"Hey Al bangun" ulang Arsen lagi
Karena tak juga ada pergerakan dari Alvaro, Arsen menggendong Alvaro menuju mobilnya, mengabaikan orang-orang yang menatap mereka dan kembali ke mansion.
Dengan kecepatan tinggi Arsen membawa mobilnya dan terus berusaha membangunkan Alvaro.
Dipertengah perjalanan dia memelankan laju mobilnya untuk menelpon andra."Abang hiks" ucapnya setelah telpon terhubung
"Hy arsen kenapa, kenapa nangis" ucap Andra panik
"Abang hiks Alvaro hiks, abang telpon dokter ya suruh pergi ke mansion hiks" jelas Arsen dan langsung mematikan sambungan telponnya. Setelah itu dia melajukan lagi mobilnya menuju mansion.
Sesampainya di mansion Arsen langsung menggendong Alvaro membawanya ke kamarnya menghiraukan tatapan orang yang menatapnya dengan berbagai macam ekspresi dan ikut menyusul Arsen.
Arsen membaringkan tubuh Alvaro diranjangnya kemudian mengelus lembut rambut adeknya itu.
"Kenapa" tanya Alkan, Arsen langsung menatap abangnya itu.
Belum sempat Arsen menjawab dokter keluarga mereka sampai dan memeriksa keadaan Alvaro.
"Dia demam" ucap Dokter itu
"Dia kenapa bisa pingsan gitu sen" tanya Andra
"Tadi waktu kami main di rumah hantu tiba-tiba dia meracau, takut di sentuh setelah gue nenangin dia nggak sadarkan diri" jelas Arsen
Dokter itu mengangguk paham
"Dia terkena serangan panik" ucap dokter itu, sedangkan yang lainnya mendengar tidak percaya
"Sekarang biarkan dia istirahat dulu,
Jangan nambah beban pikirannya, dan mungkin besok dia akan demam tinggi jadi saya akan resepkan obatnya" jelas dokter itu dan memberikan resep obat agar bisa di tebus ke apotik."Terimakasih dok" ucap Arsen
"Kalau ada apa-apa hubungi saya lagi" ucap dokter itu dan dibalas anggukan oleh yang lain.
"Kalau begitu saya pamit dulu" ucap dokter itu tersenyum ramah.
Setelah dokter itu pergi semuanya menatap ke arah Alvaro yang tertidur damai.
"Semuanya keluar biarkan dia istirahat" ucap Bagas dan semuanya menurutinya sedangkan Arsen masih terus menatap adeknya itu sampai dia keluar kamar Alvaro dan menutup pintu kamarnya.
.
.
.
.
.
Dini hari Alvaro terbangun, merasakan badannya yang sangat panas.
Namun tiba-tiba dia menangis.Alkan yang belum tidur setelah menyelesaikan pekerjaannya hendak membuka pintu kamarnya dan mendengar suara tangisan dari kamar Alvaro, dengan langkah cepat dia membuka pintu kamar Alvaro dan melihat Alvaro yang sedang menangis.
"Hey Al kenapa hmm, ada yang sakit" tanya Alkan lembut tapi tak juga mendapat balasan dari Alvaro. Alkan hendak memeluk Alvaro menenangkan nya tapi Alvaro malah menghindar.
"Jangan sentuh takut hiks" isak Alvaro
"Hey tenang ya abang nggak bakalan nyakitin Al" ucap Alkan lembut dan mencoba lagi memeluk Alvaro
"GUE BILANG JANGAN SENTUH GUE" Teriak Alvaro
"Okay tenang ya, abang nggak akan nyentuh kamu" ucap Alkan dan Alvaro menutup matanya terisak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Alvaro (end)
Teen FictionAlfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama pena Al. Bagaimana Seorang Alfanza yang Bar-bar bertransmigrasi ke tubuh seorang cowok figuran cupu dari novel yang dibuat sendiri, lebih p...