EPILOG

75 7 0
                                    

Beberapa bangunan kokoh dalam proses roboh, beberapa diantaranya dekat sekali dengan Paz Village, semua warga bersukacita karenanya, walaupun jadi banyak suara bising yang menemani keseharian mereka, tapi tak apa, mereka senang.

Seseorang baru saja turun dari mobil sport mewah berwarna putih miliknya, ia tersenyum dan segera keluar dari mobil, dengan setelan tuxedo biru dan kaca mata hitam ia berjalan melintasi bangunan-bangunan yang sudah tak utuh itu. Kemudian ia berdiri tak jauh dari sana sambil mengawasi semuanya berlangsung. Itu adalah Liam Archie, setelah dua bulan pernikahannya dengan Hansa, dan sesudah mereka berlibur ke negara-negara yang mereka inginkan, Liam harus menyelesaikan tanggung jawabnya, ia sudah berjanji pada Hansa setelah menumpas Max dan Brie, ia akan menghancurkan Galaxy.

Roti berisi banyak lapisan keju di tangannya menemaninya melihat seluruh pemandangan yang membuat hatinya bahagia sekaligus lega, ia bisa beristirahat sejenak setelah semua hal yang sudah berhasil ia lewati. Pertarungan sengit untuk mendapatkan wilayah dan tanah ini tidaklah mudah, ada banyak pengorbanan yang harus dilakukan, tiap tetesan air mata, amarah, bahkan kehilangan demi kehilangan mengiringi perjalanan ia dan Hansa sampai di titik ini.

Semua sejarah tentang wilayah ini akan selalu ia simpan baik-baik dalam ingatannya. "Selamat Pagi Pak, kebetulan bapak sedang ada disini, saya ingin melaporkan tentang pekerjaan yang ada disini." Seorang laki-laki dengan helm proyek muncul dan tersenyum seraya menyapa dan bertanya.

"Kapan semuanya akan selesai?"

"Kurang lebih 3 bulan lagi."

"Saya menunggu laporan kamu yang terbaru, cepat selesaikan agar warga tidak terganggu."

"Baik pak, saya permisi." Laki-laki itu tersenyum meninggalkan laki-laki dengan tuxedo biru tersebut.

"Sebentar lagi semuanya akan benar-benar hancur berkeping-keping, tidak boleh ada yang tersisa sama sekali." Ucap laki-laki itu tersenyum.

"LIAM ARCHIE! Ini minummu, mengapa kau selalu saja tidak sabaran huh?!" teriak Hansa dengan suara melengking yang lucu membuat Liam tersenyum lebih lebar dan segera memutar badannya, terlihat Hansa dengan perutnya yang sudah membesar membawakan dua botol air mineral.

"Kau yang selalu lama, aku sudah menunggu dari tadi!" Liam sengaja menggoda Hansa, semenjak memasuki usia hamil tua, Hansa menjadi lebih sensitif, tapi Liam jadi senang mengusilinya.

"Aku lama karena ini, dan ini salahmu! Kalau begitu akan aku buang!" Dengan ekspresi cemberut sambil menunjuk ke arah perut kemudian ke arah minuman yang dibawanya, perut Hansa memang sangatlah besar karena ia mengandung anak kembar, laki-laki dan perempuan.

"Jangan!" Liam melambaikan tangan berulang kali sambil berlari menghampiri orang yang meneriakinya tadi.

Dengan segera ia memeluknya dan mulai sekarang ia berjanji tidak akan pernah melepaskan ataupun menyia-nyiakan seseorang yang amat ia cintai, sampai kapanpun, dan dengan alasan apapun. 

Tak lama, datanglah sebuah mobil sport berwarna hitam, didalamnya sudah ada Regan, Yelena, Millie, dan Aiden serta anak kucing. "Hei cepatlah, kalian ini selalu saja pamer kemesraan, warga sudah menunggu." Ketus Yelena.

"Berhati-hatilah kak, kau sedang hamil besar." Ucap Millie.

"Baiklah, kami datang." Ucap Liam merangkul istrinya.

Sesampainya kedua mobil sport di balai desa, semua orang sudah sangat ramai, ada banyak sekali makanan. "Pengantin kita datang!" teriak Matt bahagia.

Liam melambaikan tangan. "Halo semua, bagaimana kabar kalian?"

"Kami merindukan kalian!" teriak Regan.

Para anak-anak mengalungkan rangkaian bunga pada leher Liam dan Regan, sementara Hansa dan Yelena diberikan buket bunga.

"Kita akan berpesta untuk kedua mempelai." Ibu Iris mengangkat wajannya.

Musik dinyalakan, dan para warga menarik Liam,Hansa, Regan, Yelena, Millie, dan Aiden untuk berjoget bersama mengikuti alunan lagu sambil menyuguhkan berbagai makanan dan minuman serta jajanan lain khas Paz Village. Hansa mengeratkan syal putihnya, ia ingat sekali itulah pemberian Liam yang pertama kali, Liam dan Hansa saling berpandangan dan memeluk satu dengan yang lainnya, gemuruh tepuk tangan dari warga Paz Village mengiringi keduanya.

Desa ini akan selalu menjadi tempat ternyaman untuk pulang dengan segala cerita yang ada didalamnya, akan terus terukir sepanjang zaman dan sejarah, Hansa dan Liam tidak akan pernah melupakannya, disini tempat pertama kali mereka bertemu, dan cinta mereka akhirnya berlabuh.









See you di project selanjutnya...pssttt bocorannya genre romance-fantasy yang pastinya super seruuuu!!! Nanti kalau udah siap author publish, kalian bisa baca yaaa, semoga kalian sukaaaa ❤

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang