PART 12-RAHASIA

32 2 0
                                    

Sudah 5 hari berlalu dan suasana rumah yang sekarang ditempati Hansa dan Millie masih saja sama, sepi, mereka hanya tinggal berdua tanpa kehadiran ayah dan ibu mereka.

Millie sedang tertidur di kamar yang dulu ditempati oleh dirinya dan Hansa, sementara Hansa justru sibuk membaca dokumen-dokumen peninggalan ibunya, semua dokumen itu terlihat tidak beraturan padahal ibunya adalah seseorang yang sangat mengutamakan kerapihan sama seperti Millie. "Apa mungkin ada yang masuk ke rumah ini sebelum Ibu pergi ke desa sebelah?" tanya Hansa melihat beberapa posisi tempat penyimpanan dokumen yang berantakan.

Gadis itu sangat penasaran, mengapa banyak dokumen yang ibunya pernah tunjukan padanya tapi tidak tersimpan disini, apa mungkin ada di komputer? Ia mendekat pada komputer ibunya dan mulai menyalakannya, semua file kosong, apa komputer ini telah di format? Tapi siapa yang memformatnya? Apa mungkin kematian ibunya pun sudah direncanakan oleh seseorang?

Hansa pun berniat untuk mencari dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan kasus Paz Village, namun saat ia bangkit berdiri, kalung mendiang ibunya terjatuh, dan liontinnya terbuka, Hansa buru-buru mengambilnya. "Memory card?" tanya Hansa saat melihat sebuah memory card kecil di dalamnya.

Dengan berlari kecil, ia segera menuju ke ruang tamu, membuka laptopnya dan memasukan memory card tadi ke dalam laptop, ada banyak sekali file disini, ada yang berjudul keluarga, teman, masa kuliah, pengacara, dan Paz Village. Hansa membuka gambar demi gambar, ibunya memang selalu romantis, ia menyimpan semua foto dirinya dengan ayah Hansa, foto keluarga mereka, foto saat Hansa masih kecil dan Millie yang masih bayi, melihat semua foto itu membuat Hansa meneteskan air matanya. "Ibu..." lirihnya.

Banyak sekali foto yang ibunya simpan itu, sampai akhirnya ia menemukan sebuah file dengan nama yang aneh.

'Obat untuk Hansa dan Liam'

Hansa membelalakan matanya, obat untuk dirinya dan Liam, apa maksud ibunya, dengan cepat ia mengarahkan kursor dan membuka file itu.

Terdapat banyak sekali dokumen, ada beberapa gambar sepertinya bukti dari kasus Paz Village, dan file terakhir bertuliskan Dear HML.

Aneh menurut Hansa, mengapa ada nama Liam disana.

Dear Hansa, Millie, dan Liam,

Aku berharap jangan sampai kalian membaca surat ini karena artinya aku tidak bisa menyampaikan secara langsung apa yang ingin aku katakan. Maaf jika aku keras kepala pada kasus Paz Village, aku harap kalian mengerti.

Untuk Millie, semoga kau bahagia dan sukses menjadi ilmuwan hebat ya, aku akan selalu mendukung dan mendoakanmu, sayangilah Hansa selalu, karena kakakmu begitu menyayangimu sama seperti Ayah dan Ibu menyayangi kalian. Aku rasa Aiden adalah laki-laki yang baik, semoga kalian berjodoh jika tidak pun berteman akan sangat baik.

Untuk Hansa, maaf ya kalau Ibu sudah menjadi Ibu yang gagal untukmu selama 3 tahun ini, tapi sungguh Ibu sangat menyayangimu dan Millie, Ibu berharap kau akan menemukan bahagiamu, kau ingin sekali kerja di kantor bukan? Menjalani hidup normal dan memiliki keluarga yang bahagia, Ayah dan Ibu selalu mendoakanmu, Nak. Ibu harap setelah ini Ibu tidak akan menyulitkanmu, tetaplah bersama Liam, Ibu pikir kalian akan menjadi rekan dan teman yang hebat, dan jika Liam memerlukan bantuanmu, bantulah dia, dan jika ia memerlukan sesuatu tentang kasus Paz Village berikan file ini.

Untuk Liam, semoga kau memenuhi janjimu ya.

Untuk Hansa dan Liam, Paz Village bukan hanya sekedar desa. (Archie, Gina, Frans, and Jude)

Salam sayang,

Jude

Berulang kali Hansa mencoba memahami tulisan ibunya namun ia sama sekali tak mendapat jawaban apapun atas apa yang ibunya tulis mengenai ia dan Liam juga desa ini.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang