PART 8-MENYELIDIKI

53 3 0
                                        

Setelan lengkap ala pengacara terbalut pada tubuh Jude, ia akan menuju ke kantor Unity Grup untuk mencari tahu apa maksud mereka, kebetulan ada seorang kenalannya yang menjadi sekretaris disana, semalaman ia mencari tahu perusahaan apa itu dan sejak kapan berdiri, berdasarkan informasi-informasi dasar yang dia miliki maka ia menyimpulkan, perusahaan itu menginginkan desa ini untuk menjadi pabrik senjata. Sungguh tidak ada yang beres, Galaxy Corp ingin memiliki tanah ini untuk pabrik obat, negaranya ingin untuk kepentingan para abdi negara, dan sekarang Unity Grup untuk pabrik senjata. Lalu bagaimana nasib warga disini? Apa mereka tidak memikirkannya dan hanya membuangnya begitu saja?

"Ibu Kepala Desa, kau sudah siap?" tanya Liam yang tiba-tiba muncul ketika Jude akan keluar dari rumahnya.

"Kau?"

"Selamat Pagi Ibu Jude." Sapa Regan ramah, ia sudah ada dibalik kursi pengendara mobil.

"Aku akan ikut bersamamu, aku sudah berjanji siapapun yang ingin mengambil tanah ini akan berhadapan denganku, aku tidak bisa membiarkanmu berjuang sendirian." Liam tersenyum mempersilakan Jude melangkah lebih dulu.

"Astaga wanita tua ini diantar oleh dua pria tampan, sungguh aku terharu, kalian tidak perlu memikirkannya, aku akan membereskan ini dengan cepat."

"Lebih banyak tenaga maka lebih cepat selesai." Ucap Liam yang mendapat persetujuan dari Regan.

Setelah keduanya masuk, Regan segera menancapkan pedal gas dan mobil melaju. "Apa rencanamu?" tanya Liam yang duduk disamping Jude.

"Aku memiliki kenalan yang cukup dekat, ia menjadi sekretaris disana, kita akan bertemu dengannya, aku pikir dengan setelan seperti ini kita akan mudah masuk ke sana."

"Perusahaan itu illegal tapi bisa sangat kuat di negara ini?" tanya Regan.

"Dia bisa saja anak perusahaan," ucap Liam.

"Aku yakin ada hubungannya dengan pemerintah, memang tak bisa ku percaya lagi." ucap Jude.

"Kepercayaan itu pantas bagi orang-orang yang berhati baik, bukan picik dan licik." Begitu ucap Liam.

"Aku setuju." Ucap Jude tersenyum.

Tak lama mereka sampai di gedung bertingkat 15, mereka masuk setelah diberikan akses. "Mengapa Regan tidak ikut?" tanya Jude.

"Ia akan berjaga-jaga jika sewaktu-waktu keadaan bahaya." Jawab Liam memencet tombol lift.

"Kau sungguh pintar, aku jadi ingin memiliki seorang putra." Kekeh Jude.

"Ku lihat putrimu juga pintar, ia meminta warga berkumpul di satu titik dan tidak panik." Liam mendengar itu dari para warga.

"Dia memang hebat, aku selalu dibuat bangga padanya, dia menjaga keluarga kami dengan baik, selalu ingin yang terbaik untukku dan adiknya, dia mirip sekali dengan ayahnya, pekerja keras dan pantang menyerah, aku yang terlalu jahat padanya." Jude seperti menahan air matanya agar tidak menetes.

Hanya diam yang bisa Liam lakukan, jika menyangkut masalah keluarga rasanya ia tak patut ikut campur, dan ia menyesal mengapa ia harus memuji gadis sombong itu?

"Andai dia tahu aku memperjuangkan ini semua juga karena pesan ayahnya, kami harus menjaga desa itu dan segala isinya. Itu janji kami pada kedua orang tuamu, dan janji itu akan kami bawa berdua sampai maut menjemput." Ucap Jude yang tak sadar meneteskan air mata.

"Untuk apa?" Tanya Liam.

"Ada begitu banyak alasan, aku harap suatu saat kau, Hansa, dan Millie akan tahu."

"Millie?"

"Dia adik Hansa, gadis yang bersama dengan Hansa waktu kita pertama bertemu." Ucap Jude terkekeh.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang