33. Abang hiks

24.4K 2.2K 101
                                    

Beberapa hari berlalu, kini Alvaro semakin dekat dengan keluarga William, dia akhirnya menerima perlakuan manja yang diberikan padanya, bahkan tanpa sadar dia yang bersikap manja sendiri kepada mereka.

Tapi dari semua keluarga William, Alvaro lebih dekat dan banyak menghabiskan waktunya bersama Arsen. Seperti perkataannya waktu itu, tiap malam mereka akan belajar main gitar, main game bareng dan tidur bareng.

Untuk Arsen, sekarang masa hukumannya sudah selesai sehingga dia bisa berangkat sekolah hari ini. Dan sekarang mereka sedang sarapan bersama.

"Dek nanti berangkat bareng abang ya" ucap Arsen, Alvaro mendengar itu menatap Arsen dan menggelengkan kepalanya.

"Nggak mau bang, Al berangkat sendiri aja"

"Ayoo bareng abang, kemarin lo udah sama bang Andra dan bang Alkan , sekarang sama abang" bujuk Arsen lagi

"Nggak bang" tolak Alvaro lagi, setelah itu dia berdiri dan mencium semua pipi keluarganya

"Al berangkat dulu" pamitnya dan keluar dari mansion. Melihat itu Arsen langsung berdiri dan mengejar Alvaro.

"Arsen juga berangkat" pamitnya dan berlari menyusul Alvaro.

Sedangkan yang lain hanya geleng kepala melihat kelakuan mereka.

Arsen berhasil mencekal tangan Alvaro saat Alvaro hendak naik ke motornya.

"Ayo bareng abang Al" ajak Arsen lagi

Alvaro yang sudah malas debatpun, akhirnya mengangguk setuju.

"Iya bang iya"

"Yess, ayo" ucap Arsen semangat dan menarik tangan Alvaro menuju motornya.

.

.

.

.

.

.

"Arsen" panggil Angga dan Rehan saat melihat Arsen dan Alvaro sampai di parkiran sekolah.

"Loh bang kok kalian pada babak belur gitu" heran Alvaro melihat Alaska Dkk.

Mereka tidak menjawab pertanyaan Alvaro dan melihat Arsen lagi.

"Ada yang mau kita bicarain sama lo, penting" tegas Angga

"Sial gue dicuekin ni" gerutu Alvaro dalam hati

Arsen mengernyitkan dahinya bingung dan mengangguk saat melihat raut wajah serius mereka.

"Adek pergi ke kelas dulu ya, nanti istirahat abang jemput" ucap Arsen melihat Alvaro, Alvaro yang sedikit memahami situasi yang tegang itu pun mengangguk.

"Al ke kelas dulu ya bang" pamit Alvaro

"Jangan bolos ok, nanti adek harus ada di kelas saat abang jemput" ucap Arsen tersenyum mengelus rambut Alvaro lembut.

"Iyaa bang"

Kemudian Alvaro meninggalkan mereka dan berjalan santai menuju kelasnya walaupun dia sebenarnya sedikit kepo.

Setelah kepergian Alvaro Arsen langsung memasang raut wajah datar dan serius dan menatap teman-temannya.

"Apa?" Tanya Arsen

"Kita ke ruangan itu, kita bahas di sana" ucap Alaska dan melangkah pergi di susul oleh yang lainnya.

.

.

.

.

.

New Alvaro (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang