Hari ini merupakan tepat seminggu semenjak Regan pergi, koridor apartemen milik Yelena terasa sepi, langkah kakinya berat memasuki apartemen, semenjak kepergian Regan tidak ada lagi yang menyambut Yelena ketika lelah bekerja, belakangan ia memang harus bolak-balik ke SUKA untuk menyelesaikan seluruh pekerjaannya, hari ini ia resmi mengundurkan diri sebagai anggota SUKA.
Yelena memasukan password apartemennya, ia sangat terkejut. "Astaga! Kau mengagetkanku!" teriak Yelena memegang dadanya, ia bahkan sampai mundur selangkah.
"Mau minum soju bersama?" tanya Hansa yang mematikan lampu tapi menyorot wajahnya dengan senter ponsel
"Kau sudah gila ya?!" teriak Yelena kemudian menyalakan lampu.
"Sepertinya begitu." Hansa terkekeh.
"Mengapa kau memakai syal dimusim panas?" tanya Yelena kini duduk didepan Hansa.
"Aku hanya ingin, apa tidak boleh?"
"Terserahmu lagipula itu milikmu, aku ingin melihat anak-anakku dulu." Yelena kini menuju ke kendang. Hansa memperhatikan Yelena yang sedang mengusap kedua hamsternya.
"Jadi itu anakmu dengan Regan?"
"Ya, lucu kan mereka." Hansa hanya bisa terpaku, memang selama seminggu kemarin Yelena dan dirinya lebih memilih tinggal bersama terkadang di apartemen ini dan kadang dirumahnya, Yelena terlihat sangat merindukan kekasihnya itu tapi mereka seringkali melakukan video call atau saling menelepon, tidak seperti Hansa.
Kemarin setelah kejadian dengan Max, Hansa diberitahu oleh Yelena, Yelena diberitahu oleh Regan, kalau Liam menelepon namun yang mengangkat Max, setelahnya Liam jadi kesal. Hansa tidak enak hati untuk meneleponnya balik, tapi ia berjanji akan menghukum Max karena sudah menghapus riwayat panggilan dari Liam, mengapa juga laki-laki itu harus menghapusnya.
"Ah kalian pasti merindukan Ayah ya, doakan semua urusan Ayah lancar sehingga dapat berkumpul dengan kita bertiga." Ucap Yelena.
"Astaga...astaga...sahabatku sudah mulai gila karena cinta." Hansa menggeleng dan mendekat pada kedua hamster itu.
"Daripada kau rindu Liam tapi hanya bisa menangisinya saja."
"Kau! Jangan asal bicara! Siapa yang merindukan Liam?!" ketus Hansa.
"Saat pagi itu aku menemukanmu habis mabuk, kau memanggil-manggil nama Liam dan menyuruhnya segera pulang, apa namanya jika bukan rindu?! Sudahlah jangan mengelak!" ketus Yelena.
"Itu... itu... karena aku hanya ingin permasalahan Galaxy cepat selesai, makanya aku mengigau menyuruh Liam pulang." Jawab Hansa mencari alasan.
"Yah terserah padamu, aku ingin mandi, jadi aku titip anak-anakku sebentar ya." Yelena kini berjalan menuju kamarnya.
Setelah 20 menit berlalu, Hansa masih saja bosan mengganti berbagai channel di televisi milik Yelena, ia juga sesekali melihat kedua hamster peliharaan sahabatnya itu. "Ah segarnya! Senang sekali aku bisa terbebas dari SUKA!" teriak Yelena sambil berjingkrak dan meninju tangannya ke udara.
"Kau akan bekerja apa?" tanya Hansa saat Yelena sudah duduk disampingnya.
"Aku akan membuka usaha secara online, mungkin dibidang makanan."
"Begitu ya..." Hansa mengetukkan jarinya-jarinya di pahanya.
"Kalau kau?"
"Aku ingin melamar di kantor, mungkin setelah semua ini selesai."
"Itu memang cita-citamu, bukan?"
"Ya, tapi dulu untuk memenuhi kebutuhan Ibu dan Millie." Kini Hansa menghela nafas berat, membuat Yelena segera memeluk sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED PARTNER
Romance[ ADULT ROMANCE, CEO, AGENT, AND ACTION] Paz Village merupakan desa yang diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang ada di kota Arnoida entah apa daya tariknya sehingga pemerintah turut ikut campur. Sehingga permasalahan ini semakin rumit ba...
