PART 55-BALAS DENDAM

54 5 0
                                    

Brie kini hanya tinggal menetap di dalam rumah mewahnya, ia bahkan sibuk merawat tanaman-tanamannya. Sambil menunggu perintah selanjutnya dari Max, saat ini semua aksesnya dibatasi oleh Liam dengan kekuatan Archie Group sehingga ia pun hanya bisa menunggu Max untuk mendapatkan akses bepergian ke luar negeri agar mereka bisa melarikan diri.

"Kau sudah mendapatkan cara untuk kabur?" tanya Brie saat Max berkunjung.

"Sudah, akhir minggu ini akan ada kapal pengangkut yang bisa mengantarkan kita ke negara Moa, itu adalah negara terjauh sekaligus di sana ada sebuah anak perusahaan Galaxy yang masih dalam tahap merintis, itu tidak akan terlacak."

"Baiklah, kalau begitu dimana selama ini kau tinggal?" tanya Brie menghidangkan sebuah teh.

"Aku berpindah-pindah agar Liam tidak bisa melacak, sebaiknya kau perketat keamanan di rumahmu."

"Aku akan menyewa beberapa pengawal, mereka akan tiba lusa, bagus, sebaiknya kita jangan sampai terlacak."

"Apa saat kita pindah kau akan membawa semua tanaman mahalmu?" tanya Max.

Brie terkekeh. "Mungkin beberapa, aku tidak bisa meninggalkan mereka yang sudah seperti anakku."

Max tersenyum. "Aku pamit, jaga dirimu, sampai bertemu di akhir minggu."

Brie mengantar Max keluar dari rumahnya, setelahnya ia kembali fokus merawat tanaman-tanamannya. "Aku tidak akan meninggalkan kalian, kalian tidak boleh sengsara, aku membeli kalian dengan tetesan darah dan keringat." Ucap Brie tersenyum.

Malam harinya, Brie terbangung saat melihat sekelebat bayangan orang-orang masuk ke rumahnya, Brie segera mengambil sebuah pistol, ia pun berjalan pelan, sambil melihat ke arah televisi pengawas yang terhubung dengan CCTV, betapa terkejutnya ia melihat sekelompok orang sedang menyirami rumahnya, dibagian dalam maupun luar, ia harus segera kabur, ia akan membawa dua tanaman termahalnya.

Saat sampai di pintu, Liam menghadangnya. "Kita bertemu lagi..." ucap Liam.

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Brie, Liam tersenyum sinis, dan memberikan kode agar anak buahnya mengikat Brie di kursi.

Liam mengambil dua pot tanaman Brie. "Jangan! Aku mohon jangan mereka!" teriak Brie, Liam semakin suka saat mengetahui kelemahan musuhnya.

"Kau adalah otak dari Max, kau yang menyarankan Max untuk melakukan tindakan ekstrim, apa kau tidak sadar akibat ulahmu banyak orang mati dan menderita. Aku juga sudah menyelidiki, kau yang menyuruh orang hampir membakar habis Paz Village, beruntungnya aku tak kalah cepat darimu.

Liam membanting kedua tanaman itu dan menginjaknya sampai hancur. "TIDAK!" Brie menangis dan menjerit, tapi Liam sungguh tidak peduli,

Para anak buah Liam justru menyiramkan lebih banyak lagi minyak tanah ke sekitar Brie, kemudian mereka pergi.

"Silakan nikmati malam yang panjang bersama semua tanamanmu." Ucap Liam kemudian membalikan badan.

"Aku mohon maafkan aku, aku mohon, aku akan membantumu mulai sekarang tapi tolong ampuni aku." Teriak Brie, Liam tak mau mendengar apapun lagi, jadi ia menutup pintu.

Dengan berjalan santai, ia pergi meninggalkan kediaman Brie, dan melemparkan sebuah pemantik api, setelah melihat semuanya mulai terbakar dan ada suara jeritan, Liam membalikan tubuhnya dan berjalan menjauh.

*******

Pelabuhan sudah ramai sekali di pagi hari, banyak orang hilir mudik membawa berbagai kebutuhan dan juga berbagai barang mulai dari yang kecil, sedang dan besar. Max sedang menunggu kapal yang akan mengangkutnya, setelah mendengar kejadian dari Brie, rasa takutnya semakin tinggi, beruntunglah ia punya banyak simpanan, ia juga tidak bisa kembali ke Galaxy untuk saat ini karena Liam telah menuntut perusahaan itu, tapi ia berjanji, ia akan segera kembali dan membalaskan dendamnya.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang