34. Trauma

23K 2.3K 119
                                    

Alvaro menatap pintu UGD itu berharap cemas, mengabaikan tubuhnya yang juga penuh luka.

"Alvaro" panggil Bagas

"Daddy hiks" Alvaro langsung berdiri dan memeluk Bagas.

"Apa yang terjadi?" Tanya Andra

"A-al juga nggak tau hiks, tapi tadi ada musuh bang Arsen menghalangi jalan kami hiks dan terjadi keributan, tapi perut bang Arsen tertusuk pisau hiks" jelas Alvaro menangis dipelukan Bagas.

Sedangkan mereka yang mendengarnya langsung kaget.

"Tapi Al gapapa kan?" Tanya Alkan

"Al gapapa hiks"

"Al tenang ya, Arsen pasti bertahan" ucap Bagas lembut mengusap punggung Alvaro menenangkan.

"Sekarang Al obati lukanya ya" lanjut Bagas

"Al nggak mau hiks, Al mau nungguin bang Arsen hiks"

"Yaudah Al duduk dulu" ucap Bagas dan memanggil perawat meminta P3K.

Alvaro duduk dan masih menangis, dan di tenangkan oleh Alkan yang terus mengelus punggung Alvaro, walau sebenarnya punggungnya perih Alvaro tetap menahannya, karena dia mengkhawatirkan Arsen sehingga dia mengabaikan rasa sakitnya.

Tak berselang lama dokter keluar dari UGD, melihat itu mereka langsung menghampiri dokter itu.

"Gimana keadaan anak saya" ucap Bagas

"Lukanya sangat dalam sehingga memerlukan banyak jahitan, dan dia juga kehilangan banyak darah, tapi itu nggak masalah karena stok darah di rumah sakit masih tersedia, tapi... " ucap dokter itu gantung

"Tapi apa?" Ucap Alkan cemas

"Tapi pasien sekarang mengalami koma, jadi kami nggak bisa memperkirakan kapan dia akan sadar" mendengar itu semuanya langsung kaget, dan Alvaro langsung lemas.

"Abang hiks"

.

.

.

.

.

Sekarang Arsen sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, Alvaro selalu setia berada di samping Arsen berusaha terus membangunkannya.

"Adek, adek pulang dulu ya" ucap Alkan lembut

"Nggak mau bang, Al mau temanin bang Arsen"

"Tapi dek, liat keadaan adek dulu, adek pulang terus bersihin diri adek dulu ya, nanti ke sini lagi"

Alvaro memperhatikan dirinya yang penuh bekas darah, kemudian dia memperhatikan Arsen lagi.

"Abang Al pulang dulu ya, nanti Al ke sini lagi" ucapnya mengelus tangan Arsen.

"Abang antar pulang ya" ucap Alkan

"Nggak usah bang, Al pulang sendiri saja, kasihan bang Arsen sendirian lagian ini masih sore kok" ucap Alvaro, karena Bagas dan Andra sedang membeli makanan jadi hanya mereka yang ada disana.

"Yaudah, nanti sampai mansion kabarin abang ya" ucap Alkan dan di balas anggukan oleh Alvaro

"Adek hati-hati" ucap Alkan lagi

"Iya bang" balas Alvaro dan keluar dari ruang rawat inap itu menuju halte rumah sakit.

Tak berselang lama ponsel Alkan berpunyi pertanda ada pesan masuk.

"A-apa ini" ucap Alkan tak percaya dengan apa yang dia lihat diponselnya.

"N-ngak mungkin"

Bruk..

New Alvaro (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang