Kota Arnoida adalah kota yang paling seorang Liam Archie hindari, karena ada sebuah kenangan buruk, ia juga tidak pernah ingin berurusan dengan para penyewa bangunan di tanah milik keluarganya. Tapi sepertinya cepat atau lambat ia harus mengurus ini semua, terlebih ia perlu memastikan apakah sesuatu yang dijaganya selama ini masih dalam keadaan yang aman.
"Kenapa kamu lama sekali menjemputku?"
"Maaf, kau tahu jalanan menuju Paz Village sedang ada sedikit perbaikan, bahkan aku memaksa agar diperbolehkan lewat."
"Baiklah, bagaimana keadaan di desa itu."
"Sama seperti laporan yang kita terima, desa itu memiliki banyak rumah dengan bangunan yang masih bagus, namun sepertinya banyak rumah yang sudah tidak ditempati, namun cukup terawat dengan baik, tak jauh ada laboratorium milik perusahaan swasta Galaxy Corp dan beberapa bangunan milik mereka, dan itu sepertinya akan menjadi saingan pertama kita." Ucap Regan, sahabat, sekretaris pribadi, sekaligus wakil Liam di Archie Group.
"Saingan pertama?" Tanya Liam.
"Setelah seminggu aku berada disana beberapa kali SATUAN UNIT KHUSUS ARNOIDA (SUKA) beberapa kali berpatroli, mungkin pemerintah juga tertarik dengan desa itu."
"Sepertinya kita akan kaya raya jika melihat banyak sekali yang menginginkan desa itu, padahal desa itu milik perusahaan kita."
"Sudah setahun mereka dengan gigih tidak ingin pindah, padahal Galaxy Corp sudah bersedia mengganti harga bangunan rumah dan tempat usaha mereka."
"Mari kita lihat, berapa lama waktu yang aku perlukan untuk membuat semuanya selesai, dan setelah itu kita bisa liburan ke Jepang." Ucap Liam santai sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Sepertinya tidak akan mudah, terlebih mereka memiliki pengacara perempuan yang terkenal sangat keras kepala padahal menurutku sangat baik, sekaligus ia ketua desa itu. Saat aku datang, aku langsung ditanyai oleh dia, walau terlihat anggun tapi sungguh mengintimidasi."
"Bukankah kau juga pengacara dulunya."
"Ah memang apa hubungannya, sekarang aku harus mengaku sebagai perwakilan dari pemilik tanah, satu minggu disana terasa satu tahun, walau mereka semua sebetulnya sangat ramah. Aku merindukan Tobias." Wajah Regan menjadi sedih mengingat anak semata wayangnya.
"Aku sudah bilang, kau boleh mengajaknya." Liam terlihat kesal saat Regan mulai merajuk.
"Setidaknya dia harus memasuki waktu libur sekolahnya lebih dulu."
"Kalau begitu aku akan menyuruh orang untuk menemaninya ke sini."
"Terimakasih Liam, kau memang kesukaanku." Regan langsung memegang pundak Liam dengan wajah menggoda.
"Menjijikan! Fokuslah menyetir atau kita berdua bisa celaka karena ulahmu."
*******
Sebuah unit mess ini terlihat sudah rapih, dengan berbagai barang sudah ditata kembali, dan kulkas juga sudah terisi dengan bahan makanan. Seorang wanita masih saja terlelap di tempat tidurnya yang terlihat nyaman dengan banyak bantal dan guling disana.
"Untuk apa dia selalu meletakan banyak bantal dan guling di sekelilingnya?" tanya Millie menatap kakak perempuannya dengan bingung. Kemudian ia segera tersadar melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukan Pk 09.00
"Kakak, ayo cepat, sudah waktunya kita harus berkunjung ke Ibu, kita sudah berjanji akan datang." Millie dengan segera menyingkapkan selimut tebal yang membalut tubuh kakaknya itu, ia juga membuka gorden berwarna ungu.
"Aku mohon beri aku waktu 10 menit lagi, aku berjaga malam."
"Memangnya tidak ada laki-laki sampai kamu harus berjaga malam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED PARTNER
Romance[ ADULT ROMANCE, CEO, AGENT, AND ACTION] Paz Village merupakan desa yang diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang ada di kota Arnoida entah apa daya tariknya sehingga pemerintah turut ikut campur. Sehingga permasalahan ini semakin rumit ba...
