"Al boleh ikut keluarga mommy aja nggak?" Tanya Alvaro dengan raut wajah santai, sedangkan yang lainnya terkejut mendengar permintaan Alvaro.
"Adek" panggil Arsen lembut
"Adek mau ninggalin abang" lanjutnya menatap Alvaro dengan mata berkaca-kaca.
Alvaro tidak menjawab dan malah menatap penjaga yang memegang mangga yang dia ambil tadi.
"Nanti rujaknya bawa ke kamar Al ya" ucapnya dan melangkah pergi, dia sudah tidak tahan menahan tawanya ketika melihat ekspresi daddy dan abang-abangnya.
"Rasakan, emangnya enak dikerjain" batin Alvaro dan tersenyum tipis. Dia melangkah santai masuk ke mansion lagi dan tentunya diikuti Jey di belakangnya.
"Daddy dia bercandakan?" Tanya Andra menatap Alvaro yang semakin menjauh.
Bagas hanya diam, dia masih syok mendengar perkataan putra bungsunya tadi. Pikiran negatif pun bermunculan di kepalanya.
"Dia hanya bercanda" ucap Alkan dan semua mata langsung menuju padanya
"Abang tau dari mana, kalau dia serius gimana?" Tanya Arsen
"Raut wajahnya nggak bisa bohong, abang yakin dia nggak serius dengan ucapannya tadi"
"Abang yakin?" Tanya Andra memastikan dan dibalas anggukan oleh Alkan.
"Yaa bercandanya kelewatan, Arsen sampai nggak bisa berkata-kata" ucap Arsen yang masih tidak percaya.
"Kita balas yuk" ajak Andra dan dibalas anggukan semangat oleh Arsen.
Merekapun berjalan ke kamar Andra untuk memikirkan ide jahil membalas Alvaro, sedangkan Alkan dan Bagas hanya menggelengkan kepala melihat tingkah mereka.
Berbeda dengan Alvaro yang sedang duduk santai di ruang makan, memakan sarapannya sendirian tanpa menunggu keluarganya lebih dulu.
Arsen dan Andra yang hendak pergi ke kamarnya tadi mengurungkan niatnya ketika melihat Alvaro duduk sendirian di ruang makan.
"Adek kok udah makan duluan, nggak nungguin abang" ucap Arsen menghampiri Alvaro sepertinya dia lupa tujuan awalnya.
"Lapar" jawab Alvaro singkat
"Adek jangan irit ngomong gitu dong, ngomong aja nggak bayar kok" ucap Arsen berusaha bercanda tapi malah terdengar garing di telinga Alvaro.
"Hmm"
Mendengar jawaban Alvaro, Arsen menghela nafasnya kecewa dan mengambil makanannya begitu juga dengan Andra.
Alkan dan Bagas datang dan duduk di kursi mereka masing-masing, Bagas tersenyum ketika melihat ke arah Alvaro, sedangkan Alvaro masih menampilkan raut wajah biasa aja.
"Baby mau ikut sama daddy, mumpung sekarang lagi libur kita main bersama ke luar" ucap Bagas, mendengar itu Alvaro langsung menatap Bagas berbinar.
"He em emangnya Al boleh keluar" ucap Alvaro berusaha biasa aja, berbeda dengan hatinya yang bersorak heboh. abang-abangnya melihat itu terkekeh pelan melihat ekspresi dan ucapan Alvaro yang tidak seimbang.
"Tentu, kan keluarnya bareng daddy" ucap Bagas terkekeh pelan dan mengacak-acak rambut Alvaro.
"Hmm yaudah"
"Adek mau main kemana?" Tanya Andra
Alvaro tampak berpikir dan sesuatu terlintas di pikirannya.
"Al mau main salju pasti seru" ucap Alvaro antusias
"Salju ya, yaudah kita ke swiss aja sekarang" ucap Alkan santai berbeda dengan Alvaro yang melongo.
"Nggak sampai ke swiss juga bang, salju di sini juga ada" ucap Alvaro
KAMU SEDANG MEMBACA
New Alvaro (end)
Teen FictionAlfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama pena Al. Bagaimana Seorang Alfanza yang Bar-bar bertransmigrasi ke tubuh seorang cowok figuran cupu dari novel yang dibuat sendiri, lebih p...