PART 30-JAUH

27 4 0
                                    

Sore ini Hansa sedang berjalan-jalan sambil meminum susu pisang, ia jadi teringat seorang laki-laki yang jauh di benua lain. Sedang apa laki-laki itu sekarang? Semenjak kepergian Liam, ia memang lebih sering menghubungi Regan, sebagai wakil dan asisten pribadinya, laki-laki itu akan selalu bersama dengan Liam, jadi Hansa dapat menanyakan keadaan Liam pada Regan, ia terlalu takut jika harus menanyakannya langsung.

Kini mata Hansa terpaku pada rumah yang menjadi tempat Liam biasa memantau ruang bawah tanah, apa mungkin pekerjaan itu sudah selesai pikir Hansa?

"Permisi, Tuan apakah pintu ruang bawah tanah sudah bisa dibuka?" tanya Hansa.

"Belum nona, kami akan mencoba membukanya besok, saat ini kami baru saja menemukannya setelah melakukan pengeboran."

"Ah begitu, apakah Tuan Liam mengatakan sesuatu tentang hal ini?"

"Dia hanya meminta kami harus mengabarinya jika berhasil membuka pintu itu."

"Kalau begitu terima kasih, aku permisi."

Setelah mengucapkan salam, Hansa pun melangkah pergi. "Apa mungkin dia tak akan kembali ke sini?" Tanya Hansa.

Mata Hansa kini menatap ke rumah yang disewa oleh Liam dan Regan, wanita itu jadi memikirkan Liam beberapa hari ini, padahal baru 3 hari berlalu.

"Kau merindukannya?" suara seseorang memasuki indera pendengaran Hansa, wanita itu terkejut.

"Tidak, aku hanya kebetulan lewat." Jawab Hansa.

Merry terkekeh, dari gelagat Hansa, ia tahu bahwa Hansa merindukan Liam, sudah sangat lama Hansa menatap rumah itu. "Untuk menghilangkan rasa bosan mu, ayo kita memetik sayur." Ajak Merry, Hansa langsung tersenyum.

Ini memang akhir pekan, jadi Hansa tidak bekerja, dan Yelena harus ke rumah orang tuanya karena ibunya sedang sakit, jadi 2 hari kedepan Hansa akan bosan karena sendirian. Beruntungnya dia Merry mengajaknya untuk melakukan sebuah kegiatan yang baru. "Ayo!" seru Hansa bersemangat.

Ternyata dibelakang kedai Merry terdapat sebidang tanah yang menjadi kebun sayur-sayuran berukuran 36m. "Kau pernah berkebun?" Tanya Merry.

"Belum pernah."

"Kalau begitu ini waktu yang pas untuk belajar." Merry tersenyum.

Keduanya memetik sayur dan juga menanam bibit yang baru, obrolan ringan menemani kegiatan mereka, terkadang Hansa begitu fokus memilih sayur-sayur yang sudah siap dipetik.

Setelah dua jam lebih berkebun, Hansa dan Merry kini duduk di bagian belakang rumah Merry, disana terdapat tempat duduk yang terbuat dari beton yang dilapisi keramik. "Kau sudah sangat bekerja keras, biarkan aku memasak untuk kita berdua ya."

"Ah tidak perlu." Hansa tersenyum tidak enak.

"Sudahlah, kau kelihatan lelah sekali, tunggu sebentar ya." Merry segera masuk ke rumahnya.

Sementara itu Hansa melihat pemandangan kebun, rasanya tenang sekali, setelah semua masalah hidup yang terjadi, hari ini ia bersyukur masih diberikan nafas dan kesehatan, walau ia harus merasakan tiga kali kehilangan yang berat sepanjang hidupnya, dan ia tidak ingin lagi merasa kehilangan untuk yang kesekian kalinya.

Ponselnya berdering menandakan ada pesan masuk.

From: Regan

Liam baru saja selesai menghadiri rapat bersama ayahnya dan para petinggi perusahaan, sekarang ia bersiap untuk pulang, sepertinya ia akan tidak akan sempat untuk makan malam karena harus menghadiri pertemuan lagi dengan beberapa investor sehingga dia harus mempelajari materi presentasi, tapi aku akan coba untuk membujuknya agar mau makan.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang