PART 54-MENDEBARKAN

41 6 0
                                        

Ini adalah harinya, dimana Hansa akan mengirimkan semua bukti pada Liam, dua hari yang lalu tepat di malam hari, Hansa tidak dapat membendung rasa sedihnya, bagaimana mungkin Max sudah merencanakan akan melakukan bom di hampir semua cabang perusahaan Liam.

Terlebih Max memaksa Hansa untuk mengirimkan pesan suara pada Liam, bahwa dirinya baik-baik saja dan hanya ingin berpisah dari Liam, karena Hansa telah memilih menjalani hidup sendiri. Hansa terharu, Liam sudah tahu jika dirinya hamil, bahkan Liam memintanya untuk segera kembali dan membuka lembaran baru dengan anak mereka. Tapi, Max meminta Hansa menjawab bahwa ia akan membesarkan anak itu sendirian, Hansa tahu jika Max ingin Liam juga hancur secara perasaan, Hansa sedih karena ia adalah sumber kesedihan bagi Liam.

Sudah cukup Hansa menahan semua sakit ini, ia yakin Liam juga sedang sedih di Amerida, ia tidak akan tinggal diam, sekarang Hansa telah membawa sebuah pistol di tangannya, ia juga membawa pena pemberian Liam, ia akan mencari tempat penyewaan komputer yang tidak mencurigakan agar tidak terlacak, dan ia akan mengirimkan bukti.

Hansa berhasil kabur dari mansion Max, ia segera pergi ke toko perhiasan untuk menjual perhiasan yang melekat pada dirinya, ia akan menggunakan uangnya untuk bertahan hidup.

Setelah selesai, ia menemukan tempat penyewaan komputer, setelah membayar, Hansa mulai memasukan pena USB tersebut, ia membuat email baru, yang terpikirkan hanya username: nonatikus, kemudian ia menuliskan beberapa informasi penting dan mulai mengirimkan beberapa data pada email Liam dan Regan, juga Yelena, setelah ia memastikan semua data terkirim, Hansa harus segera kembali, sebelum Max mencurigainya.

"Hanya sebentar?" tanya pemilik penyewaan komputer, Hansa mengangguk, ia sudah memastikan komputer itu bersih dari berbagai data.

"Baiklah, "

Hansa pun memanggil taksi, dan setelahnya ia menuju kembali ke mansion Max, saat tiba di depan mansion, terlihat tak ada yang mencurigakan, Hansa bisa bernafas lega.

Namun saat Hansa mulai memasuki pekarangan, Max dan Brie serta para pengawal mereka menatap Hansa. Hansa telah bersiap dengan pistol di balik punggungnya.

"Kau habis dari mana?" tanya Max.

"Aku hanya pergi ke pusat kota untuk mencari udara segar."

Semua pengawal mengarahkan pistol ke Hansa, reflek Hansa pun menodongkan pistol. "Untuk apa kau membawa pistol jika hanya ingin mencari udara segar?"

Brie menunjukan sebuah video, dimana Hansa sedang menggunakan komputer milik Max. "Ada sesuatu yang kau cari dari komputerku?" Max menyeringai.

"Tangkap dia!" teriak Max, Hansa berlari, kebetulan saat ia menuju gerbang, taksi yang ia tumpangi masih ada di sana.

"Jalankan semua rencanamu, Brie!" Teriak Max, ia yakin Hansa telah melaporkan pada Liam. Hansa yakin Brie lah dalang dari semua yang Max lakukan, ia akan memperlambat semua rencana mereka, Hansa menembak tepat di bahu Brie.

"Argh!" Brie berteriak kesakitan, Max juga terkejut, namun Brie kembali berdiri. "Cepat tangkap dia!"

Dengan cepat Hansa segera masuk ke dalam taksi. "Pak ayo jalan, kita harus menjauh dari mereka!" Hansa mengeluarkan semua uangnya, yang penting sang supir taksi itu segera melaju.

"Hubungi polisi." Ucap Hansa membuat supir taksi itu mengeluarkan ponselnya, dan Hansa segera mengambilnya. "Ada kasus penculikan di Mansion Alba nomor 47, pelaku berjumlah lebih dari 10 orang." Setelahnya telepon dimatikan.

Terdengar suara tembakan. "Jangan hiraukan, tetap fokus menyetir jika ingin kita selamat." Ucap Hansa, kemudian suara tembakan masih terdengar jelas, mansion Max memang berada jauh dari keramaian, lebih tepatnya dekat dengan kaki gunung, jadi jauh sekali dari pemukiman untuk Hansa dapat meminta tolong.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang