PART 42-PERJALANAN

21 4 0
                                    

Terdengar suara klakson, dari arah belakang kebakaran mobil itu, samar-samar terlihat Yelena disana, Liam dan Hansa segera berlari, mereka takut terjadi ledakan lainnya, setelahnya mereka masuk ke dalam mobil.

"Aku sangat takut mendengar bunyi ledakan, aku pikir itu kalian." Ucap Yelena.

"Liam selalu punya ide gila yang berhasil menyelamatkan kami." Kekeh Hansa.

"Sudah kau siapkan berita yang aku minta dalam bentuk artikel dan surat?" tanya Liam.

"Sudah, aku sudah mengirimkannya pada surelmu." Jawab Regan.

Liam tersenyum. "Dia ingin membunuh kita, tentu tidak mudah." Ucap Liam, ia segera mengirimkan apa yang sudah dikerjakan Regan pada nomor Arnold, kemudian meneleponnya.

'Kau terkejut aku masih hidup?'

'KAU?! Bukannya kau?'

'Jangan kau pikir mudah membunuhku! Artikel dan surat itu dengan mudah aku sebarkan dalam hitungan detik, bahkan remote dari bom itu masih ada ditanganku. Kalian pikir aku tidak memantau gerak-gerik kalian?'

Arnold langsung melihat ke seluruh ruangan, ia yakin seluruh CCTV sudah disadap.

'Aku sungguh-sungguh minta maaf, kami akan melakukan perintahmu sekarang, tolong kasihani dan ampuni kami.' Arnold sangat ketakutan.

'Sebaiknya kalian berhenti mencari cara membunuhku dan mulai melakukan pemutusan kerja sama itu.' Liam menutup sambungan telepon itu.

"Apa mereka sudah melakukannya?"

"Mereka sudah mulai menelepon."

"Beritahu aku setelah selesai, mereka harus merayakannya dengan makan kue." Ucap Liam tersenyum penuh arti.

Saat keempatnya sampai di lapangan terbuka, di sana sudah ada sebuah jet bertuliskan Archie Group, Hansa dan Yelena terpukau. "Apa itu milik kau?" tanya Yelena pada Liam.

"Tentu, jika dibutuhkan seperti sekarang, dia akan datang."

"Kau benar-benar tuan muda kaya raya." Hansa tidak dapat menyembunyikan ekspresi kagumnya.

Sementara Regan hanya bisa tersenyum, ia sudah sangat sering melihat dan menikmati fasilitas Archie Group.

Keempatnya disambut oleh pramugari yang melayani jet pribadi tersebut, angin yang kencang membuat Hansa mengeluarkan syal pemberian Liam dan memakainya, sementara Liam yang melihat itu tersenyum senang, ia segera memeluk Hansa, merengkuh gadis itu agar gadis itu lebih hangat.

"Ini kedua kalinya kau naik pesawat." Bisik Liam.

"Aku takut ketinggian," ucap Hansa.

"Tidurlah diperjalanan, kau sangat kelelahan." Liam semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku ingin melihat pemandangan, selama ada kau, keberanianku berlipat-lipat kali lebih banyak." Hansa kini mengusap tangan Liam.

Liam dan Hansa saling memandang dan tersenyum.

"Aku pikir sandiwara mereka berlanjut ke kehidupan nyata." Ucap Yelena pada Regan, mereka berdua bergandengan tangan.

"Syukurlah Liam bisa menemukan kebahagiaannya sekarang, sebagai sahabat dan rekan kerja aku turut senang."

"Kau juga harus bahagia, hanya denganku." Yelena mengeluarkan ultimatumnya sambil memeluk Regan.

"Aku selalu bahagia saat denganmu." Regan mengecup kening Yelena.

Dua pasangan itu tengah berada dalam perasaan cinta yang memuncak, siapa saja akan iri dengan keromantisan yang mereka tunjukan.

"Selamat malam Tuan Liam, Tuan Regan, dan nyonya-nyonya, kami siap melayani Anda." Ucap seorang pramugari dengan pakaian yang berbeda, sebab ia kepala pramugari.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang