17. Aneh

32.6K 3.1K 106
                                    

"ALVARO" teriak mereka

"Eghh" Alvaro gelisah dalam gendongan Alkan, sedangkan Alkan langsung mengusap lembut rambut Alvaro sehingga dia tidur dengan nyaman lagi.

"Alvaro kenapa bang" tanya Andra menghampiri mereka

"Tidur" singkat Alkan, kemudian menatap orang-orang disana dan lanjut melangkahkan kakinya ke kamar Alvaro untuk membaringkan Alvaro supaya lebih nyaman.

"Kalau gitu kami pulang aja deh" ucap Nevan

"Nggak nungguin Alvaro bangun aja" tanya Arsen

"Nggak usah deh, biarin dia istirahat dulu aja" ucap Angga dan yang lainnya mengangguk mengiyakan.

"Kalau gitu kalian hati-hati" ucap Arsen

"Iya, kalau ada apa-apa kabarin kita" ucap Alaska kemudian melangkahkan kakinya keluar mansion begitu juga yang lainnya.

"Alea ke kamar dulu ya bang" ucap Alea pamit dan dibalas deheman oleh Andra dan Arsen, entah kenapa dari tadi keberadaannya tidak keliatan, semuanya fokus ke Alvaro dan dia tidak suka itu, seharusnya kan perhatian mereka semua untuknya sendiri.

"Sialan awas lo Alvaro" batinnya menuju kamarnya.
Sesampainya di kamarnya dia langsung menghempaskan tas sekolahnya sebagai pelampiasan.

"Kalau gini terus, posisi gue bisa terancam"

"Sialan kenapa juga dia berubah sampai orang-orang jadi peduli padanya"

"Gue harus melakukan sesuatu" monolognya

Kemudian dia duduk di tepi kasurnya memikirkan cara menjatuhkan Alvaro, dan seketika senyum devil terbit di wajah yang keliatan polos itu.

"Kita tunggu tanggal mainnya dan lo bakal sendirian lagi"

"Sekarang gue bakal biarin lo menikmati semuanya dulu" Alea tersenyum smirk.

.

.

.

.

.

"Abang bawa Alvaro kemana tadi?" tanya Andra menghampiri Alkan ke kamar Alvaro

"Kita nyariin dia tadi, kirain dia kabur" ucap Arsen kemudian

Alkan menatap kedua adeknya itu, dan beralih lagi melihat wajah damai Alvaro.

"Rumah sakit" singkat Alkan

"Ngapain?" tanya Andra lagi

"Ngobatin lukanya"

"Abang khawatir" tanya Arsen tapi tidak mendapat jawaban dari Alkan. Sedangkan Arsen yang tidak dapat jawaban menghela nafasnya berat dan duduk di kursi belajar Alvaro.

"Dia sejak kapan gemesin gitu" ucap Arsen memperhatikan Alvaro

"Mungkin sejak dulu, kita aja yang nggak pernah perhatiin dia" balas Andra, sedangkan Alkan mengelus pipi lembut Alvaro

"Kemarin dia bahagia banget padahal cuma main ke timezone"

"Gue yang liatnya aja nyesek dan sakit hati melihat dia yang bahagia banget, padahal cuma karena hal kecil, padahal kita punya semuanya" ucap Arsen dengan mata berkaca-kaca membayangkan betapa selama ini Alvaro menderita

Andra yang melihat Arsen yang hendak menangis mengusap punggungnya lembut menenangkannya

"Kemarin dia peluk gue , dia peluk gue bang, hanya karena sebuah boneka yang nggak seberapa itu hiks, dia senang banget hanya karena itu" Andra dan Alkan diam mendengarkan cerita Alkan

New Alvaro (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang