PART 11-KEHILANGAN

38 3 0
                                        

Kegemparan menghampiri Paz Village pagi hari, terutama di ruang serbaguna di balai desa, tempat dimana mayat Jude kini berada, seluruh warga diliputi tangisan hebat, bahkan ada bapak-bapak yang juga ikut menangis.

Liam dan Regan yang baru saja tiba hanya terdiam, Regan tak dapat menyembunyikan kesedihannya ia membalikan badan dan menghapus air matanya, wanita yang sangat ramah dan baik hati seperti Jude harus tewas secepat ini, ia adalah orang pertama yang menyambut Regan dengan sangat baik, mengenalkan pada seluruh warga bahwa Regan adalah teman pemilik tuan tanah desa Paz.

Sedangkan Liam justru memilih duduk dekat dengan tubuh yang sudah terbujur kaku itu, sekilas ia melihat ada bekas suntikan, ia segera memotretnya tanpa semua orang sadari, ia akan memeriksa nya nanti, ia curiga kematian Jude yang sudah di diagnosa karena serangan jantung itu hanyalah sebuah pengalihan dari apa yang sebenarnya terjadi, terlebih ia selama ini juga tahu perkembangan kasus yang Jude tangani, ia juga mencari tahu bahwa perusahaan Galaxy dan Unity bukanlah main-main ingin mengambil tanah desa ini, apakah ini adalah langkah besar mereka?

"Apa Hansa dan Millie sudah dihubungi?" tanya Matt.

"Sudah, aku sudah menghubungi mereka sedari tadi, dan mereka sedang dalam perjalanan." Ucap Iris.

Tak lama terdengar deru mobil yang dipacu dengan sangat cepat, kemudian keluar dari sana Millie dan Hansa yang berlari dengan sangat kencang disusul oleh Yelena dan Aiden.

"Ibu!" teriak Millie sambil menangis, Millie sudah di luar kendali, ia terus berteriak memanggil nama ibunya.

"Ibu berjanji akan terus bersama kami? Ibu berjanji akan menemaniku sampai menikah! Mengapa Ibu berbohong?! Ibu bangunlah, aku tahu Ibu hanya pingsan." Ucapan-ucapan dari mulut Millie membuat hati Hansa hancur, sedari tadi di mobil ia hanya bisa menenangkan adiknya itu, ia menahan dengan kuat air matanya, walaupun beberapa kali tak kuasa akhirnya menetes juga, ia berusaha tenang, karena jika tidak, Millie akan semakin hancur.

Dokter menghampiri Hansa dan berbicara mengenai diagnosanya pada Jude, kemudian Hansa mengangguk dan dengan segera kembali ke dekat Millie, memeluk adik satu-satunya itu berusaha menyalurkan kekuatan yang bahkan Hansa sudah tak miliki lagi, ia merasa separuh jiwanya juga pergi bersama Ibunya, ia juga hancur sama seperti Millie. Beberapa ibu-ibu bahkan terheran melihat Hansa setegar ini, apa mungkin karena ia tak dekat dengan Jude sehingga ia terlihat lebih tenang? Hanya itu yang mereka dapat duga, padahal jauh di dalam lubuk hati Hansa, ia bagaikan sebuah gelas kaca yang tak utuh lagi.

Yelena juga meneteskan air matanya, walau ia hanya beberapa kali bertemu dengan Jude, namun wanita itu begitu hangat dan bersahaja, bahkan ia ingat kemarin Jude memberikan waktu agar ia dan Regan bisa bersama.

Saat Yelena menghapus air matanya, sapu tangan berwarna hitam terulur dihadapannya, ternyata itu dari Regan, laki-laki itu tetap menatap lurus. Yelena menatap Regan kemudian. "Pakailah," ucap Regan lembut, Yelena mengulurkan tangan mengambil sapu tangan itu.

Selang beberapa waktu, Millie sudah lebih tenang, ia diberikan beberapa gelas air dan jaket. "Aku akan mengurus pemakaman Ibu, kau jaga Millie." Ucap Hansa pada Aiden yang langsung dipatuhi oleh laki-laki itu, ia memeluk Millie dan gadis itu membenamkan diri pada pelukan Aiden.

Liam terus memperhatikan luka suntik itu, kemudian ia menghampiri dokter yang sedang berbincang dengan warga di halaman balai desa. "Dok, saya mengambil gambar ini tadi, mengapa seperti ada bekas suntikan ya di pergelangan tangan sebelah kiri Ibu Jude."

"Ah mengenai itu, Ibu Jude memang rutin menginfus diri sendiri dengan vitamin, sehingga sepertinya itu bekas suntikan yang baru." Jawab dokter itu.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih." Tapi hati Liam masih saja mengganjal, entah mengapa.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang