PART 6-TEMBAKAN

44 4 0
                                    

Suasana masih sangat menegangkan, Hansa menatap pistol yang ada tepat di depan wajahnya, sedangkan Jude tidak akan pernah rela anaknya mati begitu saja, ia segera mengambil pisau milik Hansa dan menggores lengan orang yang menodongkan pistolnya pada Hansa.

"Argh!" teriak laki-laki itu, kesempatan itu digunakan oleh Jude untuk menolong Hansa, dengan cepat Hansa bangkit berdiri dan keluar bersama Jude, namun kakinya ditahan oleh laki-laki tadi, Hansa kaget, masalahnya tubuhnya sudah tidak memiliki stamina untuk melawan laki-laki itu.

Hansa terjatuh sedangkan laki-laki itu bersiap bangkit berdiri, tapi seseorang menghajar wajah orang yang bersiap menghajar Hansa. "Max!" teriak Hansa bahagia.

"Ayo cepat kita pergi!" ucap Max sambil keluar bersama Hansa dan Jude.

Seluruh warga telah berkumpul di balai desa, Jude bernafas lega dan segera bergabung di barisan. Hansa dan Max berada di garda terdepan, mata Hansa masih mencari-cari Yelena, ia tidak melihat gadis itu.

"Kau mencari temanmu?" tanya seorang laki-laki dengan penutup wajah, mereka semua menggunakan penutup wajah namun laki-laki ini memiliki senjata api yang sangat panjang.

Wajah Yelena sudah sangat ketakutan dia menggigil, tubuhnya terlihat sangat kaku, terlihat banyak bekas air mata. "Lepaskan!" seru Hansa, bahkan ia dan Max sudah bersiap dengan pistol pada tangan mereka masing-masing.

"Kami akan melepaskannya setelah kalian setuju dengan ini." laki-laki itu melemparkan sebuah kotak berbahan kertas ke hadapan Hansa.

"Tinggalkan desa ini secepatnya atau kalian tidak akan melihat perempuan ini!" teriak salah seorang.

"Dia bukan berasal dari desa ini, kenapa kalian menyandera dia! Dia tidak ada sangkut pautnya!" teriak Jude.

"Benar, lepaskan dia, atau aku pastikan kalian semua tidak selamat." Geram Hansa.

"Aku tidak segan-segan menembak!" teriak Max semakin mempersiapkan pistolnya.

Bunyi pistol yang dimasukan dan keluarkan isinya membuat suasana yang tadinya hening kembali terusik, semua mata menuju ke arah Liam dan Regan yang berjalan dengan karismatik menuju ke bagian depan Hansa dan Max.

"Berani sekali kalian mengganggu desa ini bahkan menyandera seorang gadis!" teriak Regan dengan mata yang tajam dan semirik menghiasi bibirnya.

"Siapa kalian?"

"Kalian tidak perlu tahu, lepaskan dia atau kesabaranku akan habis, karena kekacauan yang kalian buat ini."

"Kami tidak akan ..." omongannya terputus oleh karena Liam mengambil pisau yang tersimpan pada lengan Max kemudian melemparkannya tepat pada lengan orang itu.

"Agh!" orang itu tersungkur.

Regan yang diberikan kode oleh Liam segera menendang orang yang menahan Yelena, dengan segera Regan menarik gadis itu membuat posisinya ada dibelakangnya, Hansa dan Max bersiap membantu Yelena agar tidak terjatuh. Namun Regan justru mendapat serangan tak terduga sehingga membuat hidung dan pelipisnya berdarah.

Semua orang yang ada disitu kaget melihat apa yang terjadi di hadapan mereka, Liam telah melemparkan pisau dan tepat sasaran dan Regan yang terluka namun tetap menghajar orang itu bertubi-tubi. Hansa pun demikian, ia curiga sebenarnya siapa Liam dan Regan selain karena mereka pemilik tanah desa ini.

Seseorang lainnya yang melihat rekannya terluka segera bersiap menembak ke arah Hansa yang baru saja membantu Yelena kemudian beberapa ibu-ibu juga membantu gadis yang kelihatan lemas itu, Liam yang melihat itu segera menutupi tubuh Hansa dengan tubuhnya kemudian tanpa rasa takut menghunuskan pistolnya tepat kepada orang itu.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang