PART 18-RUMOR

24 3 0
                                    

Rumor kedua yang kembali beredar adalah Liam yang memiliki hubungan khusus dengan Hansa, lebih dari rekan dan teman, rumor itu diperkuat dengan kabar Jude yang sebelum meninggal telah menjodohkan Liam dan Hansa.

Sekarang para warga sedang sibuk mengintip dan mengikuti Liam yang pagi-pagi sekali sudah berkunjung ke rumah Hansa, bahkan laki-laki itu membawakan sebuket bunga.

Setelah mengetuk pintu, Hansa membukakannya, para warga kini terpecah menjadi dua sisi, yang satu di sisi kiri rumah dan yang satu di sisi sebelah kanan. "Kau sudah datang?" tanya Hansa.

"Ya aku membeli bunga ini dulu saat berolahraga pagi tadi, Millie memesannya."

"Ah dia sekarang seperti adikmu, bukan adikku."

"Karena kakaknya tidak perhatian." Ejek Liam.

Hansa yang kesal bersiap menutup pintu namun ditahan oleh Liam. "Aku muak denganmu!"

"Kau ini mudah sekali tersinggung, aku hanya bercanda. Tolong berikan ini pada Millie ya, sepertinya dia sudah pergi magang."

"Baik Tuan Liam yang terhormat, silakan masuk." Hansa dengan nada mengejeknya.

Liam masuk dan melihat ada semangkuk sup di meja. "Ah kau sedang sarapan, kebetulan sekali aku sangat lapar." Baru saja Liam akan mengambil mangkuk itu tapi Hansa menajamkan matanya. "Tidak bisa! Millie hanya membuatkannya untukku."

"Kalau begitu kau harus memasakan makanan untukku, aku tidak bisa berpikir jika lapar." Liam memegang perutnya.

"Aku tidak bisa memasak." Jawab Hansa enteng.

"Astaga, aku turut bersedih pada suamimu nanti, bagaimana mungkin ia akan menikahi wanita sepertimu." Setelah ucapan Liam, Hansa mengepalkan tangan dan bersiap menghajar wajah Liam namun ia menghindar.

"Apa standar seorang wanita harus bisa memasak?!" ketus Liam.

"Dia pasti akan sering menghabiskan uangnya diluar."

"Aku akan mengusirmu jika kau terus begitu!" ketus Hansa.

"Setidaknya masaklah yang mudah, aku lapar sekali."

"Kau ini merengek seperti anak kecil, tunggu disini, aku akan buatkan ramen." Hansa menghentakan kakinya dengan wajah masam menuju dapur.

Liam menatap Hansa yang sedang memasak, tubuhnya yang mungil dan ramping membuat ia terlihat cekatan di dapur, Liam memang tidak terlalu ambil pusing jika seorang wanita tidak pandai memasak, itu tidak penting. Senyum perlahan terukir di wajah Liam, ia selalu bermimpi memiliki seseorang yang bisa mengisi hari-harinya bukan hanya tentang hal romantis namun juga mengerti pekerjaannya, mengerti bahwa ia terkadang hanya butuh candaan, ia membutuhkan wanita yang terus berada disampingnya dan selalu mencintainya. Pekerjaan Liam memang mengharuskannya menjadi seseorang yang kejam, maka ia butuh wanita tangguh bersamanya. Liam menghukum manusia-manusia kotor dengan pembalasan dendam yang keji, bagi Liam mereka pantas mendapatkannya setelah apa yang mereka perbuat

"Tara... sudah jadi, ramen buatanku adalah yang terbaik menurut keluargaku." Ucap Hansa menghidangkannya.

" Ucap Hansa menghidangkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang