Beberapa hari berlalu setelah Alvaro sakit, dan selama itu pula Ketiga abang Alvaro selalu melakukan apa saja untuk dekat dengannya. Seperti bawakan Alvaro makanan saat dia belajar, ajak Alvaro main game, rebahan di kamar Alvaro dan masih banyak lagi.
Awalnya Alvaro menolak dan secara terang-terangan menatap tak suka kearah mereka, tapi mereka bodoamat dan tetap melakukannya. Akhirnya Alvaro ngalah dan pasrah tapi karena perasaan asli Alvaro bahagia dan senang karena perhatian itu, dia juga jadi ikutan senang walau dia menunjukkan sikap biasa aja.
Kalau ditanya tentang Bagas gimana? Entahlah setelah mendengar perkataan Arsen waktu itu dia jadi gila kerja, walau tengah malam dia diam-diam pergi ke kamar putra bungsunya itu.
Seperti tengah malam ini Bagas kembali ke kamar Alvaro, dia memperhatikan wajah damai Alvaro dan mengelus lembut rambut Alvaro seperti hari-hari sebelumnya.
"Bagas" ucap Alvaro serak dan melihat ke arah daddynya itu
"He em tidur lagi" ucap Bagas berusaha normal padahal dia sedang gugup karena ketauan.
"Gue tau lo tiap malam kesini, kenapa?" Tanya Alvaro
"Emangnya ada yang bisa larang saya, pergi ke setiap ruang dimansion ini" ucap Bagas sedangkan Alvaro yang mendengarnya tersenyum sinis.
"Bilang aja lo nyesal dan mau minta maaf sama gue" batin Alvaro
"Terserah lo deh" ucap Alvaro dan memejamkan matanya
"Bagas" panggil Alvaro lagi dengan mata yang masih tertutup
"Hmm"
"Besok gue ada olimpiade, gue harap lo bisa hadir dan kasih gue hadiah kalau gue menang" ucap Alvaro dan kembali tidur karena sebenarnya dia sangat mengantuk
Bagas yang mendengar permintaan pertama Alvaro itu seketika dia merasa sangat senang.
"Apakah itu artinya kamu memberikan daddy kesempatan boy" batin Bagas dan mengelus lagi rambut Alvaro lembut.
.
.
.
.
.
Sekarang Alvaro sudah berada di SMA Garuda bersama Pak Agus.
Dan beberapa menit lagi olimpiade sesi pertama akan di mulai."Kamu siap Al?" Tanya Pak Agus
"Siap pak" ucap Alvaro semangat
"Ingat jangan gugup, percaya saja pada diri kamu sendiri, dan semangat"
"Pasti pak" setelah itu dering ponsel Alvaro berbunyi, dia langsung mengangkatnya dan berdiri jauh dari pak Agus.
"Hallo adek abang" siapa lagi kalau bukan Arsen
"Apasih lo pakai acara vc segala"
"Bilang aja lo senang kan gue vc"
"Nggak dan gue muak liat muka lo" ketus Alvaro
"Masa lo muak liat wajah ganteng gue ini"
"Ck nggak usah narsis deh, masih gantengan gue juga, lo mau apa kalau nggak ada perlu gue matiin ni"
"Jangan dimatikan dulu, gue cuma mau bilang semangat olimpiadenya nanti kalau lo menang gue ajak jalan-jalan"
"Nggak butuh" ketus Alvaro dan langsung mematikan sambungannya, tapi tak di pungkiri dia sebenarnya senang.
Selain itu juga ada notifikasi dari teman-temannya dan ada Andra juga memberikan dukungan. Oh ya karena sekarang hari Sabtu SMA Starlight lagi sekolah jadi mereka nggak bisa ikut langsung memberikan dukungan. Alvaro sih tidak masalah, dengan seperti ini saja dia sudah senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Alvaro (end)
Teen FictionAlfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama pena Al. Bagaimana Seorang Alfanza yang Bar-bar bertransmigrasi ke tubuh seorang cowok figuran cupu dari novel yang dibuat sendiri, lebih p...