Setelah Arsen, Alvaro dan Rey pergi ke kamar Arsen tadi, yang lainnya mendengarkan cerita dari Risa dengan serius. Sedangkan Ananta yang mendengar itu menangis dipelukan suaminya, dia tidak menyangka kalau papanya sampai stress karena kehilangan kakaknya.
"Saya tidak akan percaya sama anda kalau anda tidak terlibat dengan penculikan Alvaro kemarin" ucap Bagas menatap Risa tajam.
Risa menghela nafasnya lelah, padahal dia sudah menceritakan semuanya dengan jujur tapi tetap saja susah meyakinkan Bapak dan anak itu.
"Saya harus apa supaya kalian percaya sama saya?" Tanya Risa
"Bukti" ucap Alkan datar dan semua matapun langsung menatap padanya.
"Anda cukup berikan kami bukti, kalau anda tidak dapat membuktikannya saya akan pastikan kehidupan anda hancur" ancam Alkan
"Kamu kira kalian akan mudah hancurkan saya, kedudukan keluarga saya lebih tinggi dari kalian yang rendah ini, jangan sombong" ujar Risa yang tersulut emosi
Mendengar itu Alkan hanya menampilkan senyum smirk.
"Diancam dikit saja sifat aslinya langsung keluar" sinis Nathan yang sibuk dengan ponselnya dari tadi.
Risapun langsung diam dan menghela nafasnya berat.
"Baiklah kalau kalian mau bukti, saya bisa berikan" ucap Risa akhirnya.
"Mama punya bukti apa?" Tanya Ananta
"Cctv di kamar mama, bisa membuktikan kalau ucapan mama benar apa adanya" jawab Risa
"Ahhh syukurlah" ucap Ananta menghela nafasnya lega.
"Tunggu apalagi sekarang kita ke kediaman Albert" ucap Jeffry yang sedari tadi menyimak.
"Tidak perlu" ucap Bagas dan menatap Andra, sedangkan yang lainnya pada bingung
"Ahhh daddy Nathan baru aja santai" kesal Nathan seakan tau arti tatapan daddynya itu.
"Ck cepat, atau.."
"Iya-iya" kesal Nathan memotong perkataan Alkan, dia langsung berdiri dan melangkah menjauhi mereka.
"Tunggu sebentar" ucap Bagas dan dibalas anggukan oleh mereka.
Sedangkan Leo menatap bosan dan hanya memperhatikan sekitar mansion itu sedari tadi.
"Bang Alkan" panggil leo menatap Alkan dan dibalas deheman oleh Alkan.
"Leo mau ke kamar Arsen ya, kamar Arsen dimana?" Tanya Leo, Alkan pun langsung menatap Leo yang jelas terlihat bosan itu.
"Di lantai 2 pintu warna putih" balas Alkan
"Leo ke atas ya" pamitnya dan menuju kamar Arsen, lebih baik dia main bersama yang lainnya daripada dia cengo dan bosan sendirian disana.
Tak berselang lamapun Andra datang dengan laptop di tangannya.
Andra menghiraukan tatapan bingung orang-orang yang menatapnya, dengan mudahnya dia bisa meretas CCTV di kediaman Albert.
"Dia ngapain?" Tanya Risa membuka suara tapi tidak ada jawaban dari yang lainnya, membuatnya mendengus pelan.
Tak berselang lama, Andra pun berhenti dan menetap Risa.
"Tanggal berapa?" Tanya Andra, membuat kedua alis Risa menyatu dengan pertanyaan yang tidak jelas itu.
Andra menghela nafasnya pelan, sebenarnya dia mau istirahat karena kemarin dia nggak ada tidur seharian dan apalagi tangannya yang terasa nyeri akibat luka.
"Yang bisa dijadiin bukti itu tanggal berapa?" Tanya Andra lagi, Risa berohh ria dan tampak berpikir.
"Sehabis kami menginap dari sini" ucap Risa dan dibalas anggukan oleh Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Alvaro (end)
Teen FictionAlfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama pena Al. Bagaimana Seorang Alfanza yang Bar-bar bertransmigrasi ke tubuh seorang cowok figuran cupu dari novel yang dibuat sendiri, lebih p...