PART 35-KEBAKARAN

23 4 0
                                    

Saat pagi hari Hansa sudah terbangun, tubuhnya sakit semua karena tidur beralaskan karpet tipis, ia segera meminta izin untuk ke toilet, saat sudah sampai ia masuk ke salah satu bilik, Hansa segera mengeluarkan pena yang diberikan padanya, ia mengusapnya sembari berpikir, apa bisa ia secepatnya keluar dari sini, dan setelah itu apa yang harus dia lakukan agar bisa menghancurkan Galaxy Corp dan mengungkap bahwa mereka adalah pembunuh Ibu dan Adiknya.

Semua bermula dari Max, ia harus menemukan orang-orang kunci yang ada disekeliling Max, kemudian membuat mereka mengakui perbuatan mereka, ia juga harus mengumpulkan berbagai bukti sebagai penguat untuk menjatuhkan Max, namun apakah semua itu bisa ia lakukan mengingat kekuasaan Max di negara ini sangat kuat, bahkan ia juga melihat banyak anggota SUKA disekitarnya, apa mungkin Max juga mampu mempengaruhi hukum di negara ini?

Semua masalah ini membuat kepala Hansa berdenyut, perlahan air matanya menetes, disisi lain ia sudah berjanji untuk menjadi kuat, ia tak ingin menangis lagi karena ia harus membalaskan dendamnya, ia tak boleh lemah sedikitpun, setidaknya ia harus hidup untuk membalas kematian Ibu dan Adiknya.

*******

Liam dengan cepat memarkirkan mobilnya di tempat rongsokan barang bekas, dengan kemeja berwarna tosca pastel, dan celana panjang berwarna putih, ia berjalan sambil menatap tajam ke arah mobil yang telah diletakan pada mesin penggepeng besi yang sangat besar, di dalam mobil itu terdapat seorang laki-laki yang diikat dengan kuat.

Regan dan beberapa anak buah dari perusahaan cabang Archie Group sedang menatap orang yang terus saja berteriak sedari tadi namun mulutnya ditutup oleh lakban hitam. Saat Liam datang mereka segera membungkuk sopan.

"Apa dia sudah mau berbicara?"

"Belum, ia masih saja mengumpat, padahal mobil sudah menekan sebagian atap mobil." Jawab Regan.

"Ah seharusnya jika dia tidak berguna langsung saja kita tekan alat penggepeng besi ini dengan cepat."

Langkah Liam membuat seorang laki-laki di dalam mobil itu berusaha berteriak sangat kencang dan meracau, Liam menekan tombol hijau yang ada di panel kontrol, namun setelah beberapa detik ia menghentikannya, karena suara dari laki-laki itu semakin kencang.

"Ah sepertinya kau sudah mau memberikan informasi ya?" kekeh Liam kemudian segera membuka lakban hitam di mulut laki-laki itu.

"Untuk apa kalian menyiksaku? Aku sama sekali tidak mengerti apa maksud kalian dengan penembakan Tuan Cleo, bukannya seorang wanita telah membunuhnya."

Liam yang kesal karena wanita yang dimaksud merujuk pada Hansa, langsung saja ia meninju wajah laki-laki itu.

"Benar, aku hanya tahu itu saja." Ucap laki-laki itu menahan rasa sakit karena sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Liam melangkah cepat menekan tombol hijau itu lagi, terdengar teriakan. "Tunggu!"

Liam kini menekan tombol merah. "Aku...aku hanya pernah mendengar kalau salah satu anggota khusus yang pandai menembak diminta untuk ikut Nyonya Brie pergi di hari kematian Tuan Cleo, mereka terlihat sangat buru-buru, dua orang mengawal mereka, setelahnya aku tidak tahu apa-apa."

"Kau tahu siapa orang yang pandai menembak itu?" tanya Liam.

"Aku hanya tahu namanya saja."

"Apakah dia ada di markas hari ini?"

"Aku tidak tahu."

"Kau yakin tidak tahu? Atau tidak mau memberitahu?" tanya Liam menekan tombol hijau sehingga terdengar teriakan.

"Ya...ya...seingatku dia datang hari ini tapi ia datang dan pergi sesuka hati, jadi aku tidak tahu pasti."

"Berikan aku alamat markas mereka, kirim beberapa orang bersamaku, kita akan menangkap dia hari ini." Ucap Liam pada Regan.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang