10. Tawuran

35.6K 3.3K 45
                                    

Beberapa menit kemudian...

"Gimana udah tenang Al?" Tanya Kevin

"Iya, terima kasih ya" ucap Alvaro sambil tersenyum.

"Santai aja Al, Lo kalau udah siap cerita kita bakalan dengarin kok" ucap Nevan

"Benar Al, walau kita nggak bisa membantu masalah lo, setidaknya lo bisa cerita supaya beban lo sedikit berkurang" ucap Dimas bijak

"Tumben lo bijak Dim" ejek Alvaro

"Yee bocah, udah dinasehatin juga" ujar Dimas

"Gue udah 15 tahun ya bukan bocah lagi" kesel Alvaro

"Walau sebenarnya  jiwa gue udah 18 tahun" Lanjut Alvaro dalam hati

"Iya lo udah 15 tahun, tapi kita 16 tahun jadi tetap aja lo bocah diantara kita" timpal Nevan

"Terserah kalian" kesal Alvaro memanyunkan bibirnya.

Kevin yang gemespun mengusap lembut rambut Alvaro

"Gemes banget sih lo, jadi adek gue mau ya" ucap Kevin

"Jangan adek Kevin Al, adek gue aja ya nanti gue beliin lo es krim yang banyak" bujuk Nevan

"Jadi adek gue aja Al, jangan mereka" timpal Dimas ikut-ikutan

"Hahaha kalian apaan sih, aneh banget pengen jadiin adek lo pada" ucap Alvaro

"Yang benar saja gue yang udah 18 tahun dijadiin adek sama mereka yang bahkan lebih muda dari jiwa Alfanza, walau sebenarnya gue pengen punya abang, tapi sekarangkan raga gue 15 tahun gapapa kali ya" Batin Al bingung dan juga senang.

"Ya karena kebetulan kami sayang sama lo, dan pengen lo jadi adek kami" jelas Dimas

"Ahh apa sih jijay gue dengarnya" ucap Alvaro malas tapi wajahnya tidak bisa bohong kalau merasa senang.

Ya dia senang karena memiliki teman-teman yang sayang padanya bahkan pengen Al jadi adek mereka, dia senang punya teman yang perhatian padanya, tapi entah kenapa dia merasa ada yang kurang.

Padahalkan Alvaro sekarang nggak sendirian lagi, seharusnya dia merasa cukup ada orang yang mungkin tulus padanya.

"Apa ini perasaan asli lo Alvaro?" Batinnya

"Apa lo masih butuh kasih sayang keluarga lo, yang jelas-jelas menolak kehadiran lo?"

"Apa mereka saja nggak cukup?"

Kevin yang menyadari perubahan raut wajah Alvaropun bingung.

"Kenapa Al?" Tanya kevin

"Gue gapapa" balas Al

"Yaudah sekarang panggil kita abang" ucap Nevan mengalihkan pembicaraan

"Hah Abang?" Bingung Alvaro

"Iya, lo panggil kita abang" ucap Dimas

"Serius?" Ucap Al memastikan, mereka mengangguk kompak sebagai balasan

"A-abang" ucap Al gugup, sedangkan yang lainnya tersenyum senang.

"Abang Kevin, abang Dimas, Abang Nevan" ucap Al lagi, mereka yang mendengar itu semakin melebarkan senyumnya.

"Ihh nggak mau geli gue" lanjut Al, seketika senyum mereka luntur

"Yee bocah, padahal gue lagi senang juga" sebel Dimas

"Bodo hahaha" tawa Alvaro melihat wajah kesal teman-temannya.

Mendengar tawa Alvaro pun mereka akhirnya kembali senang, Haa gpp deh yang penting Alvaro senang pikir mereka.

"Yaudah yuk cari makan, lapar gue" ucap Nevan kemudian

New Alvaro (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang