PART 45-ROMANSA

30 4 0
                                    

Langit sore masih sangat indah, Liam kini melihat Hansa duduk sambil membuka ponselnya, saat Liam mengintip rupanya Hansa sedang mencari tempat-tempat liburan di Amerida, kemudian ia mencatatnya pada selembar kertas.

"Kita akan pergi ke semua tempat itu jika kau mau." Liam mengagetkan Hansa dengan duduk disamping dan merangkul wanita itu.

"Ish kau menyebalkan, mengapa mengintip seperti itu?!" Hansa langsung mengambil kertas berisikan tulisannya.

"Kita punya waktu beberapa hari, semoga kita bisa pergi ke semua tempat yang kau mau, aku akan mengambil cuti."

"Kau sudah banyak mengambil cuti, aku akan minta Yelena menemaniku."

"Aku sudah meminta Regan untuk cuti walau ia tetap ingin bekerja, tapi aku berhasil membujuknya, aku kasihan mereka belum pernah menikmati masa pacaran karena membantu kita." Ucap Liam.

Hansa langsung cemberut. "Itu artinya kita juga harus menikmati waktu berdua." Liam kini membawa Hansa ke dalam pelukannya.

"Kita harus secepatnya menyelesaikan ini, agar kalian bisa kembali ke kehidupan normal kalian." Ucap Hansa.

"Bagaimana jika aku memintamu tinggal disini, bersamaku?" tanya Liam, pertanyaan itu sontak membuat jantung Hansa berhenti.

"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, jawablah ketika hatimu sudah yakin, aku tak ingin kau mau karena tak enak hati atau paksaan."

Hansa mengeratkan pelukannya, pria yang memeluknya kini bagai malaikat yang Tuhan kirimkan padanya, ia sangat berterima kasih untuk itu.

"Aku ingin berenang, kau mau menemaniku?" tanya Liam.

"Tentu." Jawab Hansa.

Liam langsung menggendong Hansa. "Hei! Turunkan! Aku akan berganti pakaian renang dulu." Ucap Hansa menepuk pundak Liam.

"Kau bisa berenang dengan baju apapun." Ucap Liam tersenyum.

Liam menggendong Hansa menuju kolam renang pribadinya yang dekat dengan kamarnya. Setelah sampai Liam menurunkan Hansa membuat gadis itu tidak seimbang, Liam segera memeluknya. "Kau ini sangat menggemaskan." Liam mencium pipi Hansa berulang kali, kemudian mereka melangkah masuk ke area kolam renang, Liam menuntun Hansa, takut wanitanya terjatuh.

Ketika berada didalam kolam, mereka berdua mulai berenang, canda dan tawa menghiasi dua insan dibawah langit sore berwarna jingga. Ketika mereka sudah melakukan berbagai macam gaya renang, akhirnya Hansa menepih karena lelah.

"Kau lelah?" tanya Liam mendekatkan dirinya pada Hansa.

"Ya, aku mulai kedinginan, aku akan naik lebih dulu, jika kau masih ingin berenang." Ucap Hansa, Liam kemudian mengangguk. "Aku akan menyusul." Ucap Liam.

Hansa mulai menaiki tangga kolam renang, dress yang ketat di tubuhnya saat ini membuat lekuk tubuhnya yang sempurna itu tercetak dengan jelas, Liam yang melihatnya sangat kepanasan, ia kini menyadari pesona Hansa berkali-kali lipat lebih menarik perhatiannya, ia sudah tidak bisa lagi menahan diri.


"Hansa, bisakah kau kemari? Kakiku sepertinya kram." Ucap Liam meringis. Hansa yang khawatir langsung kembali masuk ke dalam kolam renang.

Saat Hansa sudah mendekat, Liam segera memeluknya. "Aku minta maaf telah membohongimu, aku sangat menginginkanmu sekarang." Ucap Liam menatap mata Hansa teduh.

Hansa terdiam kemudian mengangguk sebagai jawaban, ia memejamkan matanya. Liam mulai beraksi, ia mendorong Hansa dengan lembut menyentuh tembok yang ada di sisi pinggir kolam renang, mencium gadis itu dengan panas, tangan Hansa sudah dikalungkan di leher Liam, Liam menaikan kedua paha Hansa melingkar di dekat perutnya. Mereka berdua saling berciuman, sama-sama menuntut, sampai akhirnya keduanya juga kehabisan nafas, Liam menjauhkan kepalanya sesaat, beralih pada leher jenjang Hansa, memberikan banyak tanda kepemilikan disana, Hansa memejamkan mata, setelah Liam sudah selesai, ia menatap bibir Hansa, bibir itu bengkak dan kemerahan karena ulahnya, ia tersenyum, kemudian perlahan ia melangkah naik dari kolam renang.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang