PART 15-MABUK DAN LUPA

73 3 0
                                        

Unit apartemen yang Yelena sewa cukup nyaman, terdapat satu kamar tidur dan satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu kecil, sempurna pikir Yelena, ada balkon juga yang pemandangannya langsung menghadap ke pantai, ia sekarang sedang menikmati secangkir teh. Beruntungnya semua pekerjaannya bisa selesai walau ia harus mengorbankan waktu makan dan mandinya, ia sangat stress sekarang. Saat melihat jam waktu masih menunjukan pukul 7 malam, ia mungkin akan mengajak Millie untuk pergi makan malam bersama. Tanpa kehadiran Hansa disini terasa sepi, biasanya Yelena akan mengganggunya, disaat Hansa di mess.

Dengan dress selutut dan cardigan, Yelena segera menuju lobby apartemen dan memanggil orang yang menyewakan jasa tumpangan.

Hanya butuh waktu 10 menit untuk Yelena tiba dirumah Millie, ia segera turun setelah membayar sesuai tarif.

Ternyata pintu terbuka, Yelena mengetuknya dan langsung disambut semangat oleh Millie. "Kak Yelena! Ayo masuk!"

"Wah aku mengganggu waktu kalian, maafkan aku." Ucap Yelena saat melihat Aiden sedang bermain dengan kucing abu-abu.

"Sama sekali tidak kak, kebetulan aku baru selesai memasak, mari kita makan bersama."

"Baiklah, aku rindu masakanmu yang enak."

"Millie memang pandai memasak, ku dengar kakak juga, kenapa kalian tidak membuka kedai makanan?" tanya Aiden.

"Ide bagus, jika aku keluar dari pekerjaanku mari kita membuka kedai makanan." Ucap Yelena terkekeh.

"Baik, aku setuju!" teriak Millie bersemangat.

"Ah kalian tampak serasi, dan anak kucing itu? Kalian memeliharanya?" tanya Yelena.

"Iya, Millie kesepian disini." Ucap Aiden.

"Aku sudah bilang pada Hansa agar dia tinggal saja disini, tapi ia tidak mau."

"Dia sebenarnya sama seperti Ibu, keras kepala." Millie mengerucutkan bibirnya.

"Semoga suatu saat dia mau ya,"

"Aku harap begitu, ah ayo kita segera makan, Aiden berilah Miden makan." Ucap Millie memberikan perintah.

"Dia sudah kenyang, aku sudah memberinya makan tadi, kau mau dia gendut? Sudah cukup untuk hari ini."

Yelena seperti melihat dua pasangan suami istri yang berdebat karena anak, dan itu membuat Yelena menahan tawanya. "Miden?"

"Nama kucing itu kak, gabungan nama kita berdua." Ucap Aiden merangkul Millie.

"Wah kalian, aku tidak percaya kalian tidak pacaran, cobalah, setidaknya kalian tidak akan menyesal."

"Aku sudah menyatakan cinta tapi ditolak. Millie mau pacaran setelah jadi mahasiswa..." ucap Aiden pasrah kemudian segera duduk di meja makan.

"Kau ini! Membuatku malu saja!"

"Millie, dengarkan aku ya. Jika cinta maka jujurlah, jangan menunda, bagaimana kalau Aiden direbut oleh orang lain? Kau rela?" tanya Yelena, apa sebaiknya ia jadi perantara dari dua orang remaja yang saling jatuh cinta ini?

"Tidak!" jawab Millie cepat, hal itu membuat Aiden menatap Millie tak percaya.

"Nah kalau begitu kalian harus secepatnya meresmikan hubungan ya, aku akan tunggu traktirannya."

"Kakak..." Millie seperti malu-malu.

"Kakak akan menjadi orang pertama yang kami traktir, tentunya Kak Hansa juga." Ucap Aiden cepat.

Yelena tertawa bahagia. "Baiklah-baiklah, mari kita makan, selamat makan."

Setelah makan Yelena berniat untuk langsung pulang setelah berbincang-bincang, Yelena merasa dirinya jauh lebih baik, ternyata bergabung dengan anak remaja bukanlah hal yang buruk, tapi ia harus segera pulang, ia akan memberikan Millie dan Aiden waktu agar mereka bisa lebih terbuka pada perasaan mereka masing-masing.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang