang saja" ucap Bagas dan menatap Alkan, seakan mengerti maksud tatapan daddynya itu, Alkan langsung memborgol tangan Arsen dan satunya lagi di brangkar itu, sehingga Arsen tidak akan bisa turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Alvaro (end)
Ficção AdolescenteAlfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama pena Al. Bagaimana Seorang Alfanza yang Bar-bar bertransmigrasi ke tubuh seorang cowok figuran cupu dari novel yang dibuat sendiri, lebih p...