"Ayo buka nak" ucap Ananta lembut.
"Kenapa sih tan, Al malu lah harus buka baju di sini banyak orang" ucap Alvaro menatap semua orang itu.
"Bilang aja kamu malu memperlihatkan badan penuh luka mu itu kan" ucap Wilson geregetan
"Diam lo kakek tua, gue belum kasih pelajaran sama lo yaa" ketus Alvaro menatap Wilson tajam dan memperlihatkan tinjunya
"Bahasa mu baby" ucap Alkan
"Biarin aja bang, kalau sama kakek tua itu nggak perlu pake bahasa sopan" ucap Alvaro menunjuk Wilson.
"Buka Alvaro" bentak Wilson yang tidak sabaran
"Malas" ucap Alvaro cuek
"Lagian lo tau dari mana di perut gue ada lukanya, menghayal lagi ya lo, dasar kakek tua stress" lanjut Alvaro menatap Wilson sinis
"Kamu jangan coba mengalihkan pembicaraan, buka aja baju kamu dan semuanya akan lihat betapa kamu tersiksanya di sini" ujar Wilson
"Terus habis itu apa, kalau misalmya ada bekas luka di tubuh gue lo mau apa?"
"Saya akan bawa kamu dari sini haha" ucap Wilson langsung mendapat tatapan tajam dari Bagas dan anak-anaknya.
"Dihh nggak mau, walaupun ada bekas luka diperut gue, gue juga nggak akan mau ikut sama lo" ketus Alvaro
Setelah mengatakan itu semua pasang mata langsung menatap Alvaro.
"Jadi benaran ada luka di tubuh kamu?" Tanya Risa menatap Alvaro intens
"Kan tadi Al bilang misalnya oma, mereka nggak pernah nyakitin Al kok" ucap Alvaro tersenyum kepada daddy dan abang-abangnya itu.
"Kalau begitu buka baju kamu, oma mau liat" ucap Risa
"Kenapa sih oma, Al malu"
"Buka Alvaro, kalau benar mereka menyakiti kamu, oma akan bawa kamu dari sini"
"Itu tidak akan terjadi, Alvaro tidak akan pergi dari sini" timpal Bagas menatap Risa tajam
"Buka baju kamu Alvaro" ucap Alkan akhirnya, Sedangkan Bagas dan Andra langsung mentap Alkan yang tampak cuek itu.
Berbeda dengan Alvaro yang berdecak kesal, dan akhirnya membuka bajunya.
Kalau di sinetron pasti ada adegan slow motion dulu dan semua orang menatap Alvaro dengan tegang haha.
Tapi ini bukan sinetron, Alvaro langsung membuka bajunya dengan santai.
"Nih" ucap Alvaro malas
.
.
.
.
.
.
.
Jeng jeng jeng..
"Bersih kok" ucap Ananta memperhatikan badan Alvaro intens.
"Kan sudah Al bilang, nggak percaya sih" kesal Alvaro dan memakai bajunya lagi.
"Terima kasih salep mujarabnya bang Randi hehe" batin Alvaro tersenyum senang.
Masih ingatkan waktu Randi ketemu Arsen dan Alvaro di kediaman keluarga Adhitama, dan menyarankan Alvaro mengoles salep di bekas lukanya.
Setelah hari itu, setiap hari Alvaro selalu rutin mengolesi salep itu di bekas lukanya, dan benar saja setelah 2 minggu Alvaro menggunakannya, bekas lukanya langsung hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Alvaro (end)
Teen FictionAlfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama pena Al. Bagaimana Seorang Alfanza yang Bar-bar bertransmigrasi ke tubuh seorang cowok figuran cupu dari novel yang dibuat sendiri, lebih p...