Sekarang Alvaro sendirian, setelah mendengar ucapan Arsen tadi, dia langsung melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah tempat tidurnya mengabaikan mereka yang menatapnya, namun dia malah ketiduran.
Sekarang dia sedang duduk di balkon kamarnya, melihat rintikan hujan dari kaca yang menghalanginya.
"Nggak ada yang sayang gue, nggak ada yang ngertiin gue, gue harus apa sekarang"
"Gue cuma mau keluar dari sini"
"Tapi mereka malah bawa gue kesini lagi" Alvaro melirik tangannya yang terpasang rantai itu.
"Gue coba buka deh dengan pencepit, mana tau bisa" monolognya dan langsung berdiri mencari penjepit buku di meja belajarnya.
Setelah ketemu dia duduk lagi dibalkon kamarnya, mencoba membuka kunci rantai itu.
"Percuma, itu nggak akan bisa dibuka dengan itu" ucap Alkan yang melihat Alvaro sedang berusaha membuka kunci rantai itu.
Mendengar itu Alvaro tetap melanjutkan aksinya, tanpa menghiraukan Alkan yang menatapnya.
"Akhh sialan" kesal Alvaro melempar penjepit itu karena hampir satu jam dia mencoba tapi tetap nggak terbuka juga.
Alkan yang setia memperhatikan Alvaro dari tadi tersenyum tipis dan menghampiri Alvaro.
"Jangan sentuh gue brengsek" ucap Alvaro menghindar saat Alkan hendak mengelus rambutnya.
Alkan menghela nafasnya, dan mencoba mengontrol emosinya.
"Kamu makan dulu ya, itu abang sudah bawakan makanan" ucap Alkan
"Nggak"
"Makan ya, nanti kamu sakit"
"Nggak, biar gue mati sekalian"
"Jangan buat abang marah Alvaro, abang bilang makan"
"Gue nggak mau"
Alkan yang sudah emosipun mengepalkan tangannya kuat.
"Sabar Alkan sabar, jangan sampai lo kelepasan" batin Alkan menenangkan dirinya.
Setelah sedikit tenang dia melihat Alvaro lagi, yang asyik melihat hujan dari tadi.
"Yaudah, sekarang Al mau apa?" Tanya Alkan lembut
"Gue bilangpun percuma, lo nggak akan ngabulin"
"Coba Al bilang dulu, Al mau sekolah lagi, Al mau main kemanapun, abang bolehin asal jangan kabur lagi"
"Tapi gue maunya nggak disini brengsek" batin Alvaro yang masih belum menatap Alkan.
"Al coba liat abang, abang kangen sama Al, maafin abang" ucap Alkan lembut, sedangkan Alvaro yang mendengarnya memutar matanya malas. Dan berjalan ke tempat tidurnya, meninggalkan Alkan di sana.
Alvaro merebahkan dirinya dan membelakangi Alkan, Alkan yang melihat itu lagi-lagi menghela nafasnya lelah dan menghampiri Alvaro lagi.
"Mungkin Al masih butuh waktu, jangan lupa makanannya di makan yaa" ucap Alkan dan mengelus rambut Alvaro
"Gue bilang jangan sentuh gue" ucap Alvaro marah dan secara refleks menendang perut Alkan supaya menjauhinya.
Bugh..
Alkan menghela nafasnya lagi, dan menatap Alvaro datar.
"Besok abang akan bicara lagi sama adek, sekarang istirahat ya" ucap Alkan dan tersenyum kearah Alvaro kemudian melangkah keluar kamar Alvaro.
Berbeda dengan Alvaro yang menatap Alkan tajam.
"Nggak usah balik lagi lo kesini" teriak Alvaro.
Alkan mendengar itu mengangkat bahunya acuh dan keluar dari kamar Alvaro, setelah itu menutupnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Alvaro (end)
Teen FictionAlfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama pena Al. Bagaimana Seorang Alfanza yang Bar-bar bertransmigrasi ke tubuh seorang cowok figuran cupu dari novel yang dibuat sendiri, lebih p...