Sekarang Alvaro sudah siap dengan seragam sekolahnya, dia menatap dirinya di cermin dan tersenyum cerah mengingat kejadian semalam, dia tidak menyangka Bagas akan kasih dia ruangan musik miliknya sendiri.
Dia merasa hubungannya dengan keluarga Alvaro semakin membaik, yaa Alvaro akan mencoba memberikan mereka kesempatan, melihat usaha mereka selama ini sudah cukup untuk membuat Alvaro merasa senang dan nyaman, tapi untuk memaafkan rasanya itu bakalan sulit.
"Semoga aja pilihan gue sudah benar, tapi gue harus tetap hati-hati selama Aleanjing itu masih di sini" gumamnya
Alvaro menghela nafasnya kemudian tersenyum lagi menyemangati dirinya. Setelah dirasa siap memulai hari, dia keluar dari kamarnya menuju lift untuk kebawah dan akan berangkat sekolah.
Arsen yang melihat Alvaro keluar dari liftpun langsung memanggilnya.
"Alvaro" panggil Arsen dan dibalas deheman oleh Alvaro
"Sini makan dulu" ajak Arsen, Alvaro hendak menolak tapi melihat tatapan mereka membuatnya jadi tidak enak menolaknya.
Dengan secara perlahan dia melangkahkan kakinya ke meja makan itu dan menarik salah satu kursi, sedangkan yang lainnya tidak bisa menyembunyikan wajah senangnya kecuali Alea yang mati-matian mempertahankan wajah polosnya agar kekesalannya tidak terlihat.
"Kamu mau makan apa, biar abang ambilkan" ucap Andra
"Nggak usah, Gue ambil sendiri saja" Alvaro langsung mengambil nasi goreng dan langsung memakannya.
"Alea senang akhirnya kita bisa makan bersama, soalnya dulu abang Al selalu makan sendirian" ucap Alea polos mendengar itu Alvaro langsung menghentikan makannya dan menampilkan senyum yang dipaksakan ke arah Alea, karena dia lagi nggak mood debat.
"Alvaro belum dapat hadiah dari abang, Al mau apa nanti abang belikan" ucap Alkan di sela-sela makannya.
"Nggak mau apa-apa"
"Yakin?" Kalau gitu lo mau kemana?" Tanya Arsen
"Nggak mau kemana-mana"
"Kamu nggak mau hadiah lain?" Tanya Andra
"Nggak" singkat Alvaro dan langsung berdiri
"Gue sudah selesai, gue berangkat dulu" lanjut Alvaro dan meninggalkan mereka, sedangkan yang lainnya menghela nafasnya kecewa.
"Pelan-pelan ok, dia sudah mau makan dengan kita itu sudah satu kemajuan, jadi jangan nyerah" ucap Bagas menyemangati anak-anaknya.
"Iya dad" jawab mereka kompak
.
.
.
.
.
Alvaro sampai di sekolah dan memarkirkan motornya. Karena dia tidak menemukan keberadaan teman-temannya di parkiran, jadinya dia berjalan santai menuju kelasnya. Dia merasa aneh karena orang-orang memperhatikannya dan ada beberapa siswa yang menghampirinya sekedar mengucapkan selamat kepadanya.
"Alvaro selamat"
"Lo keren banget Al, selamat ya"
"Selamat Al"
Dan masih banyak lagi, Alvaro tersenyum singkat sebagai balasannya. Dia merasa kurang nyaman jadi pusat perhatian seperti ini dan semakin berjalan cepat menuju kelasnya.
Sesampainya di kelasnya dia di sambut meriah oleh teman-teman kelasnya.
"Akhirnya Alvaro datang, selamat Alvaro"
KAMU SEDANG MEMBACA
New Alvaro (end)
Teen FictionAlfanza Mahendra cowok badboy, bar- bar. Tidak ada yang tau dia merupakan penulis novel terkenal dengan nama pena Al. Bagaimana Seorang Alfanza yang Bar-bar bertransmigrasi ke tubuh seorang cowok figuran cupu dari novel yang dibuat sendiri, lebih p...