PART 14-PASANGAN

37 2 0
                                    

Perjalanan menuju Paz Village terasa lama sekali, Yelena sudah berada di dalam taksi dengan dua koper besar berwarna pink dan biru, lengkap dengan kaca mata hitam dan topi pantai, ia sudah sangat tidak sabar berada di desa Paz untuk menikmati liburannya, rasanya lega sekali saat pengajuan cutinya diterima selain itu pengajuan untuk bekerja dari rumah pun juga diterima oleh atasannya, betapa indah hidupnya sekarang. Ia berjanji akan mengajak kedua orang tuanya ke desa Paz.

"Maaf Nona, sepertinya perjalanan menuju gerbang desa ada perbaikan, saya tidak bisa melanjutkan perjalanan." Ucap supir taksi itu, Yelena yang sedang memainkan ponselnya langsung terkejut?

"Ah bagaimana ini, barangku sangat banyak, apa tidak bisa kita menunggu? Aku akan membayar lebih."

"Saya akan coba tanyakan apakah pekerjaannya masih lama?" tawar supir taksi itu yang langsung disetujui.

Setelah bertanya supir taksi itu memohon maaf karena pekerjaan pembetulan itu akan selesai nanti sore.

Yelena menghela nafas, baru saja ia merasa bahagia tapi sudah ada kenyataan pahit ini. Dengan segera supir taksi membantu Yelena untuk menurunkan kedua koper besarnya, ia juga membantu Yelena membawakan kedua koper itu sampai melewati proyek pekerjaan jalan itu. "Maaf aku tidak bisa mengantarkanmu sampai tujuan, kau hanya perlu membayar setengah dari tarif saja."

"Ah terimakasih banyak." Yelena segera memberikan sejumlah uang.

Setelah supir taksi itu berlalu, Yelena berjalan perlahan sambil menarik kedua kopernya, cuaca yang panas membuat Yelena meneteskan banyak keringat, ia sangat lelah, bahkan ia hampir menangis. "Kalau begini aku akan kelihatan jelek di depan Regan, ah bagaimana ini? Semoga aku tidak bertemu dengannya." Ucap Yelena memasang wajah sedih.

Telepon Yelena berdering, ia menghentikan langkahnya dan segera mengangkat telepon.

'Halo.' Ternyata itu adalah atasannya di SUKA.

'Halo Yelena, maaf mengganggu waktu liburanmu, tapi aku ingin menginformasikan sesuatu yang kurang menyenangkan.' Yelena membulatkan matanya, kesialan apalagi ini.

'Iya pak?'

'Beberapa pekerjaanmu direvisi, aku sudah mengirimkannya pada emailmu, dan pekerjaan itu harus diselesaikan sampai nanti sore, aku harap kau bisa mengerjakannya dengan baik, karena kalau tidak, aku terpaksa mencabut masa cutimu dan kau tidak bisa bekerja dari rumah.'

'Baik pak saya akan menyelesaikannya sebelum sore ini, mohon untuk menunggu.'

'Terima kasih Yelena, kau memang bisa diandalkan, kau yang terbaik, segera kirimkan kembali padaku ya.'

'Baik pak,'

Sambungan telepon terputus.

"HEI! DIA PIKIR AKU TIDAK TAHU KALAU DIA ADALAH ATASAN YANG LICIK!" teriak Yelena sambil menendang kopernya.

"DIA MEMANG TIDAK IKHLAS AKU CUTI DAN BEKERJA DARI RUMAH, SEKARANG DIA BARU BILANG APA YANG KU KEJRAKAN SALAH KEMUDIAN MEMINTA PERBAIKAN DENGAN CEPAT? DIA PIKIR AKU ROBOT?! AKU BENCI SEKALI PADANYA!" Yelena kembali menendang koper berwarna birunya itu, sehingga koper itu terjatuh dan rodanya copot.

"ARGH! BODOH KAU YELENA! Kenapa menyusahkan dirimu lagi, sudah banyak masalah yang kau dapat dan sekarang kau menambahkannya lagi."

Walaupun susah payah Yelena tetap membawa semua kopernya itu sambil berjalan perlahan. Ternyata gerbang menuju desa tidak terlalu jauh, mungkin ia bisa bertanya apakah ada jasa pengantaran barang dan orang, karena ia pun masih belum tahu lokasi apartemen yang Hansa rekomendasikan.

Dengan sedikit semangat Yelena menarik kedua kopernya, ia harus segera tiba di apartemennya untuk menyelesaikan pekerjaannya sebelum izin cutinya dicabut. Kemudian ponselnya berbunyi lagi, ia berharap akan ada berita baik, apa mungkin bosnya itu berbaik hati memberikan waktu tambahan?

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang